Hari 3
Ciuman Yudas
Kitab Suci: Lukas 22:47-53
Sementara Isa masih bersabda, datanglah
serombongan orang yang dipimpin oleh Yudas, yaitu salah seorang dari kedua
belas pengikut-Nya. Yudas maju mendekati Isa untuk mencium-Nya. Tetapi Isa
bersabda kepadanya, "Yudas, dengan ciumankah hendak kauserahkan Anak
Manusia?" Ketika orang-orang yang bersama-sama dengan Isa melihat apa yang
terjadi, mereka berkata, "Ya Junjungan, haruskah kami menyerang mereka
dengan pedang?" Lalu salah seorang dari mereka menyerang seorang hamba
Imam Besar dan menetak telinga kanannya sampai putus. Tetapi Isa bersabda,
"Sudahlah, jangan lagi!" Lalu Ia menyentuh telinga orang itu dan
menyembuhkannya. Kemudian sabda Isa kepada imam-imam kepala, kepala-kepala
pengawal Bait Allah, dan para tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, "Mengapa kamu datang seperti hendak menangkap
penyamun, karena kamu membawa pedang dan pentungan? Padahal setiap hari Aku ada
di tengah-tengahmu di Bait Allah dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah
saatnya bagi kamu dan inilah pula saatnya bagi penguasa kegelapan untuk
bertindak."
Seluruh peristiwa penyaliban Tuhan Isa
adalah seperti suatu panggung yang menggambarkan kenyataan kehidupan manusia di
muka bumi.
Sementara Isa Almasih masih berbicara,
Yudas – Sang murid yang menjualNya – memimpin serombongan orang untuk melakukan
rencana mereka. Yudas mendekat kepada Tuhan Isa dan menciumNya sebagai tanda
untuk menyerahkan Isa. “Yudas, dengan ciumankah
hendak kauserahkan Anak Manusia?”
Rencana Yudas sangat jitu. Dia bisa
memenuhi janjinya kepada para imam dan tua-tua orang Israel. Sederhana, tepat
waktu dan tepat sasaran. Mengapa Yudas bisa begitu tepat sasaran? Karena dia
sangat dekat dengan Tuhan Isa. Dia tahu kebiasaanNya dan gerak geriknya.
Selanjutnya memang para murid mencoba
melawan, namun Tuhan Isa melarang mereka, karena inilah saatnya bagi penguasa
kegelapan untuk bertindak. Ini bukan waktu untuk melawan atau membela diri. Tuhan
Isa tahu kapan waktunya untuk membela diri, dan kapan waktunya untuk tidak
melakukan apa-apa.
Sejarah terus berulang. Kita mungkin pernah mengalami "ciuman Yudas", ingatlah bahwa Isa
Almasih pun pernah mengalaminya, namun Dia telah menang. Karena pada akhirnya Yudas memilih bunuh diri sebagai penyelesaian dari penyesalan yang tak
berujung. Dia tidak bisa menikmati hasil uang hasil pengkhianatannya. Sedangkan Tuhan Isa justru berhasil mencapai Salib dan menuntaskan karya
keselamatanNya dengan gilang gemilang.
Mari kita tidak terus menangisi "ciuman" itu. Alamilah kemenangan bersama Tuhan Isa, dan renungkanlah, mungkin kita juga mengalami seperti apa yang Yusuf tulis dalam Kejadian 50:20,” Memang dulu kamu bermaksud jahat terhadap aku, tetapi Allah
mempunyai maksud baik, supaya terwujudlah apa yang terjadi hingga hari ini,
yaitu terpeliharanya kelangsungan hidup banyak orang.” Dan, Paulus menulis juga dalam Roma 8:28,” Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.” Amin.
No comments:
Post a Comment