Hari 2
Di Persimpangan Hati
Kitab Suci: Lukas 22:39-46
Isa meninggalkan kota itu lalu pergi ke
Bukit Zaitun seperti yang biasa dilakukan-Nya. Pengikut-pengikut-Nya pergi juga
bersama-Nya. Setelah sampai di tempat itu bersabdalah Ia, "Kamu harus berdoa
supaya jangan terkena pencobaan." Lalu Ia meninggalkan mereka di situ dan
pergi kira-kira sejauh lemparan batu. Di situ Ia sujud dan berdoa,"Ya
Bapa, kalau Engkau berkenan, jauhkanlah cawan minuman
ini dari Aku. Tetapi janganlah kehendak-Ku yang jadi,
melainkan kehendak-Mu saja." Kemudian tampak malaikat dari langit
datang kepada-Nya dan menguatkan Dia. Isa merasa sangat gelisah dan takut. Oleh
karena itu, Ia berdoa lebih sungguh-sungguh. Peluh-Nya menjadi seperti
titik-titik darah yang menetes ke tanah. Setelah berdoa, Ia kembali kepada
pengikut-pengikut-Nya dan mendapati mereka sudah tertidur karena terlalu sedih.
Lalu sabda-Nya kepada mereka, "Mengapa kamu tidur? Bangun dan berdoalah,
supaya kamu tidak terkena pencobaan."
Lagu “Jangan Lupa Getsemani” (Lead me to
Calvary)
Jangan lupa Getsemani, jangan lupa
sengsaraNya,
Jangan lupa cinta Tuhan, pimpin ke Kalvari
Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=FSj-Vm_kzys
Seorang Pengkhotbah mengatakan bahwa tanpa
Getsemani, tidak ada Kalvari. Gambaran tentang pergumulan berat yang dijalani
oleh Anak Domba Allah sebelum Dia dengan taat seperti Anak Domba yang dibawa ke
pembantaian. Yesaya mengatakan: “Ia dianiaya dan ditindas, tetapi ia tidak
membuka mulutnya. Seperti anak domba yang dibawa ke tempat penyembelihan,
seperti domba betina yang kelu di hadapan orang yang menggunting bulunya, ia
tidak membuka mulutnya. (Yesaya 53:7)
Apa yang menjadi doaNya sewaktu di
Getsemani & apa yang terjadi?
1. Ya, Bapa, kalau Engkau berkenan, jauhkanlah cawan minuman ini dari Aku
Hubungan Bapa dan Anak yang menjadi satu
ini, sedang di ambang perpisahan, oleh karena Sang Anak, sebentar lagi akan
menanggung dosa seluruh umat manusia. Betapa memilukannya, dan betapa
menakutkannya. Kalau bisa, jauhkanlah cawan murka ini daripadaKu. Hati Sang
Anak sangat kacau. Di satu sisi, inilah tujuan kedatanganNya ke dalam dunia, di
sisi lain, bagaimana menghadapi penderitaan ini, terlebih lagi harus seketika
waktunya berpisah dengan Sang Bapa?
Di persimpangan hati ini, Sang Anak tetap
mencari perkenanan Sang Bapa. “Asalkan Bapa berkenan”
2. Tetapi janganlah kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu saja.
Kehendak Sang Anak dalam keterbatasan
kemanusiaanNya. Dia akan mewakili umat manusia dalam melunasi hutang dosanya.
Di titik yang sangat genting ini, apakah kemanusiaan yang menang, ataukah
ke-Allah-an yang menang? Sang Anak menyerahkan kehendakNya kepada Sang Bapa dalam
ketaatan. “Bukan kehendakKu, melainkan kehendakMu”
3. Allah Bapa mengutus malaikat untuk memberi kekuatan kepadaNya.
Tuhan Isa mencari perkenanan Bapa, memutuskan untuk taat menyerahkan
kehendakNya kepada Allah Bapa, dan kekuatan Sorgawi memimpinNya ke Kalvari.
Seringkali kita juga dalam persimpangan hati. Kalau mau ikut pimpinan
Tuhan, kesulitan & hal yang tidak kita sukai sudah di depan mata. Dalam menghadapi
keadaan seperti ini, biarlah seperti Tuhan Isa Almasih, prinsip kita adalah
mencari kesukaan Tuhan, bukan kesukaan manusia atau diri sendiri, dan taat menyerahkan
kehendak kita yang manusiawi kepada kehendakNya yang Ilahi, supaya di dalam
hidup kita yang sementara, kita bisa mengerjakan sesuatu yang bernilai kekal.
Maka, Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita untuk tabah melewati segala
tantangan. Amin.
No comments:
Post a Comment