Hari 1
Supaya Tidak Terkena Pencobaan
Kitab Suci: Lukas 22:39-46
Isa meninggalkan kota itu lalu pergi ke
Bukit Zaitun seperti yang biasa dilakukan-Nya. Pengikut-pengikut-Nya pergi juga
bersama-Nya. Setelah sampai di tempat itu bersabdalah Ia, "Kamu harus
berdoa supaya jangan terkena pencobaan." Lalu Ia meninggalkan mereka di
situ dan pergi kira-kira sejauh lemparan batu. Di situ Ia sujud dan
berdoa,"Ya Bapa, kalau Engkau berkenan, jauhkanlah cawan minuman ini dari
Aku. Tetapi janganlah kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu saja."
Kemudian tampak malaikat dari langit datang kepada-Nya dan menguatkan Dia. Isa
merasa sangat gelisah dan takut. Oleh karena itu, Ia berdoa lebih
sungguh-sungguh. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang menetes ke
tanah. Setelah berdoa, Ia kembali kepada pengikut-pengikut-Nya dan mendapati
mereka sudah tertidur karena terlalu sedih. Lalu sabda-Nya kepada mereka,
"Mengapa kamu tidur? Bangun dan berdoalah, supaya kamu tidak terkena
pencobaan."
Saat Isa Almasih untuk menunaikan misi
penyelamatannya sebentar lagi akan terjadi. Yudas, Sang murid telah berkomplot
dengan para imam dan tua-tua Israel untuk membunuhNya. Di dalam sisi
ke-AllahanNya, Dia tahu dengan jelas apa yang telah dan yang akan terjadi.
Lalu, bagaimana Tuhan Isa menghadapi “situasi buruk” yang sebentar lagi akan
dijalaniNya?
1. Seperti biasa, Dia pergi ke Bukit Zaitun untuk berdoa.
Doa, adalah kunci utama Tuhan Isa dalam
menghadapi kehidupan. Doa tidak hanya Dia lakukan saat akan menghadapi pencobaan.
Tetapi, Dia biasa melakukannya. Oleh sebab itu, sesampainya di tempat itu, Dia
meminta murid-muridNya berdoa supaya tidak terkena pencobaan, lalu Dia sendiri,
memisahkan Diri untuk bersujud dan berdoa. Di dalam pergumulanNya dalam doa,
Dia mendapatkan kekuatan dari malaikat yang datang kepadaNya.
2. Bagaimana sikap para murid? Mereka tertidur karena terlalu sedih.
Setelah Tuhan Isa selesai berdoa, Dia
kembali kepada para muridNya. Dia mendapati mereka sedang tidur. Para murid
tertidur bukan karena malas, tapi karena terlalu sedih. Keadaan saat itu,
mungkin sudah sangat mencekam, Tuhan Isa pun telah menubuatkan bahwa Petrus
akan menyangkaliNya. Para murid sangat sedih dan mereka tertidur.
Cara Tuhan Isa menghadapi pergumulan dan supaya tidak jatuh ke dalam
pencobaan adalah “berdoa”. Dia katakan dua kali “"Kamu harus berdoa
supaya jangan terkena pencobaan." dan "Mengapa kamu tidur?
Bangun dan berdoalah, supaya kamu tidak terkena pencobaan."
Kita tahu bahwa, hasil dari berdoa, Tuhan Isa dengan tabah menunaikan
karya penyelamatanNya di atas kayu Salib “sendirian”, sedangkan para murid
lemah tidak berdaya. Mereka tidak mampu hanya untuk membantu mengangkat
salibNya, sehingga seorang Simon dari Kirene yang melakukannya, atau pun untuk
menguburkan Dia dengan layak, sehingga seorang Yusuf dari Arimatea yang
melakukannya. Apa yang para murid lakukan? Ada yang mengkhianati, ada yang
menyangkal dan ada yang melarikan diri.
Manusia dalam menghadapi masalah seringkali bingung, berpikir sendiri, cari-cari bantuan sana-sini sampai kelelahan. Tuhan Isa berkata: Bangun! Dan berdoalah!
No comments:
Post a Comment