Sunday, July 28, 2024

Berikanlah Pada Kami Makanan kami Secukupnya

 

Berikanlah Pada Kami Hari Ini Makanan Kami Yang Secukupnya

Matius 6:11

 

Kita telah belajar dari Tuhan Yesus yang mengajarkan kepada kita bahwa alasan kita berdoa karena kita adalah anak-anakNya, dan kita merindukan supaya namaNya dikuduskan dan dihormati dan merindukan supaya kehendak Allah terjadi di bumi seperti di sorga. Ini adalah motivasi utama kita berdoa.

Setelah membereskan motivasi kita, barulah Tuhan Yesus mengajarkan tentang bagaimana sebagai seorang anak kita mengajukan permohonan untuk kebutuhan kita. Ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus tidak anti dengan doa permohonan. Setiap orang percaya boleh berdoa untuk kebutuhannya. Hal pertama yang Tuhan Yesus sebutkan adalah tentang berdoa untuk makanan kita. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami secukupnya.

Makanan adalah kebutuhan hidup yang Allah berikan kepada kita dari sejak penciptaan. Makanan dibutuhkan untuk hidup dan untuk bertumbuh. Kalau tidak ada makanan, manusia akan mati. Lewat kebergantungan ini, kita melihat kemahakuasaan Allah terhadap hidup manusia di mana manusia tidak menyadarinya. Siapa pun itu, baik kaya miskin, berpendidikan atau tidak, mempunyai jabatan atau tidak, semuanya adalah ciptaan Allah yang membutuhkan makanan dariNya. Tuhan mengajarkan hal ini kepada bangsa Israel dalam Keluaran 16:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 16:12 "Aku telah mendengar sungut-sungut eorang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.

Tuhan memberikan peraturan kepada orang Israel supaya mereka memungut manna untuk takaran makan satu hari, tidak boleh lebih, tidak boleh ada sisanya sampai besok pagi. Mengapa? Supaya bangsa Israel setiap hari mengalami Tuhan dan menyadari bahwa Allahlah yang memelihara hidup mereka.

Kebutuhan kita akan makanan bukanlah karena kutukan dosa. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, manusia sudah perlu makan. Pada waktu kita makan, selain kita terus menerus mengingat Sang Pencipta, kita juga diberikan berkat untuk menikmati makanan yang merupakan hasil dari alam. Pengkhotbah mengatakan bahwa menikmati makan minum adalah pemberian Tuhan,”Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.” Pengkhotbah 3:13

Dalam bagian ini, Tuhan Yesus mengajarkan dua kata yang sangat penting, yaitu: Pada hari ini dan secukupnya.

Mengapa doa minta makanan harus hanya untuk hari ini saja? Karena itulah kehendak Allah. Allah ingin manusia bergantung padaNya, dari sehari ke sehari. Bukan seminggu atau sebulan dll. Tapi kata pada hari ini sangatlah tidak nyaman bagi orang yang berdoa. Mengapa? Karena sifat manusia itu selalu ingin membebaskan diri dari Allah, melawan Allah. Bergantung kepada Allah membuat keakuannya menjadi lumpuh. Bergantung kepada Allah membuatnya menjadi tidak bebas, repot, ribet, rumit. Dosa selalu ingin lepas dari Allah.

 

 

 

Pada waktu bangsa Israel diperintahkan supaya memungut manna setiap hari dan tidak boleh disisakan sampai keesokan harinya. Mereka masih menyimpannya sehingga itu menjadi busuk. Hal ini membangkitkan murka Allah. (Kel 16)

Demikian juga kata secukupnya bukanlah kata yang disukai oleh yang berdoa. Manusia selalu ingin dapat sebanyak-banyaknya. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, ada suatu lobang dalam hidupnya yang membuat dia terus merasa kosong dan kurang. Seberapa banyak yang diperlukan manusia? Sebetulnya yang diperlukan manusia hanya cukup. Asal dia tahu cukup, itu adalah kelimpahannya.

Manusia menjadi serakah dalam hidupnya karena dia ingin lebih banyak dan lebih banyak lagi, atau karena dia takut kurang dan kurang. Selain bangsa Israel makanan juga menjadi jerat bagi Esau yang menjual hak kesulungannya demi semangkuk sop kacang merah. 32Sahut Esau, "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hakku sebagai putra sulung?" 33Lalu Yakub berkata, "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka ia bersumpah kepadanya dan dengan demikian ia menjual hak kesulungannya kepada Yakub. 34Lalu Yakub memberikan kepadanya roti dan masakan merah itu. Esau makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Begitulah terjadi bahwa Esau menganggap ringan hak kesulungannya. Kej. 25:32-34

Pada waktu dia kelaparan, dia sudah tidak bisa lagi menguasai dirinya, nafsunya membara, asal dapat makanan itu, apapun saya tidak mau. Dalam bagian lain, nafsu Esau ini disebut nafsu yang rendah. Maka hati-hati terhadap orang yang kelaparan karena mereka bisa makan orang. (Kej. 25:30-34)

Dalam perjanjian Baru, Paulus menegur orang yang makan sampai kenyang dan sampai muntah-muntah. Oleh sebab nafsu begitu menguasai manusia, Tuhan Yesus mengajarkan kita bukan makan sebanyak-banyaknya tapi makan secukupnya.

Makan yang rakus tidaklah memuliakan Tuhan dan bukan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan adalah berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.

Yang kita belajar adalah:

1.     Setiap kali makan bersyukur dan mengakui kebergantungan kita kepadaNya

2.     Rasa puas di dalam Tuhan

3.     Pada waktu kita lapar, hati-hati jangan sampai terbakar nafsu

Jadilah KehendakMu di bumi seperti di surga

 

Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga

Matius 6:10b

 

Sebagai makhluk yang diciptakan segambar dan serupa Allah, setiap manusia memiliki kehendak. Allah sendiri memiliki kehendak. Kehendak timbul dari suatu dorongan dari dalam terhadap sesuatu yang harus dipenuhi. Atau dalam KBBI, kata kehendak diartikan sebagai harapan yang keras. Kehendak memiliki daya dorong yang keras dari dalam dan membuat seseorang bertindak.

Berkehendak adalah suatu yang alami, namun setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kehendak yang ada dalam diri manusia cenderung dipengaruhi oleh dosa, yaitu nafsu yang menguasai diri manusia itu. Mengapa Tuhan Yesus menyinggung tentang kehendak pada waktu Dia mengajarkan tentang doa? Karena dalam hal berdoa, kehendak menjadi unsur yang sangat dominan. Hampir di dalam semua doa, kehendak menjadi pemicu doa dinaikkan.

Oleh sebab itu, setelah Tuhan Yesus mengajarkan doa secara alami dimulai dari identitas diri sebagai anak Bapa, dan bahwa doa haruslah untuk menguduskan namaNya dan menghadirkan kerajaanNya, Tuhan Yesus meneruskan dengan mengajarkan tentang kehendak dalam doa. Di dalam doa yang diajarkan Kristus, kehendak siapakah yang harus dipenuhi? Kehendak orang yang berdoa atau kehendak Dia yang kepadaNya doa dipanjatkan?

Kalau kehendak orang yang berdoa yang harus dipenuhi, maka orang tersebut akan menjadi tuan dari Tuhan. Dia bebas mengajukan permintaan dan Tuhan harus mengabulkannya. Tuhan akan menjadi kacung, satpam, pembantu dari orang tersebut. Lagi pula, betapa kacaunya dunia kalau demikian adanya. Apakah ini masuk akal?

Ada sebuah film pada tahun 2003 berjudul Bruce Almighty. Menceritakan tentang seorang yang bernama Bruce Nolan. Bruce adalah seorang reporter yang sangat bagus karena dia juga humoris sehingga disukai oleh masyarakat, tapi dia tidak suka. Dia lebih suka menjadi seorang pembaca berita. Dia menjadi sangat stress karena posisi reporter jatuh kepada saingannya Evan. Sangking stresnya dia maki-maki Evan di stasiun TV sehingga dia dipecat. Tidak hanya itu, dalam perjalanan pulang dia juga dikeroyok dan mobilnya rusak. Dia merasa sangat sial dan complain sama Tuhan.

Tuhan datang kepada dia, dan memberikan kesempatan kepadanya kuasa untuk menggantikan posisi Tuhan. Dia sangat senang sekali. Waktu dia menerima tugas itu, dia merasa rebut dan bising sekali karena banyak suara. Dia bertanya kepada Tuhan apa itu? Tuhan menjawab, itu ada doa dari manusia. Dia mencoba untuk menjawab setiap doa sampai kelelahan dan tidak bisa tidur. Akhirnya, dia taruh semua permohonan doa di sebuah mesin, dia mengatur Yes untuk semua permohonan. Hasilnya, dunia kacau sekali. Dan banyak bencana yang terjadi. Bruce kewalahan dan segera mengembalikan posisi Tuhan kepada Tuhan sendiri.

Teman-teman, doa adalah berkaitan dengan kehendak Allah dinyatakan bukan kehendak manusia.

Berkaitan dengan ini, maka, doa haruslah:

1.       Menyesuaikan kehendak Allah dalam kehendak kita. Dalam Matius 26:36-46 yaitu doa Tuhan Yesus di taman Getsemani. Saat itu Tuhan Yesus mengalami sangat sedih dan gentar seperti mau mati rasanya. Sebagai Tuhan, Dia telah membayangkan kesengsaraan berat yang akan dialamiNya dalam perjalanan menuju Salib dan pada waktu disalibkan. Di dalam kehendakNya sebagai manusia Dia berdoa supaya cawan ini berlalu dariNya, namun Dia berdoa supaya kehendak Allah yang jadi bukan kehendakNya. Dan akhirnya kehendak Allah adalah Dia dihina dan disalibkan.

Di dalam keterbatasan sebagai manusia, seringkali kita hendak menghindar dari masalah hidup. Namun, apakah seorang Anak Allah pasti akan selalu terhindar dari masalah hidup? Tidak. Seringkali Tuhan mengijinkan kita untuk mengalami masalah. Dan itu adalah keputusan IlahiNya. Dan itu pasti baik untuk kita.

Maka di sini kita perlu membiarkan kehendakNya yang terjadi. Dan mengikuti iramaNya. Dengan demikian kita akan lebih mengenal Dia dan kita akan menjadi anak yang tunduk, taat kepada Bapa, taat kepada pengaturanNya, dan bukan menjadi anak yang seenaknya sendiri.

Dengan demikian posisi menjadi jelas dan benar, bahwa Dia adalah Bapa dan kita adalah anak.

Dalam kehidupan sekarang, sering terjadi antara orang tua dan anak terjadi terbalik perannya. Anak menjadi orang tua dan orang tua menjadi anak. Anak nekan orang tua. Itu melanggar perintah Tuhan untuk menghormati orang tua.

Keterbalikan hubungan ini seringkali hendak diterapkan dalam hubungan dengan Allah, yaitu hendak mengatur, memaksa bahkan mengancam Allah. Ini tidak mungkin bisa berhasil karena Allah melihat hati dan Dia tidak bisa dipermainkan (Galatia 6:7-8).

2.       Di bumi seperti di surga. Setelah kedatangan Tuhan Yesus ke dunia, Dia telah membuka jalan antara surga dan bumi. Allah telah menyatakan DiriNya. Surga telah bisa dialami. Roh Kudus telah datang ke dalam hidup anak-anakNya. Oleh sebab itu, kehendak Allah di surga bisa terjadi di bumi. Di surga ada kuasa. Kuasa itu bisa terjadi juga di bumi. Di surga tidak ada yang menentang kehendakNya, maka di bumi juga kiranya terjadi demikian.

Baiklah kita menyelidiki diri kita.

1.       Menyadari bahwa kehendak kita tidak sebanding dengan kehendak Tuhan. Yesaya 55:8-9. Kehendak kita sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, ketakutan kita yang sangat terbatas

2.       Selidikilah apakah kita sedang memaksa Tuhan atau tidak.

-          Tuhan, saya kan sudah melakukan ini dan itu....

-          Tuhan tidak bisa dipaksa dan Tuhan tidak punya hutang sama kita

Friday, July 12, 2024

dan ampunilah kami akan kesalahan kami

 

dan ampunilah kami akan kesalahan kami

seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami

Matius 6:12

 

Bagian pertama dari doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah tentang sikap berdoa yang benar. Yaitu, berdoa dalam hubungan kita sebagai anak Bapa kita yang di sorga, untuk supaya namaNya dikuduskan serta supaya Kerajaan Allah datang dan kehendak Allah terjadi di bumi seperti di surga. Ini adalah bagian pertama dari doa. Bagian ini adalah tentang relasi kita dengan Allah, dan motivasi doa kita, yaitu mengarah ke atas.

Setelah itu, Tuhan Yesus mengajarkan untuk kita berdoa untuk kebutuhan kita sendiri. Kebutuhan pertama yang diajarkan adalah berdoa untuk makanan kami yang secukupnya. Makanan adalah kebutuhan dasar untuk hidup, nikmati dan akuilah kebergantungan kita kepada Allah dari sehari ke sehari.

Selanjutnya, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk berdoa bagi kebutuhan yang lain yang juga sangat penting, yaitu kebutuhan akan hubungan kita dengan orang lain, yaitu tentang pengampunan. Ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Tema pengampunan adalah tema yang utama dalam hidup kita di dalam Tuhan. Tuhan mengampuni kita di atas kayu Salib, sekali untuk  selamanya. Maka, kita harus terus berdoa bagi pengampunan Tuhan atas kesalahan kita, ini adalah proses pengudusan. Dan, mengampuni orang yang bersalah kepada kita dengan kekuatan pengampunan yang telah kita terima dari Tuhan Yesus.

Hubungan di antara manusia sangat beragam, mulai dari hubungan dengan orang tua, pasangan hidup, anak, kakak, adik, tetangga, teman sekolah, teman kerja, atasan, bawahan, teman persekutuan dll. Dan menjadi lebih rumit lagi karena kita berhubungan dengan orang-berdosa termasuk kita sendiri. Kita ini satu orang tapi harus berperan menjadi banyak orang. Dalam kondisi seperti ini, kita akan menghadapi banyak gesekan, benturan dan luka.

Tuhan Yesus sangat mengerti betapa pentingnya kita menghadapi setiap keadaan kita. Oleh sebab itu, Dia mengajarkan untuk berdoa bagi pengampunan. Kata pengampunan ini menjadi sangat penting di dalam dunia yang berdosa ini. Ampunilah kami akan kesalahan kami. Setiap kita tidak pernah lepas dari kesalahan. Dan kita perlu pengampunan Tuhan. Namun, terhadap permohonan ini, Tuhan Yesus memberi syarat, yaitu seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, manusia cenderung untuk menjadikan diri sebagai standar kebenaran. Manusia suka berteori untuk menyatakan kebenarannya, membela diri, berdebat dan menang sendiri. Di dalam proses ini, banyak luka yang terjadi. Yesus mengatakan Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15)

Ini hal yang sangat sulit. Oleh sebab itu, Petrus bertanya berapa kali batasnya kita mengampuni seseorang? Matius 18:21-22. Tuhan Yesus menjawab, tujuh puluh kali tujuh kali. Sungguh tidak ada batasnya dalam pengampunan itu. Betapa susahnya hal ini. Tetapi kalau tidak kita lakukan, kesalahan kita tidak diampuni juga. Bagaimana ini bisa dilakukan?

Pertama-tama kita harus mengerti apa arti pengampunan di dalam Tuhan. Untuk itu kita akan melihat beberapa pandangan tentang pengampunan yang akan membantu kita.

1.       Pengampunan tidak berarti hubungan harus baik seperti semula.

Contoh dalam penyelesaian tegur dengan berdua, datangkan saksi, berikan sanksi.

Kita tidak mungkin membiarkan diri terus disakiti.

2.       Pengampunan berkaitan dengan hati kita di hadapan Allah. Pemazmur mengatakan, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa Mazmur 51:4.

3.       Pengampunan itu memberkati.

4.       Pengampunan itu adalah untuk kepentingan diri sendiri bukan orang lain. Selain karena melakukan perintah Tuhan, pengampunan juga membebaskan hati kita sendiri.

5.       Kita mampu mengampuni karena Tuhan Yesus telah mengampuni kita dengan menyelamatkan kita di atas kayu salib.

Ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

Selanjutnya kita juga menyadari bahwa kita banyak melakukan kesalahan dan perlu pengampunan dari Tuhan. Tuhan Yesus mengatakan jangan melihat selumbar di mata saudaramu sedangkan balok sendiri tidak kita lihat. Mengampuni orang lain dengan menyadari bahwa kita sendiri juga adalah orang yang berdosa mempermudah kita melakukannya. Tuhan saja ampuni saya, masakan saya tidak mengampuni orang yang bersalah kepada saya?

Pengampunan adalah sesuatu yang terus menerus harus kita doakan, karena kita tidak lepas dari salah, sekalipun keselamatan telah dilakukan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib bagi kita semua. Keselamatan adalah satu kali untuk selamanya, sedangkan pengampunan adalah proses pengudusan yang harus dilakukan setiap waktu, sampai kita menjadi sempurna bertemu dengan Allah Bapa.