8. MURID TUHAN DAN PENGINJILAN
I.
Pertanyaan
1.
Bagaimana Anda mengenal dan percaya kepada Tuhan
Isa?
a.
Jika tidak ada orang percaya yang mengabarkan Injil
kepada Anda, menurut Anda apakah Anda akan percaya Tuhan Isa dan diselamatkan?
b.
Kalau Anda dan keluarga di dalam Tuhan tidak
mengabarkan Injil, apakah keluarga dan orang-orang lain bisa percaya Tuhan?
Mengapa?
Pertanyaan untuk disharingkan
2.
Menurut Anda apakah murid Tuhan ada tanggungjawab
untuk mengabarkan Injil? Mengapa?
Pekabaran Injil adalah tanggungjawab semua murid
Tuhan, baik pendeta, penginjil dan semua murid Tuhan baik yang baru percaya
maupun yang sudah lama percaya.
a.
Isa mendekati mereka dan bersabda, "Segala
wewenang dan kuasa baik di surga maupun di bumi sudah diserahkan kepada-Ku. Sebab
itu pergilah, jadikanlah semua suku bangsa pengikut-Ku dan permandikanlah
mereka dalam nama Sang Bapa, Sang Anak, dan Ruh Allah Yang Mahasuci. Ajarlah
mereka menaati segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ingatlah,
Aku menyertai kamu sampai kesudahan zaman." (Matius 28:18-20)
Ini
adalah perintah Tuhan, tugas semua murid.
b.
Kitab Suci gambarkan keadaan manusia – Dahulu kamu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu yang biasa kamu lakukan ketika kamu hidup menuruti hawa nafsu
dan taat kepada keinginan penguasa pemerintahan angkasa, yaitu setan yang
sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Dahulu kami juga adalah
orang-orang yang tergolong di antara mereka itu, yaitu ketika kami hidup di
dalam tabiat kami sebagai manusia, dikuasai oleh berbagai hawa nafsu duniawi
dan pikiran yang tidak baik. Pada waktu itu keadaan kami pun sama seperti
orang-orang lainnya, yaitu sebagai orang-orang yang ada di bawah azab. (Efesus
2:1-3). Pada waktu itu kamu hidup tanpa Al-Masih, tidak termasuk umat pilihan
Allah, orang asing dalam kaitannya dengan perjanjian yang dijanjikan Allah,
tidak mempunyai pengharapan, dan tidak mengenal Tuhan dalam dunia ini. (Efesus
2:12)
Gambaran orang yang tidak percaya yaitu kematian
kekal, kalau kita tidak pergi mengabarkan Injil, berarti kita tidak
menyelamatkan ketika melihat orang-orang yang menuju kematian, karena:
·
Mereka mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosa. Mereka sama sekali tidak ada kebebasan untuk tidak melakukan dosa.
·
Mereka juga budak setan, penguasa udara
·
Perjanjian Tuhan tidak ada hubungannya dengan orang
yang tidak percaya, jadi hidup yang berkelimpahan tidak ada hubungannya dengan
mereka
·
Orang-orang yang tidak percaya bertindak sesuai
dengan keinginan mereka sendiri dan egois, sehingga dalam hubungan dengan
sesama sering menimbulkan masalah.
c.
Akibat murid yang tidak PI – "karena setiap
orang yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan." Akan tetapi,
bagaimana mereka dapat berseru kepada Dia yang belum mereka percayai? Bagaimana
mereka dapat percaya kepada-Nya kalau mereka belum pernah mendengar tentang
Dia? Bagaimana mereka dapat mendengar kalau tidak ada orang-orang yang
mengabarkan tentang Dia kepada mereka? Bagaimana orang-orang dapat mengabarkan
tentang Dia kalau mereka tidak diutus? Seperti telah tertulis, "Betapa
eloknya kaki orang-orang yang membawa kabar baik!" (Roma 10:13-15). Jika
aku mengabarkan Injil, hal itu tidak menjadi dasar bagiku untuk bermegah, sebab
tugas itu sudah menjadi kewajibanku, sehingga tak dapat tidak, aku harus
melakukannya. Celakalah aku, jika aku tidak mengabarkan Injil! (I Korintus
9:16)
Kalau
murid tidak mengabarkan Injil:
· Orang-orang tidak
mendengar Injil, tidak bisa mendapat keselamatan
· Celakalah orang-orang
percaya. Ini bisa berarti bahwa ketika kerabat dan teman yang tidak percaya
meninggal tanpa mengenal Isa Almasih, mereka merasa bersalah karena belum
diselamatkan, atau memiliki hati nurani yang bersalah ketika menghadapi Tuhan
di masa depan.
Orang
yang percaya tidak takut masa depan ada kehidupan kekal, namun orang yang belum
percaya tidak ada hidup kekal, kehidupan sekarang hidup dalam murka Allah.
3.
Tidak sedikit orang merasa diri masih baru dalam
kepercayaannya, pengalaman dan pengetahuan Alkitab juga masih dangkal, jadi
tidak bisa mengabarkan Injil. Menurut Anda bagaimana? Lalu, siapa yang menurut
Tuhan Yesus bertanggungjawab mengabarkan Injil?
a.
Sebab itu pergilah, jadikanlah semua suku bangsa
pengikut-Ku dan permandikanlah mereka dalam nama Sang Bapa, Sang Anak, dan Ruh
Allah Yang Mahasuci. (Matius 28:19)
Amanat
Agung Tuhan Yesus adalah untuk semua muridNya.
b.
Perempuan itu meninggalkan buyungnya lalu pergi ke
kota dan berkata kepada orang-orang, "Mari lihatlah, ada seseorang yang
memberitahukan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat! Mungkinkah Dia itu
Al Masih?" Mereka pun segera keluar dari kota lalu menemui Isa. (Yohanes
4:28-30). Berapa lama perempuan Samaria percaya Tuhan Isa?
Perempuan
Samaria baru saja percaya Tuhan Isa. Dia bersaksi kepada semua orang di kota
dan membawa banyak orang Samaria percaya kepada Tuhan Isa Almasih.
c.
Andreas, saudara Simon Petrus, adalah salah satu
dari kedua orang yang mendengar perkataan Yahya lalu mengikut Isa. Mula-mula ia
menemui Simon, saudaranya, dan kepadanya ia berkata, "Kami telah bertemu
dengan Mesias (artinya: Al Masih)." Kemudian dibawanya Simon kepada Isa.
Isa memandang Simon lalu bersabda, "Simon bin Yahya, engkau akan dinamai
Kefas (artinya: Petrus)." (Yohanes 1:40-42). Berapa lama Andreas percaya
Tuhan Isa? Apa hasil dari dia mengabarkan Injil?
Andreas
baru saja percaya Tuhan Isa, dia membawa saudaranya Petrus kepada Tuhan Isa,
sehingga Petrus juga beroleh keselamatan.
d.
Saat itu juga sesuatu seperti selaput terlepas dari
mata Sa’ul, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dipermandikan.
Kemudian ia makan dan menjadi kuat lagi. Sa’ul tinggal di Damsyik beberapa hari
lamanya bersama pengikut-pengikut Isa yang ada di sana. Ia langsung pergi ke
rumah-rumah ibadah dan memberitakan di situ bahwa Isa adalah Sang Anak yang
datang dari Allah. (Kisah 9:18-20). Berapa lama Paulus percaya Tuhan Isa dan
mulai mengabarkan Injil?
Saul
(Paul) baru saja percaya Tuhan Isa, dia memberitakan tentang Tuhan Isa di
rumah-rumah ibadah.
4.
Sudah berapa lama Anda percaya Tuhan Isa? Apakah
Anda sudah membawa orang percaya kepadaNya?
Ini waktunya untuk sharing.
5.
Apa sifat keberhasilan pekabaran Injil?
Setiap orang percaya memiliki bagian dalam pekabaran
Injil, namun tidak semua orang percaya melakukannya dengan baik. Sifat-sifat
yang perlu dalam pekabaran Injil adalah:
a.
Tahu bahwa seseorang bisa percaya kepada Tuhan Isa
adalah anugerah Tuhan, seperti yang tercatat dalam I Korintus 12:3 Sebab itu
aku hendak memberitahukan kepadamu bahwa tidak ada seorang pun yang berbicara
di bawah pimpinan Ruh Allah akan berkata, "Terkutuklah Isa." Demikian
pula tidak ada seorang pun yang dapat berkata, "Isa adalah Junjunganku
Yang Ilahi," selain oleh pimpinan Ruh Allah.
Tahu
bahwa seseorang percaya kepada Tuhan Isa, sepenuhnya adalah anugerah Tuhan.
Jadi, kalau ada yang percaya Tuhan oleh karena pemberitaan kita, jangan
menyombongkan diri.
b.
Juga tahu bahwa – kepercayaan kepada Tuhan juga
adalah respon manusia, baik dari orang yang mendengar, mau pun orang yang
mengabarkan.
·
Apa yang harus diperhatikan oleh orang yang
mengabarkan Injil? “Karena Injil yang kami beritakan itu disampaikan kepadamu
bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan kuasa dan dengan Ruh Allah,
serta dengan keyakinan yang penuh. Kamu tahu bahwa kami berada di antara kamu
demi kebaikanmu.” (I Tesalonika 1:5)
Mengandalkan
Ruh Allah. Dengan doa mengalami kuasaNya.
·
Apa syarat seorang pekabar Injil? “Walaupun
sebelumnya kami mengalami kesusahan dan dianiaya secara memalukan di Filipi
seperti yang kamu ketahui, di dalam Allah kami berani menyampaikan Injil-Nya
kepadamu di tengah-tengah perlawanan yang sangat hebat.” (I Tesalonika 2:2)
Harus
membayar harga, rela menderita, tidak takut penolakan/penganiayaan,
mengandalkan Tuhan dengan berani mengabarkan Injil.
·
Apa motivasi seorang pekabar Injil? “Tetapi
sebagaimana Allah berkenan mengamanatkan Injil-Nya kepada kami, demikianlah
kami berkata-kata, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan
Allah yang menguji hati kita.” (I Tesalonika 2:4)
Lakukan
apa yang diperintahkan Tuhan, tidak melebihkan atau mengurangi. Tidak untuk
menyukakan manusia tetapi untuk menyukakan Allah.
·
Bagaimana sikap seorang pekabar Injil? “Sebaliknya,
kami bersikap lemah lembut di antara kamu, seperti seorang ibu yang memelihara
anak-anaknya sendiri. Demikianlah, karena rasa sayang yang besar kepada kamu,
kami bukan saja berkenan membagikan kepadamu Injil Allah, melainkan juga jiwa
kami sendiri, sebab kamu sangat kami kasihi” (I Tesalonika2:7-8)
Harus
lemah lembut, seperti seorang ibu yang menjaga anak-anaknya. Harus mengasihi,
rela berkorban. Sikap seperti ini bisa menggugah orang untuk tertarik kepada
Injil.
·
Bagaimana bisa memimpin seseorang percaya kepada
Tuhan Isa? Dan, mempengaruhinya untuk mengabarkan Injil kepada orang lain
setelah percaya? “Jika aku mengabarkan Injil, hal itu tidak menjadi dasar
bagiku untuk bermegah, sebab tugas itu sudah menjadi kewajibanku, sehingga tak
dapat tidak, aku harus melakukannya. Celakalah aku, jika aku tidak mengabarkan
Injil!” (I Korintus 9:16)
“Tentunya kamu
ingat juga, hai Saudara-saudara, bahwa dengan berjerih-lelah kami bekerja siang
dan malam supaya jangan sampai kami memberatkan seorang pun di antaramu.
Demikianlah kami mengabarkan Injil Allah kepadamu. Kamu adalah saksi, demikian
juga Allah, betapa perilaku kami suci, benar, dan tidak bernoda terhadap kamu
yang percaya. Sebagaimana kamu ketahui, kami menasihati kamu masing-masing
seperti seorang bapak kepada anak-anaknya sendiri.” (I Tesalonika 2:9-11)
Berjerihlelah
bekerja dan tidak menjadi beban untuk orang lain.
6.
Apakah Anda pernah mengabarkan Injil kepada orang
lain? Sharingkan pengalamanmu dan sharingkan hal-hal berikut>
a.
Sebelum mengabarkan Injil harus terlebih dahulu
berdoa. Berdoa bagi orang-orang yang akan kita layani. Ini sangat penting.
b.
Selanjutnya adalah rencana. Langkah pertama apa?
Langkah kedua apa?
c.
Harus mengabarkan, ceritakan kesaksian pribadi:
1.
Pendahuluan – cari topik pembicaraan yang sama
2.
Sebelum kenal Tuhan – kita adalah orang yang
bagaimana
3.
Proses percaya Tuhan
4.
Perubahan setelah percaya Tuhan
5.
Respon – tanya sama orang tersebut, apa perasaan dan
respon setelah mendengar sharing kita.
d.
Setelah itu, harus ingat untuk tindak lanjut (follow
up), misalnya ajak orang tersebut untuk ikut kegiatan kerohanian.
Pertanyaan
ini adalah untuk sharing anggota. Setelah anggota sharing, Pemimpin bisa
menjelaskan dari a – d tersebut.
7.
Ceritakan kesaksian pertobatan kamu.
Pertanyaan juga adalah sharing dari anggota tentang
bagaimana mereka mengenal Tuhan Isa.
8.
Kalau ada yang tertarik dengan Injil, apa saja yang
harus Anda sampaikan kepadanya?
a.
Harapan apa yang paling besar yang Allah inginkan terhadap
manusia?
Tuhan tidaklah
berlambat-lambat menepati janji-Nya, seperti dikatakan oleh orang-orang yang
menyangkanya demikian. Tetapi Ia panjang sabar terhadap kamu, karena Ia tidak
mau ada seorang pun yang binasa, melainkan supaya semua orang datang kepada
pertobatan. (2 Petrus 3:9)
Allah
tidak mau ada seorang pun yang binasa, melainkan supaya semua orang bertobat,
diselamatkan dan naik ke surga.
b.
Surga seperti apa yang Allah siapkan untuk manusia?
Kemudian aku
melihat langit yang baru dan bumi yang baru, karena langit dan bumi yang lama
telah lenyap, dan laut pun tidak ada lagi. Aku juga melihat kota suci, yaitu
Yerusalem baru, turun dari surga, dari Allah. Ia disiapkan seperti seorang
pengantin perempuan yang didandani bagi suaminya. Aku mendengar suara yang nyaring
Berbicara dari arasy itu, katanya, "Lihat, tempat kediaman Allah adalah
bersama manusia. Ia akan diam bersama-sama mereka dan mereka akan menjadi
umat-Nya. Allah sendiri akan menyertai mereka dan menjadi Tuhan mereka. Ia akan
menghapus semua air mata dari mata mereka. Maut tidak akan ada lagi. Dukacita,
ratap tangis, dan penderitaan pun akan berhenti, sebab hal-hal yang lama sudah
berlalu." (Wahyu 21:1-4)
Begitu
jugalah halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditabur dalam kebinasaan,
dibangkitkan dalam ketidakbinasaan; ditabur dalam kehinaan, dibangkitkan dalam
kemuliaan; ditabur dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan; ditabur dalam
tubuh yang alamiah, dibangkitkan dalam tubuh yang rohaniah. Jika ada tubuh yang
alamiah, maka ada juga tubuh yang rohaniah. (I Korintus 15:42-44)
Wahyu
21:1-4 menggambarkan surga sebagai langit yang baru dan bumi yang baru, di mana
di dalamnya tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi maut, dukacita, ratap
tangis maupun penderitaan. Dalam I Korintus 15:42-44 digambarkan bahwa tidak
ada lagi kebinasaan, kehinaan, kelemahan.
c. Dengan mengandalkan diri
sendiri, apakah manusia bisa masuk ke surga?
Karena upah dosa
adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Isa Al Masih,
Junjungan kita Yang Ilahi. (Roma 6:23)
Manusia
tidak dapat masuk ke surga dengan usaha sendiri, karena Kitab Suci mengatakan
bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa, terpisah dengan Allah, sehingga upahnya
adalah maut. Manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri.
d. Bagaimana cara yang Allah
berikan supaya manusia masuk ke surga?
Sukar
sekali seseorang mau mati untuk orang yang benar, sekalipun untuk orang yang
baik barangkali ada orang yang berani mati. Akan tetapi, Allah menyatakan
kasih-Nya kepada kita, karena Al Masih telah mati untuk kita ketika kita masih
berdosa. (Roma 5:7-8)
Allah
begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia menganugerahkan Sang Anak yang tunggal
itu, supaya setiap orang yang percaya kepada Sang Anak tidak binasa, melainkan
memperoleh hidup yang kekal. (Yahya 3:16)
Tuhan
sepenuhnya menanggung dosa kita. Tuhan Isa telah menanggungnya di atas kayu
Salib. Ini adalah bukti kasihNya kepada orang berdosa. Dia mengubah hati kita,
dan mengubah tubuh kita supaya kita bisa masuk ke surga dan menikmati segala
kelimpahanNya.
e. Kehidupan kekal, selain
berkaitan dengan kekekalan, apa lagi kekhususannya?
Pencuri
datang hanya untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan. Sebaliknya, Aku datang
dengan maksud supaya domba-domba itu mempunyai hidup, dan mempunyainya
berlimpah-limpah. (Yahya 10:10)
Tuhan
bukan saja memberikan kita hidup yang kekal, namun juga hidup yang
berkelimpahan: ada kasih, pengharapan, damai, sukacita dan kehidupan yang
berharga.
9.
Bagaimana Anda menutuskan untuk percaya kepada Tuhan
Isa?
Ini adalah pertanyaan untuk anggota sharing.
10.
Menurut Anda, doa terima Tuhan Isa termasuk apa
saja?
a.
Jikalau kita mengakui dosa-dosa kita, maka Allah,
yang dapat dipercaya dan benar itu, akan mengampuni dosa-dosa kita serta
menyucikan kita dari semua kejahatan. (I Yahya 1:9)
b.
Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia
menganugerahkan Sang Anak yang tunggal itu, supaya setiap orang yang percaya
kepada Sang Anak tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. (Yahya
3:16)
c.
Karena jika dengan mulutmu kamu mengaku bahwa Isa
adalah Junjungan Yang Ilahi, dan di dalam hatimu kamu percaya bahwa Ia telah
dibangkitkan Allah dari antara orang-orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
(Roma 10:9)
A :
Admit: Mengakui bahwa diri sendiri adalah seorang yang tidak mampu untuk menyelamatkan
diri sendiri.
B :
Believe: Percaya Tuhan Isa adalah Tuhan, Dia datang kr dalam dunia dan mengambil
rupa sebagai manusia, mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia. Dia
adalah satu-satunya Juruselamat kita.
C:
Confess: percaya dalam hati, mengaku dengan mulut, menerima Tuhan Isa dalam
hati sebagai Juruselamat dan Tuhan dalam hidup.
II.
Ayat hafalan:
Sebab itu
pergilah, jadikanlah semua suku bangsa pengikut-Ku dan permandikanlah mereka
dalam nama Sang Bapa, Sang Anak, dan Ruh Allah Yang Mahasuci. Ajarlah mereka
menaati segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ingatlah, Aku
menyertai kamu sampai kesudahan zaman." (Matius 28:19-20)
No comments:
Post a Comment