7. Konsep Nilai Tentang Kegagalan (Guru)

 

Pegangan untuk Pemimpin

 

Pelajaran 7

 

Konsep Nilai Seorang  Murid Tentang Kegagalan

 

Pengantar

 

Walaupun kita sering mendengar orang mengatakan ”Kegagalan adalah Ibu dari segala Sukses”, namun kita umumnya tidak rela menghadapi kegagalan. Kesan yang ditinggalkan oleh kegagalan, jauh lebih mendalam dibandingkan dengan kesan mengenai kesuksesan, bisa secara langsung mempengaruhi kita.

 

Pertanyaan Pengantar

 

1.     Apakah Anda pernah gagal? Silahkan sharingkan salah satu pengalaman gagal yang sulit dilupakan, apa perasaanmu waktu itu?

2.     Bagaimana sekarang Anda memandang kegagalan tersebut? Apakah kegagalan tersebut masih membawa pengaruh bagimu sampai saat ini? Seandainya tidak, bagaimana Anda mengatasinya? Seandainya masih, bagaimana Anda menghadapi perasaan gagal tersebut?

 

Kedua pertanyaan ini tergolong pertanyaan untuk memecahkan suasana. Pemimpin seharusnya menyediakan waktu yang cukup untuk anggotanya bisa membagikan pengalaman gagal mereka. Perhatikan mereka yang saat ini masih dibelenggu oleh rasa gagal. Biarkan pembicaraan dalam pelajaran hari ini menjadi obat yang baik untuk kesembuhan mereka. Sebaiknya, sebelum pelajaran, pemimpin menyediakan cukup tissue untuk digunakan saat diperlukan. Pemimpin bisa berdoa untuk menutup sharing ini.

 

Pemahaman Alkitab

 

Matius 11:20-30

 

20. Kemudian mulailah Isa mencela kota-kota yang tidak bertobat padahal di tempat-tempat itu Ia banyak melakukan mukjizat,

21. "Celakalah engkau, hai Khorazim! Celakalah engkau, hai Baitsaida! Karena seandainya mukjizat yang terjadi di antaramu terjadi juga di Tirus dan Sidon, maka sudah sejak lama penduduk kota itu bertobat serta berkabung dengan memakai kain karung dan duduk dalam debu.

22.Sebab itu Aku berkata kepadamu, pada hari kiamat, azab untuk Kota Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada azab yang akan kamu terima.

23.Demikian pula engkau, hai Kapernaum! Akankah engkau ditinggikan sampai ke langit? Tidak, engkau bahkan akan diturunkan sampai ke alam maut. Karena apabila mukjizat yang terjadi di antaramu terjadi pula di Sodom, tentu kota itu akan tetap ada sampai hari ini.

24’Sebab itu Aku berkata kepadamu, pada hari kiamat, azab untuk Kota Sodom akan lebih ringan daripada azab yang akan kamu terima."

 

25.Pada waktu itu Isa memanjatkan syukur, "Ya Bapa, ya Penguasa langit dan bumi, Aku memuji Engkau sebab Engkau menyembunyikan semua ini dari orang-orang yang berakal dan bijaksana, tetapi menyatakannya kepada orang-orang kecil.

26.Memang itulah yang berkenan kepada-Mu, Ya Bapa.

27.Segala sesuatu telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku. Tidak seorang pun yang mengenal siapa Sang Anak, kecuali Sang Bapa, dan tidak ada seorang pun yang mengenal siapa Sang Bapa, kecuali Sang Anak dan orang-orang yang kepadanya Sang Anak berkenan menyatakannya.

 

28.Marilah kepada-Ku, hai kamu semua yang lelah dan menanggung beban berat, Aku akan memberikan kelegaan bagimu.

29.Terimalah kuk dari-Ku dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut serta rendah hati, dan jiwamu pun akan mendapat kelegaan.

30.Karena kuk dari-Ku menyenangkan dan beban-Ku pun ringan."

 

3.     Ayat ini menyebutkan ketika Isa memberitakan Injil, Ia menghadapi kesulitan apa?

Kegagalan sebetulnya adalah salah satu strategi penyembuhan. Dalam Ibrani 4:15 dikatakan,”Lagi pula, Imam Besar kita itu bukanlah Imam Besar yang tidak dapat merasakan kelemahan kita. Dalam segala hal Ia telah dihadapkan pada cobaan, sama seperti kita, tetapi Ia tidak berbuat dosa.” Salah satu cobaan adalah Dia juga kegagalan. Namun, pada waktu Dia mengalami kegagalan, Dia tidak punya rasa gagal. Jadi, Dia bisa menjadi Penyembuh bagi kita.

    

3.1.  Apa tujuan Isa berjalan keliling kota dan desa, apakah kali ini sasarannya tercapai?

Tujuan utama Tuhan Isa Almasih keliling kota dan desa bukanlah untuk mengusir setan, menyembuhkan, melakukan mujizat, melainkan untuk membimbing orang bertobat, menyembah Dia, menaati Dia, melakukan kehendak Kerajaan Allah (Markus 1:15: Sabda-Nya, "Waktunya sudah genap dan Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah pada Injil!") Tetapi, sangat disayangkan, dalam Matius 11:20 dikatakan: ”Kemudian mulailah Isa mencela kota-kota yang tidak bertobat padahal di tempat-tempat itu Ia banyak melakukan mukjizat” Di dalam pandangan manusia, pelayanan pekabaran InjilNya kali ini gagal.

            

3.2.  Pada waktu yang bersamaan, bagaimana hasil pekerjaan para murid yang Ia utus? (bandingkan Lukas 10:17)

Kalau kita perhatikan dalam Matius 11:21-44, Lukas 10:12-15, kita pasti menemukan Tuhan Isa ke kota-kota untuk menginjili, mengusir setan, melakukan berbagai hal lainnya, adalah sama wakunya para muridNya pergi berdua-dua, diutus olehNya untuk menginjili, menyembuhkan dan mengusir setan. Saat Tuhan Isa Almasih mengutus mereka, Dia sendiri juga ke kota-kota (terutama mungkin kota-kota yang keras menentang Injil) untuk menginjili. Pertama kali para murid diutus untuk menginjili, mereka sangat berhasil, sampai-sampai setanpun takluk kepada mereka. Gurunya di mata orang adalah gagal total.

           

3.3.  Andaikata hal yang sama terjadi atas dirimu, bagaimana perasaanmu? Dari mana terlihat?

Ini adalah kesempatan anggota untuk membagikan perasaan mereka. Pemimpin boleh memberikan contoh, misalnya ada seorang guru matematika, saat mengajarkan cara menghitung, sudah 20 menit masih tidak bisa menyelesaikan hitungannya, sebaliknya ada satu murid dengan sukarela tidak sampai 2 menit menjawab dengan tepat di papan tulis.

Pemimpin boleh tanya, kalau mereka (para anggota) adalah guru itu, apa perasaan mereka?

           

3.4.  Bagaimana Isa memandang ”KegagalanNya”?

Saat gagal, Tuhan Isa tidak ada perasaan gagal. Sikap Dia terhadap ”kegagalanNya” adalah:

a.      Tuhan Isa tidak hanya keluar masuk kota, tetapi melakukan banyak mujizat, jelas bahwa Dia sangat setia, berusaha sedapat mungkin melakukan apa yang Dia bisa lakukan. Ayat 20a jelas para murid jelas bahwa yang Tuhan kehendaki dari kita adalah setia, bukan pasti berapa banyak buah dari pelayanan.

b.      Yang Dia perhatikan adalah nasib orang-orang di kota itu, memikirkan bagaimana mereka kelak menghadapi hukuman dari Tuhan, dan tidak hanya memikirkan perasaan sendiri dengan terus memendam kesedihan dalam hati. Perasaan gagal seringkali disebabkan terlalu memikirkan perasaan sendiri sehingga menghasilkan perasaan gagal.

c.       Dia mengakui bahwa yang menghakimi adalah Allah Bapa, Dia menghukum masing-masing orang

d.      Dalam segala hal Dia melihat sisi baiknya, Dia sangat percaya bahwa Allah Bapa mengijinkan hasil yang seperti ini pasti ada maksud baiknya (ayat 25-26)

e.       Dia mengakui bahwa penderitaan, kegagalan ada keuntungannya, lebih mengerti orang yang gagal, dan bisa memberi jalan keluar bagi mereka. Dia mengatakan, Marilah kepada-Ku, hai kamu semua yang lelah dan menanggung beban berat, Aku akan memberikan kelegaan bagimu” (ayat 28). Dia sama sekali tidak menggunakan mujizatNya, kekuatanNya untuk memberikan kelegaan kepada kita. Dari ayat-ayat di atas, kita melihat, Dia malahan lewat kehidupan ”gagal tapi tidak ada perasaan gagal” menjadi contoh bagi kita.

 

4.     Apakah Isa memiliki hal-hal yang dimiliki oleh manusia jaman ini dalam menilai harga diri, misalnya: penampilan, kekayaan, keberhasilan dan keluarga? Apakah Isa memiliki semua ini?

Tuhan Isa dapat memberikan kita dorongan, rasa damai, pemulihan. Bukan hanya karena satu kali pengalaman gagal saja, tetapi orang dunia juga menilai keberhasilan dari: penampilan, kekayaan, apa yang dicapai dan keluarga. Semua itu tidak dimilikiNya.

 

4.1.  Apakah Ia memiliki penampilan ”Pahlawan”? (Yesaya 53:2)

Yesaya 53:2 ”Seperti tunas muda ia tumbuh di hadapanNya, seperti akar dari tanah gersang. Tidak ada keelokan dan tidak ada semarak padanya sehingga kita memandang dia, tidak ada tampang sehingga kita menginginkan dia”

 

Dia tidak elok dan tidak tampan. Lukisan seniman Italia pada jaman Renaissance Michaelangelo tentang Tuhan Isa sama sekali tidak seperti Tuhan Isa, karena Kitab Suci menggambarkanNya sebagai:

a.      Tidak ada keelokan, tidak ada semarak

b.      Tidak ada tampang

c.       Seperti tunas muda (muda), tetapi seperti akar yang karena kering banyak kerutan, pucat, kering, penuh dengan derita

d.      Saat orang melihat dia, tidak akan iri hati, malahan orang menutup muka terhadap dia (ayat 3). Tanda bahwa mukaNya itu jelek.

 

4.2.  Apakah Ia memiliki uang? (Matius 8:20)

Sabda Isa,”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya” (Matius8:20)

 

4.3.  Apakah Ia memiliki keberhasilan? (Yahya 6:66, 13:38, Markus 14:50)

Yahya 6:66 Setelah itu banyak pengikutNya yang mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Yahya 13:38 Sabda Isa,”Benarkah engkau hendak menyerahkan nyawamu bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, ayam tidak akan berkokok sampai engkau menyangkal Aku tiga kali.”

Markus 14:50 Kemudian semua pengikutNya melarikan diri meninggalkan Dia.

 

Dia juga tidak ada keberhasilan. Saat para murid melihat Dia tidak menjadi raja orang Israel, banyak orang yang segera meninggalkanNya. Sampai pada waktu Dia ditangkap, dipukuli, diadili, disalibkan, para murid yang paling dekat denganNyapun tercerai berai. Tidak ada seorangpun yang menyelamatkanNya. Murid yang paling besar, Petrus, bahkan sampai tiga kali menyangkalNya, hanya ada satu murid yang ikut menyaksikan proses Dia disalibkan. Di mata manusia, Tuhan Isa itu gagal.

                   

4.4.  Apakah Ia didukung keluargaNya? Apakah Ia menikah dan punya anak? (Yahya 7:3-5, Markus 3:21)

Yahya 7:3-5 Saudara-saudara Isa berkata kepadaNya,”Pindahlah dari sini dan kembalilah ke wilayah Yudea supaya pengikut-pengikutMu dapat melihat segala pekerjaan yang Kaulakukan. 4. Tidak seorangpun melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi jika ia ingin menjadi masyhur. Jika Engkau melakukan hal-hal yang demikian itu, nyatakanlah diriMu kepada dunia ini. 5. Bahkan saudara-saudaraNya pun tidak percaya kepadaNya.

Markus 3:21 Setelah didengar oleh keluargaNya, mereka pergi untuk mengambil Dia, sebab orang-orang mengatakan bahwa Ia gila.

Bahkan keluargaNya pun menentang Dia, tidak percaya kepadaNya, melihatNya sebagai orang gila, ini adalah bagian yang paling gagal (Yahya 7:3-5, Markus 3:21). Juga ada sebagian orang menganggap menikah dan punya keturunan adalah tujuan hidupnya, tetapi Tuhan Isa Almasih belum menikah sudah mati. Ini membuat kegagalanNya makin besar. (Ini adalah hidup dari Mesias seperti yang telah dinubuatkan)

 

5.     Sebelum Isa mati, bagaimana Ia menilai kehidupanNya? (Yahya 19:30, 4:34)

Yahya 19:30 Setelah Isa mengecap air anggur asam itu, bersabdalah Ia,”Sudah selesai!” Kemudian Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya.

Yahya 4:34 Sabda Isa kepada mereka,”MakananKu adalah melakukan kehendak Allah yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.”

Tetapi bagaimana Tuhan Isa sesaat sebelum menghadapi kematianNya menilai kehidupanNya? Dengan tegas Dia berkata ”Sudah selesai”. Dia sangat pasti bahwa hidupNya tidak sia-sia, misiNya telah selesai. Bagaimana Dia bisa berkata demikian? Ternyata tujuan Dia hidup di dunia ini bukan untuk penampilan, harta, pencapaian sesuatu, jabatan atau keluarga dll, hal-hal yang sementara, tetapi untuk ”melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaanNya” (Yahya 4:34). Demi sesuatu yang kekal, sesuatu dasar yang tidak akan hilang. Sesungguhnya, Tuhan Isa datang untuk memberikan nyawaNya untuk menebus dosa manusia, mencucurkan darah, menggenapkan perjanjian Allah dan manusia (Ibrani 9:20, 22 sambil berkata,”Inilah darah dari perjanjian yang diamanatkan kepadamu oleh Allah. 22. Menurut hukum Taurat, hampir segala hal disucikan dengan menggunakan darah. Tidak ada pengampunan jika tidak ada penumpahan darah.) menggenapkan pekerjaan penebusan, ini adalah tujuan hidupNya. Oleh sebab itu saat Dia mati, bisa menyerukan kemenangan ”Sudah selesai”.

 

Penerapan

 

6.     Bagaimana Pemahaman Alkitab hari ini menolong Anda dalam menghadapi kegagalan dan keterpurukan?

Hal mana yang Anda telah pelajari dari catatan di bawah ini?

ð      Saya menemukan orang seperjalanan (Tuhan Isa juga gagal), jadi saya tidak lagi merasa sendiri.

ð      (Kegagalan) Tuhan lebih parah daripadaku

ð      Tuhan membuatku tidak lagi melihat bagaimana manusia melihat saya, melainkan melihat bagaimana Tuhan melihat saya.

ð      Dalam menghadapi kegagalan, Tuhan Isa tidak merasa gagal, saya juga bisa seperti itu.

ð      Kegagalan yang duniawi, tidaklah penting, saya harus berpikir terbuka.

ð      Kegagalan yang saya alami, bukanlah mutlak bahwa saya tidak boleh gagal..

ð      Kegagalan membuat saya lebih dekat Tuhan, yang saya dapatkan lebih berharga daripada kehilangan yang saya alami.

ð      Tidak ada kegagalan, lebih tidak ada keberhasilan, tidak mudah bertumbuh.

ð      Asal saya sudah berusaha sekuat tenaga, saya termasuk sudah sukses.

ð      Rasa gagal membayangi saya—karena saya terlalu sensitif terhadap diri sendiri.

 

Ini adalah kesempatan anggota memberikan respon. Pemimpin boleh membiarkan anggota untuk bebas membagikan pelajaran yang mereka dapatkan. Lihat seberapa besar mereka belajar dari Tuhan Isa. Setelah sharing, sebaiknya memberikan waktu kepada anggota untuk mengambil komitmen, untuk berubah dari apa yang mereka telah belajar. Mereka bisa memohon ampun kepada Tuhan Isa dan berdoa supaya Tuhan kuatkan iman mereka, tidak lagi mengejar apa yang dikejar dunia.

 

 

Kesimpulan

 

Tanpa sengaja saya membaca biografi seseorang, saya sangat tergerak, seumur hidupnya ia penuh dengan duri:

  • Usia 7 tahun, karena orangtua kehilangan pekerjaan,  dia tidak ada tempat tinggal, akhirnya putus sekolah dan bekerja untuk membantu keluarga.
  • Usia 9 tahun, Ibu meninggal, makin merasa minder, malu, tidak berdaya.
  • Berulangkali ganti pekerjaan, kebanyakan karena di PHK.
  • Umur 22 tahun, kerja sebagai karyawan, ingin sekali kuliah hukum, tapi karena nilai buruk, tidak diterima.
  • Umur 23 tahun, bergabung dengan teman membuka usaha, rugi total.
  • Umur 26 tahun, partner dagang meninggal, meninggalkan hutang bertumpuk, perlu bertahun-tahun baru mampu membayarnya.
  • Umur 28 tahun, ditolak oleh teman wanita yang sudah dipacari selama 4 tahun.
  • Umur 30 tahun, menikah dengan wanita lain, tapi ia sakit jiwa, pernikahan tidak bahagia.
  • Umur 30-36 ikut pemilihan Presiden selama 2 kali, gagal
  • Umur 37, ikut pemilihan Presiden ketiga kalinya, berhasil.
  • Umur 39, ikut Pemilihan Presiden lagi, gagal, hampir mengalami depresi.
  • Umur 41, anak umur 4 tahun jatuh sakit.
  • Umur 45, ikut Pemilihan Presiden, gagal
  • Umur 47, Ikut pemilihan Wakil Presiden, gagal.
  • Umur 49 tahun, ikut pemilihan Presiden, gagal lagi.

 

Sdr/i...Orang ini seumur hidupnya penuh pergumulan, andaikata dia adalah anda,  sampai kapan Anda menyerah.... Pemilihan Presiden? Menyerah mencari pekerjaan? Bahkan melepaskan hidup sendiri (bunuh diri)? Sampai usia 51 tahun, ia ikut pemilihan Presiden lagi, akhirnya menjadi seorang Presiden yang paling agung dan paling disambut, yaitu Abraham Lincoln. Apakah rahasia keberhasilan Lincoln? Bertahan sampai akhir, selamanya tidak mau menyerah, inilah unsur keberhasilannya. Tatkala manusia menghadapi jalan buntu, Lincoln melihat adanya jalan..............yaitu Isa, KebangkitanNya, KerajaanNya; bahkan tatkala dia mengadakan pembebasan budak hitam, inilah pekerjaan yang paling sulit ia lakukan. Ia percaya sepenuhnya, bahwa Ia berdiri di pihak Allah, maka kemenangan pasti akan menjadi miliknya.

No comments: