Jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di sorga
Matius 6:10b
Sebagai makhluk yang diciptakan
segambar dan serupa Allah, setiap manusia memiliki kehendak. Allah sendiri
memiliki kehendak. Kehendak timbul dari suatu dorongan dari dalam terhadap
sesuatu yang harus dipenuhi. Atau dalam KBBI, kata kehendak diartikan sebagai
harapan yang keras. Kehendak memiliki daya dorong yang keras dari dalam dan membuat
seseorang bertindak.
Berkehendak adalah suatu yang
alami, namun setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kehendak yang ada dalam diri
manusia cenderung dipengaruhi oleh dosa, yaitu nafsu yang menguasai diri
manusia itu. Mengapa Tuhan Yesus menyinggung tentang kehendak pada waktu Dia
mengajarkan tentang doa? Karena dalam hal berdoa, kehendak menjadi unsur yang
sangat dominan. Hampir di dalam semua doa, kehendak menjadi pemicu doa
dinaikkan.
Oleh sebab itu, setelah Tuhan
Yesus mengajarkan doa secara alami dimulai dari identitas diri sebagai anak
Bapa, dan bahwa doa haruslah untuk menguduskan namaNya dan menghadirkan
kerajaanNya, Tuhan Yesus meneruskan dengan mengajarkan tentang kehendak dalam
doa. Di dalam doa yang diajarkan Kristus, kehendak siapakah yang harus
dipenuhi? Kehendak orang yang berdoa atau kehendak Dia yang kepadaNya doa
dipanjatkan?
Kalau kehendak orang yang berdoa
yang harus dipenuhi, maka orang tersebut akan menjadi tuan dari Tuhan. Dia
bebas mengajukan permintaan dan Tuhan harus mengabulkannya. Tuhan akan menjadi
kacung, satpam, pembantu dari orang tersebut. Lagi pula, betapa kacaunya dunia
kalau demikian adanya. Apakah ini masuk akal?
Ada sebuah film pada tahun 2003
berjudul Bruce Almighty. Menceritakan tentang seorang yang bernama Bruce Nolan.
Bruce adalah seorang reporter yang sangat bagus karena dia juga humoris
sehingga disukai oleh masyarakat, tapi dia tidak suka. Dia lebih suka menjadi
seorang pembaca berita. Dia menjadi sangat stress karena posisi reporter jatuh
kepada saingannya Evan. Sangking stresnya dia maki-maki Evan di stasiun TV
sehingga dia dipecat. Tidak hanya itu, dalam perjalanan pulang dia juga
dikeroyok dan mobilnya rusak. Dia merasa sangat sial dan complain sama Tuhan.
Tuhan datang kepada dia, dan
memberikan kesempatan kepadanya kuasa untuk menggantikan posisi Tuhan. Dia
sangat senang sekali. Waktu dia menerima tugas itu, dia merasa rebut dan bising
sekali karena banyak suara. Dia bertanya kepada Tuhan apa itu? Tuhan menjawab,
itu ada doa dari manusia. Dia mencoba untuk menjawab setiap doa sampai
kelelahan dan tidak bisa tidur. Akhirnya, dia taruh semua permohonan doa di
sebuah mesin, dia mengatur Yes untuk semua permohonan. Hasilnya, dunia kacau
sekali. Dan banyak bencana yang terjadi. Bruce kewalahan dan segera
mengembalikan posisi Tuhan kepada Tuhan sendiri.
Teman-teman, doa adalah berkaitan
dengan kehendak Allah dinyatakan bukan kehendak manusia.
Berkaitan dengan ini, maka, doa
haruslah:
1. Menyesuaikan kehendak Allah dalam kehendak kita. Dalam Matius
26:36-46 yaitu doa Tuhan Yesus di taman Getsemani. Saat itu Tuhan Yesus
mengalami sangat sedih dan gentar seperti mau mati rasanya. Sebagai Tuhan, Dia
telah membayangkan kesengsaraan berat yang akan dialamiNya dalam perjalanan
menuju Salib dan pada waktu disalibkan. Di dalam kehendakNya sebagai manusia
Dia berdoa supaya cawan ini berlalu dariNya, namun Dia berdoa supaya kehendak
Allah yang jadi bukan kehendakNya. Dan akhirnya kehendak Allah adalah Dia
dihina dan disalibkan.
Di dalam
keterbatasan sebagai manusia, seringkali kita hendak menghindar dari masalah
hidup. Namun, apakah seorang Anak Allah pasti akan selalu terhindar dari
masalah hidup? Tidak. Seringkali Tuhan mengijinkan kita untuk mengalami
masalah. Dan itu adalah keputusan IlahiNya. Dan itu pasti baik untuk kita.
Maka di sini
kita perlu membiarkan kehendakNya yang terjadi. Dan mengikuti iramaNya. Dengan
demikian kita akan lebih mengenal Dia dan kita akan menjadi anak yang tunduk,
taat kepada Bapa, taat kepada pengaturanNya, dan bukan menjadi anak yang
seenaknya sendiri.
Dengan demikian
posisi menjadi jelas dan benar, bahwa Dia adalah Bapa dan kita adalah anak.
Dalam kehidupan
sekarang, sering terjadi antara orang tua dan anak terjadi terbalik perannya.
Anak menjadi orang tua dan orang tua menjadi anak. Anak nekan orang tua. Itu
melanggar perintah Tuhan untuk menghormati orang tua.
Keterbalikan
hubungan ini seringkali hendak diterapkan dalam hubungan dengan Allah, yaitu
hendak mengatur, memaksa bahkan mengancam Allah. Ini tidak mungkin bisa
berhasil karena Allah melihat hati dan Dia tidak bisa dipermainkan (Galatia
6:7-8).
2. Di bumi seperti di surga. Setelah kedatangan Tuhan Yesus ke
dunia, Dia telah membuka jalan antara surga dan bumi. Allah telah menyatakan
DiriNya. Surga telah bisa dialami. Roh Kudus telah datang ke dalam hidup
anak-anakNya. Oleh sebab itu, kehendak Allah di surga bisa terjadi di bumi. Di
surga ada kuasa. Kuasa itu bisa terjadi juga di bumi. Di surga tidak ada yang
menentang kehendakNya, maka di bumi juga kiranya terjadi demikian.
Baiklah kita menyelidiki diri
kita.
1. Menyadari bahwa kehendak kita tidak sebanding dengan kehendak
Tuhan. Yesaya 55:8-9. Kehendak kita sangat dipengaruhi oleh pengetahuan,
pengalaman, ketakutan kita yang sangat terbatas
2. Selidikilah apakah kita sedang memaksa Tuhan atau tidak.
-
Tuhan, saya kan sudah
melakukan ini dan itu....
-
Tuhan tidak bisa dipaksa
dan Tuhan tidak punya hutang sama kita
No comments:
Post a Comment