Sunday, July 28, 2024

Jadilah KehendakMu di bumi seperti di surga

 

Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga

Matius 6:10b

 

Sebagai makhluk yang diciptakan segambar dan serupa Allah, setiap manusia memiliki kehendak. Allah sendiri memiliki kehendak. Kehendak timbul dari suatu dorongan dari dalam terhadap sesuatu yang harus dipenuhi. Atau dalam KBBI, kata kehendak diartikan sebagai harapan yang keras. Kehendak memiliki daya dorong yang keras dari dalam dan membuat seseorang bertindak.

Berkehendak adalah suatu yang alami, namun setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kehendak yang ada dalam diri manusia cenderung dipengaruhi oleh dosa, yaitu nafsu yang menguasai diri manusia itu. Mengapa Tuhan Yesus menyinggung tentang kehendak pada waktu Dia mengajarkan tentang doa? Karena dalam hal berdoa, kehendak menjadi unsur yang sangat dominan. Hampir di dalam semua doa, kehendak menjadi pemicu doa dinaikkan.

Oleh sebab itu, setelah Tuhan Yesus mengajarkan doa secara alami dimulai dari identitas diri sebagai anak Bapa, dan bahwa doa haruslah untuk menguduskan namaNya dan menghadirkan kerajaanNya, Tuhan Yesus meneruskan dengan mengajarkan tentang kehendak dalam doa. Di dalam doa yang diajarkan Kristus, kehendak siapakah yang harus dipenuhi? Kehendak orang yang berdoa atau kehendak Dia yang kepadaNya doa dipanjatkan?

Kalau kehendak orang yang berdoa yang harus dipenuhi, maka orang tersebut akan menjadi tuan dari Tuhan. Dia bebas mengajukan permintaan dan Tuhan harus mengabulkannya. Tuhan akan menjadi kacung, satpam, pembantu dari orang tersebut. Lagi pula, betapa kacaunya dunia kalau demikian adanya. Apakah ini masuk akal?

Ada sebuah film pada tahun 2003 berjudul Bruce Almighty. Menceritakan tentang seorang yang bernama Bruce Nolan. Bruce adalah seorang reporter yang sangat bagus karena dia juga humoris sehingga disukai oleh masyarakat, tapi dia tidak suka. Dia lebih suka menjadi seorang pembaca berita. Dia menjadi sangat stress karena posisi reporter jatuh kepada saingannya Evan. Sangking stresnya dia maki-maki Evan di stasiun TV sehingga dia dipecat. Tidak hanya itu, dalam perjalanan pulang dia juga dikeroyok dan mobilnya rusak. Dia merasa sangat sial dan complain sama Tuhan.

Tuhan datang kepada dia, dan memberikan kesempatan kepadanya kuasa untuk menggantikan posisi Tuhan. Dia sangat senang sekali. Waktu dia menerima tugas itu, dia merasa rebut dan bising sekali karena banyak suara. Dia bertanya kepada Tuhan apa itu? Tuhan menjawab, itu ada doa dari manusia. Dia mencoba untuk menjawab setiap doa sampai kelelahan dan tidak bisa tidur. Akhirnya, dia taruh semua permohonan doa di sebuah mesin, dia mengatur Yes untuk semua permohonan. Hasilnya, dunia kacau sekali. Dan banyak bencana yang terjadi. Bruce kewalahan dan segera mengembalikan posisi Tuhan kepada Tuhan sendiri.

Teman-teman, doa adalah berkaitan dengan kehendak Allah dinyatakan bukan kehendak manusia.

Berkaitan dengan ini, maka, doa haruslah:

1.       Menyesuaikan kehendak Allah dalam kehendak kita. Dalam Matius 26:36-46 yaitu doa Tuhan Yesus di taman Getsemani. Saat itu Tuhan Yesus mengalami sangat sedih dan gentar seperti mau mati rasanya. Sebagai Tuhan, Dia telah membayangkan kesengsaraan berat yang akan dialamiNya dalam perjalanan menuju Salib dan pada waktu disalibkan. Di dalam kehendakNya sebagai manusia Dia berdoa supaya cawan ini berlalu dariNya, namun Dia berdoa supaya kehendak Allah yang jadi bukan kehendakNya. Dan akhirnya kehendak Allah adalah Dia dihina dan disalibkan.

Di dalam keterbatasan sebagai manusia, seringkali kita hendak menghindar dari masalah hidup. Namun, apakah seorang Anak Allah pasti akan selalu terhindar dari masalah hidup? Tidak. Seringkali Tuhan mengijinkan kita untuk mengalami masalah. Dan itu adalah keputusan IlahiNya. Dan itu pasti baik untuk kita.

Maka di sini kita perlu membiarkan kehendakNya yang terjadi. Dan mengikuti iramaNya. Dengan demikian kita akan lebih mengenal Dia dan kita akan menjadi anak yang tunduk, taat kepada Bapa, taat kepada pengaturanNya, dan bukan menjadi anak yang seenaknya sendiri.

Dengan demikian posisi menjadi jelas dan benar, bahwa Dia adalah Bapa dan kita adalah anak.

Dalam kehidupan sekarang, sering terjadi antara orang tua dan anak terjadi terbalik perannya. Anak menjadi orang tua dan orang tua menjadi anak. Anak nekan orang tua. Itu melanggar perintah Tuhan untuk menghormati orang tua.

Keterbalikan hubungan ini seringkali hendak diterapkan dalam hubungan dengan Allah, yaitu hendak mengatur, memaksa bahkan mengancam Allah. Ini tidak mungkin bisa berhasil karena Allah melihat hati dan Dia tidak bisa dipermainkan (Galatia 6:7-8).

2.       Di bumi seperti di surga. Setelah kedatangan Tuhan Yesus ke dunia, Dia telah membuka jalan antara surga dan bumi. Allah telah menyatakan DiriNya. Surga telah bisa dialami. Roh Kudus telah datang ke dalam hidup anak-anakNya. Oleh sebab itu, kehendak Allah di surga bisa terjadi di bumi. Di surga ada kuasa. Kuasa itu bisa terjadi juga di bumi. Di surga tidak ada yang menentang kehendakNya, maka di bumi juga kiranya terjadi demikian.

Baiklah kita menyelidiki diri kita.

1.       Menyadari bahwa kehendak kita tidak sebanding dengan kehendak Tuhan. Yesaya 55:8-9. Kehendak kita sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, ketakutan kita yang sangat terbatas

2.       Selidikilah apakah kita sedang memaksa Tuhan atau tidak.

-          Tuhan, saya kan sudah melakukan ini dan itu....

-          Tuhan tidak bisa dipaksa dan Tuhan tidak punya hutang sama kita

No comments: