6. Konsep Nilai tentang Keberhasilan (Pemimpin)

 Pegangan Pemimpin

 

Pelajaran 6

 

Konsep Nilai Seorang  Murid Mengenai Keberhasilan

 

Pengantar

 

Dalam kehidupan kita, jika hanya mengalami kegagalan, dan tidak ada keberhasilan, pasti kita merasa pahit, dan tidak bisa terus bertahan. Namun, seringkali ”berhasil”, bukanlah sesuatu yang nampak secara fisik, namun merupakan sebuah pandangan/konsep. Konsep dan pandangan kita mengenai keberhasilan, secara langsung mempengaruhi kita; apakah kita bisa hidup secara positif dan berkelimpahan, bersifat membangun dan maju.

 

Pertanyaan Pengantar

 

1.     Orang-orang dibawah ini, menurut Anda, siapakah yang paling berhasil. Kalau ada   kesempatan, Anda ingin menjadi siapa? Mengapa?

  1. Sun Yat Sen               : Menggulingkan Dinasti Man Ching (Mansyuria), mendirikan RRC
  2. Lie Jia Cheng            : Orang terkaya di Hong Kong.
  3. Mao Zhe Dong         : Merubah RRC menjadi negara Komunis.
  4. Billy Graham            : Pemimpin KKR paling terkenal di dunia.
  5. Kel. Dong                  : Keempat anak mereka telah percaya Tuhan, kedua anak mereka menjadi Hamba Tuhan, seorang anak pergi ke India, menjadi jururawat di RS Kusta, seorang anak bekerja di pelayanan anak Pengikut Isa.
  6. Lie Zheng Dao          : Ilmuwan lulusan Amerika, mendapat penghargaan Nobel, mengharumkan nama RRC.

 

Tujuan dari pertanyaan ini hanya untuk mencairkan suasana. Namun, melaluinya kita juga bisa mengerti cara pikir anggota kelompok dari jawaban mereka. Perlu diperhatikan bahwa jawaban dari pertanyaan ini tidak ada yang benar atau salah, hanya menyediakan kesempatan kepada anggota untuk mengemukakan pandangan mereka, juga untuk saling mengerti dan saling mengenal.

 

2.     Silahkan mensharingkan satu pengalaman keberhasilan yang paling mengesankanmu. Bagaimana responsmu saat itu? Bagaimana pula perasaanmu?

Tujuan pertanyaan ini, di satu sisi adalah untuk mencairkan suasana, membangun hubungan, mendekatkan jarak satu dengan yang lain, di sisi lain, sharing dari anggota juga bisa membuat pemimpin mengerti bagaimana konsep pikiran mereka.

Setelah pemahaman Kitab Suci, pemimpin harus mengambil kesempatan untuk membandingkan konsep keberhasilan Tuhan Isa Almasih dengan konsep keberhasilan kita. Supaya kita pasti betapa pentingnya untuk berubah. Kalau tidak, kita akan tersandung/dipengaruhi oleh konsep kita sendiri.

Pada waktu sedang sharing, kalau ada anggota yang sama sekali tidak ada pengalaman berhasil, dan menyebut diri sebagai orang yang gagal, segala sesuatu gagal, pemimpin harus berhenti dulu, mendorong anggota yang lain untuk berdoa bagi dia.

Dan berdasarkan apa yang Anda lihat dari dia, meneguhkan karunia dan keberhasilannya. Juga berdoa supaya Tuhan membuka mata dia dan kita untuk melihat – sebagaimana Tuhan melihat – keberhasilan dan kegagalan kita. Setelah semua anggota sharing, pemimpin bisa minta anggota untuk bagi kelompok untuk saling mendoakan semua pengalaman masa lalu sdr/i dan bersyukur.

 

 

 

 

Pemahaman Alkitab

Bacalah Lukas 10:17-20

 

17.Ketujuh puluh orang itu kembali dengan gembira. Mereka berkata, "Ya Junjungan, dalam nama-Mu setan-setan pun takluk dan menuruti perintah kami."

18.Sabda Isa, "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.

19.Sesungguhnya, Aku telah memberi wewenang kepadamu untuk menginjak ular dan kalajengking, serta wewenang untuk menghancurkan segala kuasa musuh itu, sehingga tidak ada yang akan mencelakakan kamu.

20.Meskipun begitu, jangan gembira karena setan-setan menuruti perintahmu, tetapi bergembiralah karena namamu tercatat di surga."

 

3.     Lukas 10:17-20, ketika murid-murid diutus keluar melayani, apa akibatnya?

Silakan sharingkan yang didapatkan dari Kitab Suci:

 

3.1.  Apakah sebelumnya murid-murid pernah diutus Tuhan melayani? Kali ini hasilnya tercatat dalam Lukas 10:17, bagaimanakah respons mereka? Mengapa ada respons ini?

      (Lukas 10:1)

Pengalaman keberhasilan murid-murid adalah dari pelayanan mereka ketika diutus untuk mengusir setan, menginjili, sampai-sampai setan pun takluk kepada mereka.

Respon mereka adalah kembali dengan   “gembira” , melaporkan kabar gembira, keberhasilan mereka kepada Isa Almasih. Percaya ini adalah respon sebagian besar orang. Respon ini juga adalah normal. (Boleh tanyakan kepada anggota, kalau mereka juga di antara para murid, apakah respon mereka juga sama?)

 

3.2.  Matius 11:20-30, adalah peristiwa yang sama dengan Lukas 10:20-30. Karena itu, setelah Isa mengutus 70 murid, Ia masih berada di kota melakukan mukjizat, mengusir setan, namun bagaimanakah hasilnya ? (Matius 11:20)

20. Kemudian mulailah Isa mencela kota-kota yang tidak bertobat padahal di tempat-tempat itu Ia banyak melakukan mukjizat, 21. "Celakalah engkau, hai Khorazim! Celakalah engkau, hai Baitsaida! Karena seandainya mukjizat yang terjadi di antaramu terjadi juga di Tirus dan Sidon, maka sudah sejak lama penduduk kota itu bertobat serta berkabung dengan memakai kain karung dan duduk dalam debu. 22. Sebab itu Aku berkata kepadamu, pada hari kiamat, azab untuk Kota Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada azab yang akan kamu terima. 23. Demikian pula engkau, hai Kapernaum! Akankah engkau ditinggikan sampai ke langit? Tidak, engkau bahkan akan diturunkan sampai ke alam maut. Karena apabila mukjizat yang terjadi di antaramu terjadi pula di Sodom, tentu kota itu akan tetap ada sampai hari ini. 24. Sebab itu Aku berkata kepadamu, pada hari kiamat, azab untuk Kota Sodom akan lebih ringan daripada azab yang akan kamu terima." 25. Pada waktu itu Isa memanjatkan syukur, "Ya Bapa, ya Penguasa langit dan bumi, Aku memuji Engkau sebab Engkau menyembunyikan semua ini dari orang-orang yang berakal dan bijaksana, tetapi menyatakannya kepada orang-orang kecil. 26. Memang itulah yang berkenan kepada-Mu, Ya Bapa. 27. Segala sesuatu telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku. Tidak seorang pun yang mengenal siapa Sang Anak, kecuali Sang Bapa, dan tidak ada seorang pun yang mengenal siapa Sang Bapa, kecuali Sang Anak dan orang-orang yang kepadanya Sang Anak berkenan menyatakannya. 28. Marilah kepada-Ku, hai kamu semua yang lelah dan menanggung beban berat, Aku akan memberikan kelegaan bagimu. 29. Terimalah kuk dari-Ku dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut serta rendah hati, dan jiwamu pun akan mendapat kelegaan. 30. Karena kuk dari-Ku menyenangkan dan beban-Ku pun ringan."

 

Setelah Tuhan Isa mengutus para murid, Dia sendiri pergi ke kota-kota untuk menginjili dan menyembuhkan penyakit, melakukan banyak mujizat. Segala yang bisa dilakukan telah dilakukan, tetapi orang-orang di kota-kota itu tidak mau bertobat. (Matius 11:20)

3.3.  Pernahkah Anda mengalami sekali berusaha dan berhasil? Sharingkan!

3.4.  Seandainya Anda adalah para murid, pertama kali diutus, kemudian sangat berhasil, bahkan melampaui Tuhan Isa, apakah Anda akan merasa sangat gembira? Mengapa?

(3.3 & 3.4, pemimpin bisa minta anggota untuk sharing perasaan mereka atas pengalaman mereka pertama kali melayani dan berhasil, untuk melihat bahwa respon para murid adalah normal)

     

4.     Bagaimana Isa melihat respons mereka? (Lukas 10:18-20)

4.1.  Wajarkah kegembiraan murid-murid?

Kita harus perhatikan, Tuhan Isa tidak mengatakan bahwa kegembiraan para murid adalah salah, melainkan Dia bilang, mereka seharusnya bergembira, namun mereka bergembira untuk hal yang salah, contohnya dalam Lukas 15:7, 10 dan 32.

7. Aku berkata kepadamu, demikian pula akan ada kesukaan yang lebih besar di surga atas satu orang berdosa yang bertobat daripada atas sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.“

10. Aku berkata kepadamu, demikian pula akan ada kesukaan di antara malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa bertobat.“

32. Kita patut bersukaria karena adikmu itu tadinya mati, tetapi sekarang hidup lagi. Ia dahulu hilang, tetapi sekarang ia kembali lagi.

Tuhan Isa mau kita bagaimana bergembira? Bergembira atas jiwa orang yang diselamatkan, orang berdosa yang bertobat, kehidupan orang yang dibangun, manusia dan Tuhan berbaikan kembali.

 

4.2.  Apa maksud perkataan Isa dalam  Tuhan Isa dalam Lukas 10:18-19 ?

Tetapi respon Tuhan kepada mereka sepertinya kasar dan dingin: apa hebatnya! Saya sudah dari awal bilang ada hasil seperti ini, apa hal ini perlu membuat kalian begitu semangat? Sepertinya inilah respon Tuhan Isa.

      

4.3.  Murid-murid bergembira karena apa? Menurutmu, apakah orang dunia juga sama dengan Tuhan Isa? Isa mengharapkan mereka bergembira karena apa?

Pemimpin terlebih dahulu membiarkan anggotanya sharing dari apa yang mereka dapatkan dari Kitab Suci, lalu memimpin masuk ke pertanyaan 5, lihat seberapa banyak pemahaman anggota.

       

5.     Tolong bandingkan konsep berhasil menurut Tuhan Isa dengan konsep murid-murid,

apa perbedaannya?

Kedua konsep sangat jelas tidak sama, oleh sebab itu cara pikir tentang keberhasilan juga berbeda.

 

No

Tuhan Isa

Murid-murid

5.1

Utamakan kesetiaan

Utamakan hasil pekerjaan/pelayanan

5.2

Utamakan pekerjaan Allah atas manusia

Utamakan apa yang manusia kerjakan untuk Tuhan

5.3

Utamakan yang kekal

Utamakan yang sementara

5.4

Utamakan melalui pekerjaan membangun orang lain

Utamakan memakai pekerja untuk membangun pekerjaan

5.5

Utamakan yang di sorga

Utamakan yang di bumi

5.6

PelayananNya tidak dipengaruhi oleh cara pandang orang lain

Pelayanannya dipengaruhi cara pandang orang lain.

 

Kegembiraan Tuhan Isa dalam Lukas 10:21: Pada waktu itu juga Isa menjadi gembira sekali di dalam Ruh Allah. Kemudian Isa memanjatkan syukur, "Ya Bapa, Penguasa langit dan bumi, Aku memuji Engkau sebab Engkau menyembunyikan semua ini dari orang-orang yang pandai dan bijaksana, tetapi Engkau menyatakannya kepada orang-orang kecil. Memang itulah yang berkenan kepada-Mu, ya Bapa. Bertolak belakang dengan para murid. Yang pertama adalah sukacita (joy), tidak dipengaruhi oleh orang lain, masalah, harta atau keadaan. Tetapi yang berikutnya adalah gembira (happiness), dipengaruhi oleh apa yang terjadi. Melalui catatan Matius 11:20-30, kegembiraan Tuhan Isa terjadi pada waktu Dia sedang di Khorazim, Betesda dilakukanNya banyak mujizat, tetapi orang-orang itu tidak bertobat. Dengan kata lain, di saat tidak ada hasil pelayanan, sebagian besar orang tidak bisa ada kegembiraan.

 

5.7.  Konsep Keberhasilan yang mana dari para murid yang tidak  sesuai ?

Waktunya untuk sharing

 

6.     Bagaimanakah konsep mengenai keberhasilan dari seseorang itu bisa mempengaruhi kehidupannya? Dan bagaimana bisa mempengaruhi kerohaniannya?

Ini adalah kesempatan anggota untuk sharing, pemimpin bisa mendorong mereka untuk sharing pengalaman hidup yang nyata.

  

7.     Bagaimana memandang ”Keberhasilan”?

Beri tanda (v) kalau kamu setuju, atau tanda (x) kalau Anda tidak setuju, dan masing-masing mensharingkan pendapatnya.

Waktunya anggota untuk sharing.

 

7.1.   

      Apakah keberhasilan memastikan harga dirimu? Merasa diri berguna?      

7.2.   

      Apakah keberhasilan memastikan ”talentamu”, sehingga Anda dalam hal tsb terus berkembang? Apakah Anda bisa lebih banyak memakai talenta ini untuk melayani Tuhan?

7.3.   

      Apakah keberhasilan memberimu perasaan ”Luar biasa”?   

7.4.   

      Apakah keberhasilan membuatmu makin bersyukur, mengembalikan kemuliaan kepadaNya?

7.5.   

      Apakah keberhasilan membuatmu merasa berhutang kepada Tuhan, rela lebih banyak memberikan persembahan?

7.6.   

      Apakah tidak berhasil membuatmu merasa kecewa, minder, dan merasa harga diri lebih rendah daripada orang lain?

7.7.   

      Apakah ketidakberhasilan membuatmu tidak berani mencoba lagi? (Walaupun Anda belum mencoba berkali-kali)

7.8.   

      Apakah ketidakberhasilan bisa menentukan penilaian diri terhadap kesetiaan, dan penilaian terhadap apakah Anda sudah berusaha dengan sekuat tenaga?

Kalau jawaban anggota dengan yang tertera tidak sama, mungkin ada masalah dengan konsepnya.Sewaktu berdoa, setiap orang harus merenungkan diri sendiri, mohon Tuhan mengubah cara pandang sendiri, sehingga diri sendiri bisa menikmati kelimpahan hidup, dan tidak menyia-nyiakan kesempatan dan anugerah untuk melayani lebih banyak orang, sampai bertemu Tuhan, tidak merasa sia-sia. 

 

 

Kesimpulan

 

Banyak orang waktu mengalami sedikit keberhasilan, merasa diri luar biasa, seseorang mengatakan dengan sangat baik:”Seorang yang makin merasa diri luar biasa, makin tidak ada apa-apanya” Hendaknya di kala gagal, tidak merasa gagal, di masa terpuruk, tidak merasa terpuruk, maka pertama-tama kita harus mengoreksi konsep kita mengenai keberhasilan.

No comments: