Monday, April 3, 2023

Renungan Mempersiapkan Diri Memperingati Jumat Agung (3)

 Hari 3

Ciuman Yudas

 

Kitab Suci: Lukas 22:47-53

Sementara Isa masih bersabda, datanglah serombongan orang yang dipimpin oleh Yudas, yaitu salah seorang dari kedua belas pengikut-Nya. Yudas maju mendekati Isa untuk mencium-Nya. Tetapi Isa bersabda kepadanya, "Yudas, dengan ciumankah hendak kauserahkan Anak Manusia?" Ketika orang-orang yang bersama-sama dengan Isa melihat apa yang terjadi, mereka berkata, "Ya Junjungan, haruskah kami menyerang mereka dengan pedang?" Lalu salah seorang dari mereka menyerang seorang hamba Imam Besar dan menetak telinga kanannya sampai putus. Tetapi Isa bersabda, "Sudahlah, jangan lagi!" Lalu Ia menyentuh telinga orang itu dan menyembuhkannya. Kemudian sabda Isa kepada imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah, dan para tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, "Mengapa kamu datang seperti hendak menangkap penyamun, karena kamu membawa pedang dan pentungan? Padahal setiap hari Aku ada di tengah-tengahmu di Bait Allah dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saatnya bagi kamu dan inilah pula saatnya bagi penguasa kegelapan untuk bertindak."

 

Seluruh peristiwa penyaliban Tuhan Isa adalah seperti suatu panggung yang menggambarkan kenyataan kehidupan manusia di muka bumi.

Sementara Isa Almasih masih berbicara, Yudas – Sang murid yang menjualNya – memimpin serombongan orang untuk melakukan rencana mereka. Yudas mendekat kepada Tuhan Isa dan menciumNya sebagai tanda untuk menyerahkan Isa. Yudas, dengan ciumankah hendak kauserahkan Anak Manusia?

Rencana Yudas sangat jitu. Dia bisa memenuhi janjinya kepada para imam dan tua-tua orang Israel. Sederhana, tepat waktu dan tepat sasaran. Mengapa Yudas bisa begitu tepat sasaran? Karena dia sangat dekat dengan Tuhan Isa. Dia tahu kebiasaanNya dan gerak geriknya. 

Selanjutnya memang para murid mencoba melawan, namun Tuhan Isa melarang mereka, karena inilah saatnya bagi penguasa kegelapan untuk bertindak. Ini bukan waktu untuk melawan atau membela diri. Tuhan Isa tahu kapan waktunya untuk membela diri, dan kapan waktunya untuk tidak melakukan apa-apa.

 

Sejarah terus berulang. Kita mungkin pernah mengalami "ciuman Yudas", ingatlah bahwa Isa Almasih pun pernah mengalaminya, namun Dia telah menang. Karena pada akhirnya Yudas memilih bunuh diri sebagai penyelesaian dari penyesalan yang tak berujung. Dia tidak bisa menikmati hasil uang hasil pengkhianatannya. Sedangkan Tuhan Isa justru berhasil mencapai Salib dan menuntaskan karya keselamatanNya dengan gilang gemilang.

  

Mari kita tidak terus menangisi "ciuman" itu. Alamilah kemenangan bersama Tuhan Isa, dan renungkanlah, mungkin kita juga mengalami seperti apa yang Yusuf tulis dalam Kejadian 50:20,” Memang dulu kamu bermaksud jahat terhadap aku, tetapi Allah mempunyai maksud baik, supaya terwujudlah apa yang terjadi hingga hari ini, yaitu terpeliharanya kelangsungan hidup banyak orang.” Dan, Paulus menulis juga dalam Roma 8:28,” Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Amin.

No comments: