Matius 22:34-40
Ketika
orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu
bungkam, berkumpullah mereka
dan
seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
"Guru,
hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
Jawab
Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan
hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.
Pada
kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Kasih
adalah yang terutama harus kita berikan kepada Allah.
Hal
ini pertama kali disampaikan oleh Musa dalam Ul. 6:5 dan dikutip langsung oleh
Tuhan Yesus dalam PB.
Manusia
sebagai yang diciptakan segambar dan serupa Allah, memiliki perasaan kasih
seperti Allah yang adalah kasih (I Yoh 4:8)
Manusia
tidak bisa lepas dari perasaan dan kebutuhan kasih seberapa pun jahatnya dia.
Mungkin ada manusia yang hendak menghilangkan rasa kasih dalam dirinya. Kalau
pun berhasil, maka dia akan menjadi seorang manusia yang menderita dan kasihan.
Kalau
semua manusia pasti memiliki kasih, permasalahannya adalah kepada apa atau
siapa kasih manusia itu harus dinyatakan?
-
nomor 1 adalah kepada Allah.
Mengapa
manusia harus mengasihi Allah sebagai yang pertama dan terutama?
1.
Karena Allah adalah Allah (Kel. 3:14-15). Dia tidak ada bandingnya.
Membandingkan Dia dengan yang lain adalah penyembahan berhala. Dan, itu adalah
dosa. Demikian juga dengan kasih. Mengasihi sesuatu lebih daripada mengasihi
Allah adalah dosa. Ini adalah ketetapan Allah. Allah tidak perlu persetujuan
manusia untuk menetapkan peraturan ini.
Dalam
Matius 6:37 dikatakan bahwa orang yang mengasihi bapanya, ibunya, anak2nya
lebih dari mengasihi Allah tidak layak menjadi pengikutNya.
Maka,
apa pun dan bagaimana pun pikiran kita tentang Allah, Dia tetap harus dikasihi
sebagai yang pertama dan terutama.
2.
Karena dalam seluruh kebenaran, memang manusia harus mengasihi Allah terlebih
dahulu baru bisa mengasihi yang lain dengan benar.
Sejak
manusia jatuh ke dalam dosa, kasihnya kepada apa pun atau siapa pun menjadi
suatu yang tidak murni/ternoda.
Kasih
yang seharusnya sangat indah, menjadi suatu yang menderita.
Kasih
menjadi:
1.
Menguasai
2.
Memiliki
3.
Mengarahkan
Kasih
menjadi sesuatu yang sangat mengikat. Dan seringkali menjadi suatu pelampiasan
nafsu.
Ada
suatu film yang menceritakan tentang seorang ibu yang sangat sayang sama
anaknya yang agak sedikit kurang dalam pikirannya. Sang ibu yang kaya
menikahkan dia dengan seorang perawat yang dia cintai, sang ibu mengatur cara
istrinya melayaninya, kehidupan rumah tangga mereka sampai kepada hal yang
terkecil supaya sang anak mendapatkan yang terbaik. Namun, pada suatu waktu,
sang anak berkata kepada ibunya dengan berlinang air mata, ibu, tolong jangan
kasihi saya sebegitu besarnya. Anak ini sangat menderita oleh rasa kasih dari
ibunya.
Dengan
kita mengasihi Allah sebagai yang terutama dan yang pertama, kita baru bisa
mengerti untuk mengasihi orang lain dengan tepat dan benar. Kita baru bisa
mengasihi suami, istri, anak, teman dan lainnya dengan tepat dan menjadi
berkat.
Di
dalam hubungan suami istri, apabila salah satu yang mendapat kasih yang utama
dan bukan Tuhan, maka hubungan itu pasti menimbulkan banyak masalah. Contoh:
Seorang
yang cemburu, memutilasi pacarnya
Seorang
yang memanjakan anaknya.
Ekspresi
kasih yang tepat itulah yang memberkati.
Dari
bagian ini kita harus merenungkan:
-
Siapakah orang/barang yang paling saya kasihi?
-
Apakah kasih saya itu telah membuat saya mengabaikan Tuhan dan Firman-Nya?
-
Apakah ekspresi kasih saya telah tepat? Ataukah saya terlalu mengikat atau
memanjakan?
Marilah
kita terlebih dahulu mengasihi Allah barulah kita mengasihi orang di sekitar
kita.
No comments:
Post a Comment