Sunday, April 2, 2023

Renungan Mempersiapkan Diri Memperingati Jumat Agung (2)

 Hari 2

Di Persimpangan Hati

 

Kitab Suci: Lukas 22:39-46

Isa meninggalkan kota itu lalu pergi ke Bukit Zaitun seperti yang biasa dilakukan-Nya. Pengikut-pengikut-Nya pergi juga bersama-Nya. Setelah sampai di tempat itu bersabdalah Ia, "Kamu harus berdoa supaya jangan terkena pencobaan." Lalu Ia meninggalkan mereka di situ dan pergi kira-kira sejauh lemparan batu. Di situ Ia sujud dan berdoa,"Ya Bapa, kalau Engkau berkenan, jauhkanlah cawan minuman ini dari Aku. Tetapi janganlah kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu saja." Kemudian tampak malaikat dari langit datang kepada-Nya dan menguatkan Dia. Isa merasa sangat gelisah dan takut. Oleh karena itu, Ia berdoa lebih sungguh-sungguh. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang menetes ke tanah. Setelah berdoa, Ia kembali kepada pengikut-pengikut-Nya dan mendapati mereka sudah tertidur karena terlalu sedih. Lalu sabda-Nya kepada mereka, "Mengapa kamu tidur? Bangun dan berdoalah, supaya kamu tidak terkena pencobaan."

 

Lagu “Jangan Lupa Getsemani” (Lead me to Calvary)

Jangan lupa Getsemani, jangan lupa sengsaraNya,

Jangan lupa cinta Tuhan, pimpin ke Kalvari

Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=FSj-Vm_kzys

 

Seorang Pengkhotbah mengatakan bahwa tanpa Getsemani, tidak ada Kalvari. Gambaran tentang pergumulan berat yang dijalani oleh Anak Domba Allah sebelum Dia dengan taat seperti Anak Domba yang dibawa ke pembantaian. Yesaya mengatakan: “Ia dianiaya dan ditindas, tetapi ia tidak membuka mulutnya. Seperti anak domba yang dibawa ke tempat penyembelihan, seperti domba betina yang kelu di hadapan orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. (Yesaya 53:7)

Apa yang menjadi doaNya sewaktu di Getsemani & apa yang terjadi?

 

1.      Ya, Bapa, kalau Engkau berkenan, jauhkanlah cawan minuman ini dari Aku

Hubungan Bapa dan Anak yang menjadi satu ini, sedang di ambang perpisahan, oleh karena Sang Anak, sebentar lagi akan menanggung dosa seluruh umat manusia. Betapa memilukannya, dan betapa menakutkannya. Kalau bisa, jauhkanlah cawan murka ini daripadaKu. Hati Sang Anak sangat kacau. Di satu sisi, inilah tujuan kedatanganNya ke dalam dunia, di sisi lain, bagaimana menghadapi penderitaan ini, terlebih lagi harus seketika waktunya berpisah dengan Sang Bapa?

Di persimpangan hati ini, Sang Anak tetap mencari perkenanan Sang Bapa. “Asalkan Bapa berkenan”

2.      Tetapi janganlah kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu saja.

Kehendak Sang Anak dalam keterbatasan kemanusiaanNya. Dia akan mewakili umat manusia dalam melunasi hutang dosanya. Di titik yang sangat genting ini, apakah kemanusiaan yang menang, ataukah ke-Allah-an yang menang? Sang Anak menyerahkan kehendakNya kepada Sang Bapa dalam ketaatan. “Bukan kehendakKu, melainkan kehendakMu”

 

3.      Allah Bapa mengutus malaikat untuk memberi kekuatan kepadaNya.

 

Tuhan Isa mencari perkenanan Bapa, memutuskan untuk taat menyerahkan kehendakNya kepada Allah Bapa, dan kekuatan Sorgawi memimpinNya ke Kalvari.

 

Seringkali kita juga dalam persimpangan hati. Kalau mau ikut pimpinan Tuhan, kesulitan & hal yang tidak kita sukai sudah di depan mata. Dalam menghadapi keadaan seperti ini, biarlah seperti Tuhan Isa Almasih, prinsip kita adalah mencari kesukaan Tuhan, bukan kesukaan manusia atau diri sendiri, dan taat menyerahkan kehendak kita yang manusiawi kepada kehendakNya yang Ilahi, supaya di dalam hidup kita yang sementara, kita bisa mengerjakan sesuatu yang bernilai kekal. Maka, Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita untuk tabah melewati segala tantangan. Amin.

No comments: