5. Konsep Nilai Tentang Penderitaan (Murid)

 

Konsep Nilai Dasar Seorang Murid

 

Pelajaran 5

 

Konsep Nilai tentang Penderitaan

 

Pengantar

 

Tatkala seorang bayi dilahirkan dari rahim ibu, ia datang ke dunia, bayi yang bagaimana baru dikatakan normal? Penulis yakin, baik orangtua maupun dokter, tentu berharap dapat mendengarkan tangisannya yang keras, makin besar suara tangisannya, makin sehat pula bayi tsb. Demikian pula kehidupan manusia, diantara 10 urusan yang kita lakukan, ada 8-9 urusan tidak lancar. Walaupun kehidupan manusia penuh penderitaan, namun ada orang yang melihat kesulitan kecil sebagai penderitaan besar, sebaliknya ada pula yang mentertawakan penderitaan. Mengapa ada perbedaan ini? Kuncinya adalah pemahaman dan konsep nilai mereka yang berbeda mengenai penderitaan.

 

Pertanyaan Pengantar

 

1.     Silahkan sharingkan, kesan terdalam apa yang engkau dapatkan dari  penderitaan yang

      engkau alami di masa lalu?  Apa pengaruhnya terhadapmu?

 

_________________________________________________________________________________

 

_________________________________________________________________________________

           

2.     Salah satu peristiwa dibawah ini yang engkau paling tidak inginkan terjadi dalam dirimu, yang mana yang engkau pernah alami?

a.     Mobilmu ditabrak, penabrak memberikan bukti palsu sehingga engkau harus membayar ganti rugi.

b.     Engkau tur ke RRC, membagikan traktat kepada Sdrmu, kemudian ia ditangkap dan dihukum penjara selama 2 tahun.

c.      Engkau mengalami perampokan, barang-barang berhargamu dirampas dan engkau dilukai.

d.    Selama setengah tahun kehilangan pekerjaan, sehingga keluargamu selama 2 hari berturut-turut tidak ada makanan.

e.     Beberapa hari berturut-turut tidak bisa tidur, insomnia.

f.      Ayah/ibu sakit parah, terserang kanker.

g.     Rumahmu kebakaran, semua barang ludes, namun perusahaan asuransi mengatakan

Kamu yang menyulut api untuk mendapatkan dana asuransi, akhirnya engkau tidak mendapatkan sepeserpun.

 

3.     Orang mengatakan; di dunia ini ada 3 jenis orang:

3.1  Belum sakit sudah menderita

3.2  Sakit dan menderita

3.3  Sakit dan tidak menderita.

 

Menurut anda, pada dasarnya engkau termasuk golongan yang mana? (Zabur 119:71)

 

_________________________________________________________________________________

 

Pemahaman Alkitab: Ayub 1:1-5, 13-22,2:7-10

 

1. Ada seorang laki-laki di Tanah Us bernama Ayub. Orang itu saleh dan jujur, bertakwa kepada Allah dan menjauhi kejahatan.

2. Ia dikaruniai tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan.

3. Ia pun memiliki 7.000 ekor kambing dan domba, 3.000 ekor unta, 500 pasang sapi, 500 pasang keledai betina, dan sangat banyak hamba. Dengan demikian, orang itu menjadi orang terkaya dari semua bani Timur.

4. Anak-anak lelakinya biasa mengadakan perjamuan di rumah mereka masing-masing menurut hari gilirannya, dan mereka akan menyuruh orang untuk mengundang ketiga saudara perempuan mereka makan dan minum bersama mereka.

5. Nanti, apabila hari-hari perjamuan telah berlalu, Ayub akan memanggil dan menyucikan mereka. Ia akan bangun pagi-pagi dan mempersembahkan kurban bakaran menurut jumlah mereka semua, karena pikir Ayub, “Jangan-jangan anak-anakku telah berdosa dan mengutuki Allah di dalam hati mereka.” Demikianlah diperbuat Ayub senantiasa.

 

13. Pada suatu hari, ketika anak-anak Ayub baik laki-laki maupun perempuan sedang makan dan minum anggur di rumah abang mereka yang sulung,

14. datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata, “Ketika sapi-sapi sedang membajak dan keledai-keledai betina merumput di sebelahnya,

15. orang Syeba datang menyerbu dan merampas semuanya. Mereka membunuh para penjaga dengan mata pedang. Hanya hamba sendirilah yang terluput sehingga dapat memberitahukannya kepada Tuan.”

16. Sementara orang itu berbicara, datanglah seorang yang lain lagi dan berkata, “Api Allah menyambar dari langit, membakar kawanan kambing domba dan para penjaganya serta menghanguskan mereka. Hanya hamba sendirilah yang terluput sehingga dapat memberitahukannya kepada Tuan.”

17. Sementara orang itu berbicara, datanglah seorang yang lain lagi dan berkata, “Orang Kasdim membentuk tiga pasukan dan menyerbu kawanan unta. Mereka merampas semuanya dan membunuh para penjaganya dengan mata pedang. Hanya hamba sendirilah yang terluput sehingga dapat memberitahukannya kepada Tuan.”

18. Sementara orang itu berbicara, datanglah seorang yang lain lagi dan berkata, “Anak-anak Tuan, baik laki-laki maupun perempuan, sedang makan-makan dan minum anggur di rumah abang mereka yang sulung.

19. Tiba-tiba datanglah angin besar dari seberang padang belantara menghantam keempat penjuru rumah itu, lalu rumah itu pun rubuh menimpa orang-orang muda itu sehingga mereka semua tewas. Hanya hamba sendirilah yang terluput sehingga dapat memberitahukannya kepada Tuan.”

20. Maka berdirilah Ayub. Dikoyakkannya segera jubahnya, dan dicukurnya rambut kepalanya. Ia bersujud di tanah dan menyembah,

21. katanya, ‘Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dan dengan telanjang juga aku akan kembali ke sana. ALLAH yang memberi, ALLAH yang mengambil, segala puji bagi nama ALLAH!”

22. Dalam semua hal ini Ayub tidak berdosa dan tidak menganggap Allah berbuat salah.

 

2:7-10

7. Kemudian Setan pergi dari hadirat ALLAH. Dihajarnya Ayub dengan bisul yang parah dari telapak kaki sampai ke ubun-ubunnya.

8. Ayub mengambil sekeping tembikar untuk menggaruk-garuk badannya, dan ia duduk di tengah-tengah abu.

9. Istrinya berkata kepadanya, “Masakan masih kaupegang teguh kesalehanmu? Kutukilah Allah dan matilah!”

10. Tetapi kata Ayub kepadanya, “Engkau berbicara seperti seorang perempuan bodoh. Masakan kita mau menerima yang baik dari Allah, dan tidak mau menerima yang buruk?” Dalam semua hal ini Ayub tidak berdosa dengan bibirnya.

 

 

4.     Orang mengatakan:”Orang baik ada balasan yang baik”  Apakah engkau setuju?

4.1.  Menurutmu, apakah Ayub orang yang baik? Dari segi mana engkau melihatnya? (1:1, 1:5)

 

             _____________________________________________________________________________

 

4.2.  Apakah Ayub mendapatkan balasan yang baik? Jelaskan! (Ayub 1:13-19, 2:7-9)

 

             _____________________________________________________________________________

 

4.3.  Dari mana sumber penderitaan ini?

 

             _____________________________________________________________________________

 

4.4.  Jika anda adalah Ayub yang mengalami penderitaan-penderitaan ini, apa tanggapanmu?

 

             _____________________________________________________________________________

 

4.5.  Apa pula tanggapan Ayub? (1:20-22, 2:10)

 

             _____________________________________________________________________________

 

5.     Mengapa Ayub memiliki respons yang berbeda dengan yang lain, tatkala menghadapi penderitaan? Bagaimana ia memandang penderitaan?

5.1.  Apa artinya Ayub 1:20-21? Bagaimana konsep Ayub dapat membuat dia ”Sakit” namun tidak ”menderita”?   

 

_____________________________________________________________________________

 

5.2.  Ada orang yang mengatakan, orang yang paling menderita di dunia ini adalah mereka yang hanya melihat apa yang hilang dari dirinya, tidak melihat apa yang ia peroleh, ia hanya mementingkan hal yang sementara, tidak mementingkan hal yang kekal. Bagaimana Ayub memandang kehidupan, baik saat ia mendapatkan /saat kehilangan?

            

 (Ayub 1:21, 2:10)______________________________________________________________

 

             _____________________________________________________________________________

 

5.3.  Apakah Ayub beranggapan penderitaan ada maknanya? Dari mana kita bisa menilai hal ini?

Ketika Ia berkarya di sebelah kiri, aku tak dapat memandang Dia. Ketika Ia berpaling ke sebelah kanan, aku tak dapat melihat Dia. Namun, Ia tahu jalan yang kuambil. Setelah Ia menguji aku, aku akan keluar seperti emas. (Ayub 23:9-10)

 

             _____________________________________________________________________________

 

5.4.  Ayub yakin; penderitaan dapat membantu hubungan Allah dengan manusia. Apakah

            Engkau setuju dengan pandangannya?

Dahulu, Engkau hanya kudengar melalui telinga, tetapi sekarang aku melihat Engkau   dengan mataku. (Ayub 42:5)

 

             _____________________________________________________________________________

 

5.5.  Manusia jaman ini, jika mengalami penderitaan yang sama dengan yang Ayub alami pasti sudah bunuh diri, namun Ayub bisa bangkit dari ”kematian” dan kembali hidup, dari penderitaan, berputar haluan hidup.. Apakah unsur pentingnya?

Setelah Ayub berdoa untuk sahabat-sahabatnya, ALLAH memulihkan keadaan mereka. Kemudian ALLAH menambahkan kepada Ayub dua kali lipat dari segala miliknya dahulu. Semua saudaranya laki-laki, saudaranya perempuan, dan semua kenalannya yang lama datang kepadanya dan makan bersamanya di rumahnya. Mereka turut berdukacita dan menghibur dia karena segala malapetaka yang telah ditimpakan ALLAH kepadanya. Masing-masing mereka memberi dia sekeping uang dan sebuah cincin emas. ALLAH memberkahi sisa hidup Ayub lebih daripada sebelumnya. Ia memiliki 14.000 ekor kambing dan domba, 6.000 ekor unta, 1.000 pasang sapi, dan 1.000 ekor keledai betina. Ia juga memiliki tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan. (Ayub 42:10-13)

 

              _____________________________________________________________________________

 

a.     Yang Tuhan berikan pada Ayub, dua kali lipat dibandingkan dengan yang dulu, namun jumlah anak tidak bertambah. Apakah tidak cocok? Mengapa? Jelaskan!

 

___________________________________________________________________________

 

b.     Bagaimana Ayub memandang kematian?

Namun, aku tahu bahwa Penebusku hidup, dan pada akhirnya Ia akan berdiri di atas bumi. Setelah kulitku dibinasakan sedemikian rupa, tanpa tubuhku juga aku akan melihat Allah. (Ayub 19:25-26)

 

___________________________________________________________________________

 

c.      Apakah anak-anak Ayub betul-betul sudah mati?

Kami hendak memberitahukan kepadamu, hai Saudara-saudara, tentang orang-orang yang telah meninggal, supaya jangan kamu berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jika kita percaya bahwa Isa telah mati lalu bangkit, maka demikian jugalah semua orang yang sudah meninggal dalam Isa itu akan dibawa Allah bersama-sama dengan-Nya. Kata-kata yang kami sampaikan kepadamu ini sesuai dengan firman Tuhan, bahwa kita yang masih hidup ini, yang tertinggal hingga kedatangan Junjungan kita Yang Ilahi, tidak akan mendahului orang yang sudah meninggal. Kelak Junjungan kita Yang Ilahi sendiri akan turun dari surga dengan seruan, disertai suara pemimpin malaikat dan bunyi nafiri Allah. Orang-orang yang mati dalam Al Masih akan bangkit lebih dahulu, kemudian kita yang masih hidup, yang tertinggal ini, akan diangkat menuju awan-awan bersama-sama dengan mereka itu untuk bertemu dengan Junjungan Yang Ilahi di udara. Demikianlah kelak kita selalu bersama-sama dengan Junjungan kita Yang Ilahi. (I Tes.4:13-17)

 

___________________________________________________________________________

 

d.    Bagaimana dulu ia memperlakukan orang lain? Bagaimanakah balasan Tuhan kepadanya ?

Jika aku menolak keinginan fakir miskin, membuat sayu mata seorang janda; jika aku memakan makananku sendirian dan anak yatim tidak turut memakannya -- malah sejak masa mudaku aku membesarkan dia seperti seorang ayah, sejak dari kandungan ibuku aku menuntun janda itu; jika aku melihat orang binasa karena tidak punya pakaian, atau orang melarat tidak punya selimut, dan hatinya tidak memohonkan berkah bagiku, karena ia dihangatkan oleh bulu dombaku; jika aku mengacung-acungkan tinju terhadap anak yatim sebab kulihat ada yang menolong aku di pintu gerbang, maka biarlah bahuku lepas dari belikatku dan lenganku patah dari persendiannya (Ayub 31:16-22)

 

Setelah Ayub berdoa untuk sahabat-sahabatnya, ALLAH memulihkan keadaan mereka. Kemudian ALLAH menambahkan kepada Ayub dua kali lipat dari segala miliknya dahulu. Semua saudaranya laki-laki, saudaranya perempuan, dan semua kenalannya yang lama datang kepadanya dan makan bersamanya di rumahnya. Mereka turut berdukacita dan menghibur dia karena segala malapetaka yang telah ditimpakan ALLAH kepadanya. Masing-masing mereka memberi dia sekeping uang dan sebuah cincin emas. (42:10-11)

 

___________________________________________________________________________

 

6.     Penderitaan yang dialami Paulus jauh melampaui kita, menurut II Kor 11:23-28, berkali-kali masuk penjara demi Kristus; 5 kali disesah, 3 kali didera, dilempari batu, 3 kali karam kapal, dikhianati teman, kerap kali tidak tidur, lapar dan dahaga, kerap kali berpuasa, namun tekanan dalam pelayanan tidak pernah berkurang, Jemaat–jemaat diberbagai Gereja yang ada kebutuhan, tetap mencari bantuan dari Paulus.

Andaikata peristiwa diatas terjadi atas dirimu, apakah reaksimu? Bagaimana pula reaksi Paulus? (II Kor.1:3-11)

Apakah mereka hamba Al Masih? Aku berkata seperti orang yang kehilangan akal: Aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih-lelah, lebih banyak dipenjarakan, jauh lebih banyak disesah, dan sering terancam maut. Lima kali, sebanyak empat puluh kurang satu cambukan setiap kalinya, aku disesah oleh orang Israil. Tiga kali aku dipukuli dengan tongkat, sekali dirajam, tiga kali mengalami kapal karam, dan sehari semalam terkatung-katung di laut. Dalam perjalanan, kerap kali aku mengalami marabahaya: Bahaya dari sungai, bahaya dari penyamun, bahaya dari pihak bani Israil, bahaya dari orang-orang yang tidak termasuk bani Israil, bahaya di kota, bahaya di padang belantara, bahaya di laut, dan bahaya dari orang-orang yang berpura-pura mengaku sebagai saudara seiman. Dalam kesukaran dan berjerih-lelah, kerap kali aku kurang tidur. Aku kelaparan dan kehausan. Kerap kali aku harus menahan lapar, kedinginan, dan kekurangan pakaian. Belum lagi hal-hal lainnya yang menjadi tanggung jawabku sehari-hari untuk memelihara semua jemaah. (II Kor 11:23-28)

 

3Segala puji bagi Allah, Sang Bapa dari Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi, yaitu Sang Bapa Yang Maha Pemurah dan Allah sumber segala penghiburan.

4Ia menghibur kami dalam berbagai kesusahan, supaya dengan penghiburan yang kami terima dari Allah itu, kami pun dapat menghibur orang yang berada dalam kesusahan.

5Karena seperti banyaknya sengsara Al Masih yang kami alami, begitu jugalah banyaknya penghiburan yang kami terima dari Al Masih.

6Jika kami mengalami kesusahan, hal itu adalah untuk menghibur kamu dan demi keselamatanmu juga. Jika kami dihibur, maka penghiburan itu pun akan menghibur kamu, sehingga kamu tetap tabah dalam kesengsaraan yang juga kami rasakan.

7Kami tetap berpengharapan atas kamu semua, sebab kami tahu jika kamu mengalami kesengsaraan seperti yang kami alami, maka kamu juga akan menerima penghiburan seperti yang kami terima.

8Kami pun hendak memberitahukan kepadamu, hai Saudara-saudaraku, mengenai kesusahan yang menimpa kami di Asia Kecil. Beban kami sangatlah berat, lebih daripada yang dapat kami tanggung, sehingga kami putus asa untuk terus hidup.

9Kami merasa seolah-olah telah dijatuhi hukuman mati. Namun, hal itu terjadi supaya kami tidak berharap kepada diri kami sendiri, melainkan kepada Allah yang menghidupkan kembali orang-orang mati.

10Dialah yang telah melepaskan kami dari bahaya yang amat mengerikan itu, dan Dia pulalah yang akan melepaskan kami. Kami menaruh pengharapan kepada-Nya bahwa Ia akan melepaskan kami lagi.

11Kamu pun harus membantu kami melalui doamu, sehingga banyak orang menaikkan syukur kepada Allah atas kami karena kepada kami dilimpahkan karunia berkat doa banyak orang.

(II Kor.1:3-11)

 

6.1.  Menurut Paulus , apa manfaat penderitaan bagi dirinya ? (1:4-5)

 

            ______________________________________________________________________________

 

            ______________________________________________________________________________

 

6.2.  Menurut Paulus, apa manfaat penderitaan bagi orang lain? (1:6)

 

            ______________________________________________________________________________

 

            ______________________________________________________________________________

 

6.3.  Jika Anda adalah murid yang bisa mengikuti ujian dengan baik, namun akhirnya hasilnya babak belur, nilai D= 9 pelajaran. Kemudian 2 orang teman sekelas datang menghiburmu; teman pertama nilai A= 9 pelajaran, dia mengatakan:” Ya....lumayan!”; teman kedua nilai F nya = 9 pelajaran, dia mengatakan:”kali ini hasilnya seperti ini, maju lagi, Tuhan tidak pernah memutuskan jalan orang, tidak apa-apa!”

 

Menurut Anda, penghiburan siapa yang lebih bisa membantumu? Mengapa?

 

______________________________________________________________________________

 

  _____________________________________________________________________________

 

     6.4. Menurut Paulus, apa manfaat penderitaan bagi Gereja? (1:11)

 

______________________________________________________________________________

            ______________________________________________________________________________

    

7.     Konsep nilai Ayub dan Paulus tentang Penderitaan, telah merubah konsep apa dari dirimu? Dan telah memberikan bantuan apa kepadamu? Sharingkan!

 

_________________________________________________________________________________

 

 

 

 

Kesimpulan

 

Ada orang yang memandang penderitaan sebagai kesempatan membentuk diri, ada pula yang menganggap sebagai hukuman dan kutukan Allah; konsep nilai yang brebeda tentang penderitaan, menghasilkan respons dan perasaan yang berbeda pula.

Melihat penderitaan dari sudut pandang Allah, serta belajar dari Ayub dan Paulus tentang konsep penderitaan mereka, pasti bisa menolong kita menjadi orang yang sakit, namun tidak menderita, cacat, tapi tetap menjadai orang yang berguna.

 

 

10    Hukum ketidaklancaran

 

Berterimakasihlah pada orang yang melukai engkau,

Karena ia melatih tekadmu

Berterimakasihlah pada orang yang membohongimu,

Karena ia menambah hikmatmu

Berterimakasihlah pada orang yang melukaimu,

Karena ia membentuk karaktermu

Berterimakasihlah pada orang yang memukulmu,

Karena ia merangsang daya juangmu

Berterimaksihlah pada orang yang membuang kamu,

Karena ia mengajarkanmu mandiri

Berterimakasihlah pada orang yang menyandungmu,

Karena ia memperkuat sepasang pahamu

Berterimakasihlah pada orang yang menegurmu,

Karena ia mengingatkan kelemahanmu

Berterimakasihlah pada orang yang menentangmu,

Karena ia membuatmu mempertimbangkandengan baik;

Berterimakasihlah pada orang yang berkata jujur padamu,

Karena mereka adalah sahabat-sahabatmu;

Berterimakashlah Tuhan ijinkan engkau mengalami ketidaklancaran

Agar engkau makin bertumbuh dewasa.

No comments: