Sunday, December 22, 2024

KABAR GEMBIRA


Memasuki bulan Desember, semua orang memasukki suasana natal. Seluruh dunia pada hari ini merayakan suatu perayaan yang sangat besar, yaitu natal. Natal dirayakan dengan sangat istimewa dan mendunia. Dengan apakah natal digambarkan pada masa kini? Natal digambarkan dengan pohon natal. Natal digambarkan dengan salju. Natal digambarkan dengan sale, natal digambarkan dengan hari libur, natal digambarkan dengan kesenangan, di beberapa tempat, natal adalah perayaan dengan mabuk-mabukan, pesta pora dll.

 

Dari semua hal yang dilakukan itu, ada satu inti yang sama, yaitu: adanya kesenangan, sukacita, kabar gembira. Memang berita natal, adalah suatu berita sukacita, suatu berita gembira. Tapi, apakah inti kabar sukacita yang dimaksudkan natal, adalah seperti yang dilakukan oleh orang-orang saat ini.

 

Apakah sukacita Natal yang sesungguhnya?

 

Kabar Natal, adalah kabar tentang kelahiran Yesus Kristus. Mengapa berita tentang kelahiran Yesus Kristus, menjadi berita yang membawa sukacita?

 

Mari kita membaca Matius 1:18-25

 

Di sini, kita melihat cerita singkat bagaimana Yesus dilahirkan ke dalam dunia. Yesus dilahirkan ke dalam dunia, lewat rahim seorang perawan yang bernama Maria. Lalu, mengapa kelahiran Yesus dari seorang perawan menjadi suatu kabar gembira? Kelahiran Yesus menjadi kabar gembira bagi umat manusia, hanya berkaitan dengan siapa bayi yang lahir itu, yang disampaikan oleh malaikat Tuhan kepada Yusuf.

 

I. Yesus yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.

 

Jarak waktu antara PL dan PB adalah 400 tahun. Selama 400 tahun, Tuhan diam dan tidak bicara dengan umatNya. Selama 400 tahun, Tuhan tidak mengirimkan nabi untuk bicara kepada umatNya. Selama 400 tahun, adalah tahun-tahun yang sunyi dan tahun-tahun yang gersang. Apakah kita dapat membayangkan kalau Tuhan tidak mau bicara dengan kita? Dapatkah kita bayangkan kalau Alkitab kita, ketika kita buka, tidak ada isinya? Bagaimana kehidupan dunia, jikalau Allah tidak berbicara? Sejak dari kejatuhan manusia ke dalam dosa, Allah terus mengirimkan nabiNya datang ke dalam dunia untuk menyampaikan Firman Tuhan kepada umat manusia. Tetapi, kehidupan manusia terus saja di dalam dosa. Setiap ada nabi yang datang, manusia ingat Tuhan, tetapi begitu nabinya tidak ada, manusia kembali melakukan dosa. Manusia sombong dan merasa dirinya sanggup hidup tanpa Tuhan. Bagi mereka, bicara tentang Tuhan adalah sesuatu yang membosankan. Tidak cocok. Tidak ada hubungannya dengan kehidupannya. Itu sebabnya maka Tuhan diam dan membiarkan manusia berjalan sendiri selama 400 tahun. Apa yang terjadi? Apakah sangat menyenangkan bisa hidup tanpa Tuhan? Dalam 400 tahun, kejahatan manusia terus memuncak. Manusia hidup semakin tidak terarah, masing-masing berjalan menurut kesenangannya sendiri. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Yang berkuasa semakin sombong dan yang lemah semakin ditindas. Tidak ada kata-kata penghiburan bagi yang berduka, tidak ada keadilan bagi yang tertindas, tidak ada jawaban bagi yang kehilangan arah dan yang putus asa. Kecurangan, fitnah, kemunafikan, pelecehan seksual, sodomi, pemerkosaan, lebih lagi, tempat ibadah dijadikan tempat untuk memeras umat, tempat ibadah menjadi tempat main hakim sendiri. Segala kejahatan dilakukan dan tidak ada yang dapat menghentikannya. Kejahatan menjadi model atau trend dan kebaikan menjadi sesuatu yang ketinggalan jaman.

 

Dalam keadaan seperti ini, apakah manusia hidup bahagia tanpa Tuhan?

 

Manusia begitu menderita akibat dosa. Alkitab menggambarkannya dengan mengatakan bahwa seluruh dunia telah menderita sakit bersalin. Suatu kesakitan yang sangat sakit.

 

Saat inilah, dosa mencapai puncaknya. Kejahatan mencapai puncaknya. Seperti bisul yang siap meletus. Seperti anak yang akan keluar.

 

Pada saat inilah, berita sukacita itu datang kepada umat manusia. Bahwa, seorang anak akan lahir bagimu, yaitu Yesus: Dia akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.

 

Yesus datang kepada dunia yang berdosa.

400 tahun tanpa Tuhan, bagaimana kondisi dunia?

 

Ada seorang cerita bahwa di kampungnya di cina, mereka punya 1 rumah warisan. Jadi, itu adalah rumah papanya. Tapi mereka sudah pindah ke HK. Teman-teman tahu kehidupan di cina? Bersih atau kotor? Kotor sekali. Jadi, karena rumahnya kosong, ada orang-orang yang tidak punya tempat tinggal, tinggal di rumah mereka. Di rumah ini, seperti rumah2 yang lain tidak ada WC. Lalu, bagaimana orang-orang ini hidup dan buang air di situ? Rumah ini ada 2 tingkat. Sebagian tinggal di lantai atas, sebagian di lantai bawah. Yang tinggal di lantai atas, kalau buang air kecil ya sembarangan di teras atas, dan kalau buang air besar juga dibungkus dan dibuang sembarangan dekat rumahnya. (rumah di sana, jarak antar rumah jauh2). Yang tinggal di lantai bawah, juga buang air kecil sembarangan di luar rumah dan kalau buang air besar dibungkus dan dibuang sembarangan. Hasilnya, rumah ini hancur dan bauuuuuuuu sekali.

 

Kalau teman2 adalah yang punya rumah ini, apakah teman2 akan kembali ke sana? Apa yang akan teman2 lakukan terhadap rumah ini?

 

Tuhan yang menciptakan dunia ini. Dan dunia ini telah menjadi dunia yang begitu kotor dan menjijikkan. Namun, Tuhan tidak tinggalkan dunia ini. Tuhan datang ke dalam dunia. Bahkan dia memilih tempat kelahiran yang paling bau yaitu di kandang hewan, untuk memperlihatkan kekotoran dunia yang penuh dosa. Kalau kita katakana bahwa, dosa hanya terjadi di kota-kota besar, mari kita pikirkan sejenak, desa kita masing-masing. Apakah di desa kita masing-masing semua orang hidupnya suci? Apakah tidak ada pemerkosaan? Apakah tidak ada pelecehan seksual terhadap anak-anak kecil? Main hakim sendiri, judi, pukul istri, anak-anak tidak mendapatkan kesempatan yang seharusnya, apakah ada keadilan? Apakah kejahatan hanya terjadi di kota besar. Kalau kita katakan bahwa desa kitapun begitu bobrok kehidupannya, maka begitulah dunia kita.

Begitulah dunia di mana Yesus mau datang, bukan mau menghindar.

 

Apakah asik hidup dalam dosa? Dari hati kita yang paling dalam, pasti kita katakan tidak. Dosa membawa penderitaan yang luar biasa.

 

Dengan demikianlah, kabar gembira itu disampaikan: Yesus datang ke dunia yang berdosa. Untuk menyelamatkan umatNya dari dosa.

 

Yesus datang bukan untuk mengampuni dan membiarkan saja. Tetapi menyelamatkan. Dosa mengikat, tetapi kesucian Tuhan membebaskan. Dosa membawa kutuk, tetapi kesucian membawa berkat. Dosa mengikat manusia. Dosa membelenggu manusia sampai ke alam baka, sampai ke neraka, sampai ke maut. Itulah sebabnya Yesus datang tidak hanya mengampuni saja, tetapi Yesus datang mengampuni dan menyelamatkan manusia dari kutukan dosa. Dosa membuat kamu merasa susah. Kalau kamu tidak lakukan, kamu ingin lakukan. Semakin kamu lakukan, hati nurani kamu semakin menuduh kamu. Jadi, sangat menderita. Tidak bisa keluar. Maka, Yesus datang untuk mengeluarkan manusia dari dosa-dosa mereka. Menyelamatkan mereka satu per satu.

 

Dosa membuat kamu merasa rendah, tetapi Tuhan mengangkat kamu menjadi anakNya.

 

II. Imanuel, Allah menyertai kita

 

Dosa membuat Tuhan tidak bisa menyertai kita. Karena Yang Suci tidak mungkin berhubungan dengan yang kotor. Tetapi, Yesus datang supaya di dalam Dia, dan melalui penebusanNya atas umat manusia, Allah bisa menyertai kita.

 

Tanpa Allah, adalah penderitaan

Dengan Allah, ada sukacita

Tanpa Allah, dosa

Dengan Allah, ada kesucian

 

Allah menyertai kita

 

Apakah kita mau menerima kabar gembira ini dalam hati kita?

 

Kalau begitu, apakah cara orang-orang melewati natal sudah benar? Bagaimanakah caranya supaya kita betul2 dapat merayakan sukacita natal? Yaitu ketika kita menerima bayi yang lahir itu di dalam hati kita. Dan, Tuhan akan menyertai kita sepanjang hidup kita. Aminn…

No comments: