Resources

Wednesday, March 31, 2021

Renungan Penderitaan Tuhan Yesus


 


Yesaya 53:3-5

3. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. 4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

 

Tuhan Yesus adalah Tuhan. Dia punya kuasa untuk memilih apa pun dalam hidupNya, baik kelahiranNya, jalan hidupNya, bahkan ketika Dia mati, Dia mati karena Dia sendiri yang menyerahkan nyawaNya, seperti dalam Lukas 23:46 “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.”

 

Sekalipun Dia berkuasa memilih, Tuhan Yesus ternyata memilih untuk mengalami penghinaan, Dia dihindari orang, Dia penuh kesengsaraan, orang tidak mau melihat dia, dan Dia tidak masuk hitungan di antara umatNya. Seorang yang begitu menderita, sehingga Dia dikira sedang dikutuk, dipukul dan ditindas Allah, padahal Dia sedang menanggung dan memikul penyakit kita. Puji Tuhan untuk kerelaan Tuhan Yesus untuk menanggung dosa umat manusia dan menjadi imam besar yang agung yang mengerti  kelemahan-kelemahan manusia (Ibrani 4:15)

 

Apakah kita pernah mengalami dihina? Dihindari orang? Terus ditimpa masalah dan penuh kesengsaraan? Orang tidak mau lihat kita? Bahkan bagi orang-orang dekat pun, kita tidak masuk hitungan? Suatu penghiburan atas kita sekalian, bahwa kita punya Imam Besar yang sudah mengalami semua hal ini, Dia mengerti setiap keadaan kita, dan Dia mau menanggungnya untuk kita. Percayalah kepadaNya dan alamilah kesembuhan dariNya.

Kiranya Tuhan Yesus meneguhkan iman kita. Amin.

No comments:

Post a Comment