Saturday, April 1, 2023

Renungan Mempersiapkan Diri Memperingati Jumat Agung (1)

 Hari 1

Supaya Tidak Terkena Pencobaan

 

Kitab Suci: Lukas 22:39-46

Isa meninggalkan kota itu lalu pergi ke Bukit Zaitun seperti yang biasa dilakukan-Nya. Pengikut-pengikut-Nya pergi juga bersama-Nya. Setelah sampai di tempat itu bersabdalah Ia, "Kamu harus berdoa supaya jangan terkena pencobaan." Lalu Ia meninggalkan mereka di situ dan pergi kira-kira sejauh lemparan batu. Di situ Ia sujud dan berdoa,"Ya Bapa, kalau Engkau berkenan, jauhkanlah cawan minuman ini dari Aku. Tetapi janganlah kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu saja." Kemudian tampak malaikat dari langit datang kepada-Nya dan menguatkan Dia. Isa merasa sangat gelisah dan takut. Oleh karena itu, Ia berdoa lebih sungguh-sungguh. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang menetes ke tanah. Setelah berdoa, Ia kembali kepada pengikut-pengikut-Nya dan mendapati mereka sudah tertidur karena terlalu sedih. Lalu sabda-Nya kepada mereka, "Mengapa kamu tidur? Bangun dan berdoalah, supaya kamu tidak terkena pencobaan."

 

Saat Isa Almasih untuk menunaikan misi penyelamatannya sebentar lagi akan terjadi. Yudas, Sang murid telah berkomplot dengan para imam dan tua-tua Israel untuk membunuhNya. Di dalam sisi ke-AllahanNya, Dia tahu dengan jelas apa yang telah dan yang akan terjadi. Lalu, bagaimana Tuhan Isa menghadapi “situasi buruk” yang sebentar lagi akan dijalaniNya?

 

1.      Seperti biasa, Dia pergi ke Bukit Zaitun untuk berdoa.

Doa, adalah kunci utama Tuhan Isa dalam menghadapi kehidupan. Doa tidak hanya Dia lakukan saat akan menghadapi pencobaan. Tetapi, Dia biasa melakukannya. Oleh sebab itu, sesampainya di tempat itu, Dia meminta murid-muridNya berdoa supaya tidak terkena pencobaan, lalu Dia sendiri, memisahkan Diri untuk bersujud dan berdoa. Di dalam pergumulanNya dalam doa, Dia mendapatkan kekuatan dari malaikat yang datang kepadaNya.

2.      Bagaimana sikap para murid? Mereka tertidur karena terlalu sedih.

Setelah Tuhan Isa selesai berdoa, Dia kembali kepada para muridNya. Dia mendapati mereka sedang tidur. Para murid tertidur bukan karena malas, tapi karena terlalu sedih. Keadaan saat itu, mungkin sudah sangat mencekam, Tuhan Isa pun telah menubuatkan bahwa Petrus akan menyangkaliNya. Para murid sangat sedih dan mereka tertidur.

 

Cara Tuhan Isa menghadapi pergumulan dan supaya tidak jatuh ke dalam pencobaan adalah “berdoa”. Dia katakan dua kali “"Kamu harus berdoa supaya jangan terkena pencobaan." dan "Mengapa kamu tidur? Bangun dan berdoalah, supaya kamu tidak terkena pencobaan."

 

Kita tahu bahwa, hasil dari berdoa, Tuhan Isa dengan tabah menunaikan karya penyelamatanNya di atas kayu Salib “sendirian”, sedangkan para murid lemah tidak berdaya. Mereka tidak mampu hanya untuk membantu mengangkat salibNya, sehingga seorang Simon dari Kirene yang melakukannya, atau pun untuk menguburkan Dia dengan layak, sehingga seorang Yusuf dari Arimatea yang melakukannya. Apa yang para murid lakukan? Ada yang mengkhianati, ada yang menyangkal dan ada yang melarikan diri.

 

Manusia dalam menghadapi masalah seringkali bingung, berpikir sendiri, cari-cari bantuan sana-sini sampai kelelahan. Tuhan Isa berkata: Bangun! Dan berdoalah!

No comments: