5. ORANG YANG TIDAK MEMILIKI RASA AMAN (Pembimbing)

Pegangan Untuk Pemimpin

 

5. ORANG YANG TIDAK MEMILIKI RASA AMAN

 

Tujuan

 

1.      Mengerti bahwa pada dasarnya sifat manusia itu tamak dan tidak pernah puas, juga tidak ada rasa aman.

2.     Mengenal Tuhan Isa sebagai Mesias, Dia bisa menerima kita apa adanya.

3.     Mengenal Tuhan Isa sebagai air hidup bagi jiwa kita, hanya Dia yang bisa mengatasi rasa haus dalam hati kita.

4.     Mau mengakui dosa dan bertobat, serta menerima Tuhan Isa sebagai Juruselamat.

5.     Mengetahui bahwa perubahan yang sejati, hanya bisa tercapai karena mengenal Tuhan Isa. Juga mengakui bahwa dirinya adalah seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diri, dan bahwa penyembahan yang sejati adalah dengan Roh dan kebenaran.

 

Pikiran Utama

 

Ketamakan dan rasa tidak pernah puas, tidak pernah bisa memberikan rasa aman kepada seseorang. Kekosongan dan kehausan seseorang hanya bisa dipuaskan oleh sumber air hidup, Tuhan Isa Almasih, sehingga memberikan perubahan hidup yang tuntas.

 

 

 

Pendahuluan :

 

Dari semua makhluk yang Anda tahu, makhluk apa yang paling rakus, yang paling tidak memiliki rasa puas? Mengapa anda mempunyai perasaan ini? Liputan 6 menuliskan artikel dengan judul 6  Politisi dengan Skandal Korupsi Terbesar di Dunia, Tokoh Indonesia di Urutan Pertama, yaitu sesuai dengan urutannya Soeharto – mantan presiden Indonesia, Ferdinand Marcos – mantan presiden Filipina, Mobutu Sese Seko – mantan presiden Republik Kongo, Slobodan Milosevic – mantan presiden Serbia dan Yugoslavia, Saddam Hussein – mantan presiden Irak dan Sani Abacha – mantan kepala negara Nigeria. (sumber: https://www.liputan6.com/citizen6/read/3323637/6-politisi-dengan-skandal-korupsi-terbesar-di-dunia-tokoh-indonesia-di-urutan-pertama).  Orang-orang ini melanggar hukum, bukan karena kebutuhan hidup, melainkan tamak akan harta yang lebih banyak.

 

Pada dasarnya, apakah seorang yang tamak dan tidak pernah puas adalah seorang yang punya rasa aman? Apakah seorang yang punya banyak pasti sukacita? Tidak. Hari ini kita mau lihat seorang yang punya enam orang pria untuk menjaganya, namun dia tetap tidak punya rasa puas dan rasa aman. Tapi, setelah hidupnya diubahkan oleh Tuhan Isa, dia berubah sepenuhnya. Biarlah melalui bagian Kitab Suci ini, kita belajar orang seperti apakah dia ini dan jalan keluar seperti apa yang dia dapatkan.

 

Bacaan: Yahya 4:1-30, 39

 

1.      Orang-orang dari mazhab Farisi mendengar bahwa Isa memperoleh dan mempermandikan lebih banyak pengikut daripada Yahya

2.     (meskipun Isa sendiri tidak mempermandikan orang-orang, melainkan para pengikut-Nya).

3.     Ketika Isa mengetahui bahwa mereka sudah mendengar tentang hal itu, Ia pun meninggalkan wilayah Yudea dan kembali lagi ke Galilea.

4.     Dalam perjalanan-Nya ke Galilea, Ia harus melintasi wilayah Samaria.

5.     Lalu sampailah Ia ke salah satu kota di Samaria yang bernama Sikhar, dekat tempat yang dahulu diberikan oleh Yakub kepada anaknya, Yusuf.

6.     Di situlah perigi Yakub berada. Isa telah penat berjalan, karena itu duduklah Ia di tepi perigi itu. Waktu itu kira-kira jam yang keenam.

7.     Kemudian seorang perempuan Samaria datang hendak menimba air. Isa bersabda kepadanya, "Berilah Aku minum."

8.    Pada waktu itu, para pengikut-Nya sudah pergi ke kota untuk membeli makanan.

9.     Kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, "Tuan ini bagaimana? Masakan orang Israil meminta minum kepadaku orang Samaria?" (Sebab orang Israil tidak bergaul dengan orang Samaria.)

10.  Jawab Isa kepadanya, "Jika engkau tahu anugerah Allah dan siapa yang berkata kepadamu, ‘Berilah Aku minum,’ tentulah engkau akan meminta kepada-Nya dan Ia akan memberikan kepadamu air hidup."

11.   Lalu kata perempuan itu kepada-Nya, "Tuan tidak mempunyai timba dan perigi ini pun amat dalam. Jadi, dari manakah Tuan dapat memperoleh air hidup itu?

12.  Apakah Tuan lebih besar daripada nenek moyang kami, Yakub, yang telah memberikan perigi ini kepada kami dan yang telah meminumnya juga bersama anak-anaknya serta ternak-ternaknya?"

13.  Sabda Isa kepadanya, "Siapa meminum air ini, ia akan dahaga lagi.

14.  Tetapi siapa meminum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan merasa dahaga lagi sampai selama-lamanya. Air yang akan Kuberikan itu akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai hidup yang kekal."

15.  Lalu kata perempuan itu kepada-Nya, "Tuan, berilah aku air itu, supaya aku tidak merasa dahaga dan tidak perlu datang lagi kemari untuk menimba air."

16.  Sabda Isa kepadanya, "Pergilah, panggillah suamimu kemari."

17.  Jawab perempuan itu kepada-Nya, "Aku tidak bersuami." Sabda Isa kepadanya, "Engkau benar ketika engkau berkata, ‘Aku tidak bersuami,’

18.  karena engkau sudah pernah mempunyai lima suami dan yang sekarang ada padamu bukanlah suamimu. Dalam hal ini, engkau berkata jujur."

19.  Kata perempuan itu kepada-Nya, "Ya Tuan, tentunya Engkau adalah seorang nabi.

20. Nenek moyang kami menyembah Allah di atas bukit ini, tetapi bangsa Tuan berkata bahwa Yerusalemlah tempat yang patut untuk menyembah Allah."

21.  Sabda Isa kepadanya, "Hai perempuan, percayalah kepada-Ku, akan tiba waktunya kamu akan menyembah Sang Bapa bukan lagi di atas bukit ini atau di Yerusalem.

22. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, sedangkan kami menyembah apa yang kami kenal, karena keselamatan itu datang dari bani Israil.

23. Tetapi waktunya akan tiba dan sedang tiba, bahwa penyembah-penyembah sejati akan menyembah Sang Bapa dalam ruh dan kebenaran, karena Sang Bapa mencari penyembah-penyembah yang demikian.

24. Allah itu Ruh, dan siapa menyembah Dia, ia harus menyembah-Nya dalam ruh dan kebenaran."

25. Kata perempuan itu kepada-Nya, "Aku tahu bahwa Mesias, yang disebut Al Masih itu, akan datang. Apabila Ia datang, Ia akan memberitahukan segala sesuatu kepada kami."

26. Sabda Isa kepada perempuan itu, "Akulah Dia, yang sedang bertutur kata denganmu."

27.  Setelah para pengikut-Nya kembali, mereka merasa heran sebab Isa bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Namun, tak seorang pun dari antara mereka bertanya kepada perempuan itu, "Apa yang kaukehendaki?" Atau kepada Isa, "Mengapa Guru berbicara dengan perempuan itu?"

28. Perempuan itu meninggalkan buyungnya lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang,

29. "Mari lihatlah, ada seseorang yang memberitahukan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat! Mungkinkah Dia itu Al Masih?"

30. Mereka pun segera keluar dari kota lalu menemui Isa.

 

39. Banyak orang Samaria di kota itu menjadi percaya kepada Isa karena perkataan perempuan itu yang memberi kesaksian demikian, "Ia memberitahukan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."

 

 

 

Pembahasan :

 

1.        Silahkan sebutkan tempat, tokoh-tokoh utama dan waktu kejadian dalam bacaan ini! Mengapa perempuan itu harus menimba air pada waktu itu?

Tempat kejadian peristiwa ini adalah di Samaria. Mengapa Tuhan Isa Almasih harus melintasi Samaria? Sebetulnya ada dua jalan lain yang bisa ditempuh oleh Tuhan Isa untuk melakukan perjalanan dari Yerusalem ke Galilea: 1. Melalui laut Mediterania Utara naik kapal sampai ke Galilea, 2. Memutari jalan setapak sungai di sebelah Timur untuk menuju ke Galilea. Walau pun perjalanannya lebih panjang tapi bisa menghindari wilayah Samaria. Kemungkinan alasannya adalah:

a.     Ini adalah satu-satunya jalan yang tidak digunakan oleh orang Farisi , dan Tuhan Isa Almasih bisa menghindari pertentangan dari mereka. Karena orang Farisi sudah mendengar bahwa Tuhan Isa mendapatkan dan mempermandikan lebih banyak pengikut daripada Yahya, dan mereka mulai tidak bisa terima Tuhan Isa. Mengapa orang Farisi tidak pergi ke tempat orang Samaria? Karena sejak tahun 722 SM, setelah pembuangan, orang Samaria secara perlahan-lahan mengikuti budaya bangsa asing, menyembah berhala,  bahkan kawin campur dengan bangsa asing, ditambah lagi dengan perang saudara antara kerajaan selatan utara selama 200 tahun, menyebabkan permusuhan yang sangat dalam. Orang Yahudi menyebut orang Samaria sebagai ”anjing”. Orang Samaria tidak punya kesan yang baik terhadap orang Yahudi. Jadi, kalau Tuhan Isa masuk wilayah Samaria, orang Farisi pasti tidak akan ikuti.

b.     Namun demikian, Tuhan Isa juga tidak perlu sengaja menghindar dari orang Farisi, kalau tidak, dia tidak akan seringkali bolak balik Yudea dan Yerusalem. Hal yang lebih penting adalah Tuhan Isa memutuskan untuk menyelamatkan orang Samaria.

c.     Ini adalah pimpinan Roh Kudus, perjalanan yang direncanakan Tuhan.

 

Tokoh-tokoh utamanya adalah perempuan Samaria, Tuhan Isa Almasih, murid-murid dan orang banyak. Arti dari kata orang Farisi adalah orang yang dipisahkan, mereka adalah para pemimpin agama pada masa itu. Mereka memegang ketat hukum Taurat. Memegang ketat agama, membentuk perkumpulan orang Farisi. Sayangnya pada waktu Tuhan Isa datang ke dunia, berubah menjadi hanya kepura-puraan, hidup dalam dosa dan meninggikan diri. Memisahkan diri dari orang berdosa. Mereka menghakimi dan mengutuk orang yang lemah. Mereka tidak mendukung beban dan hidup orang lain.

 

Waktunya terjadi pada satu siang, tepat jam 12 siang, menjelang perayaan Paskah orang Yahudi. Tuhan Isa dan perempuan Samaria, sama-sama adalah orang yag haus. Tuhan Isa haus karena Dia berjalan jauh. Tuhan Isa penat karena berjalan jauh. Suhu saat itu kira-kira 30 – 40 derajat Celsius. Perjalanan Tuhan Isa melewati Padang Gurun yang kering. Oleh sebab itu, saat Tuhan Isa tiba di perigi (sumur) Yakub, dia sangat haus. Itu sebabnya Dia minta minum pada perempuan Samaria.

 

Saat itu, tepat jam 12, perempuan Samaria mengeluarkan buyungnya (tempat air) untuk menampung air. Umumnya orang tidak akan ambil air pada jam 12 siang, karena pada jam itu hawanya sangat panas sekali. Selain itu, untuk menimba air perlu menempuh perjalanan sedikitnya 3-4 kilometer. Tidak ada orang yang mau melakukannya di jam sepanas ini, tapi perempuan ini melakukannya. Dia haus, dan dia perlu air. Namun, dalam memenuhi rasa hausnya ini, dia menemukan rasa haus yang lain, yaitu kehausan dari dalam hati.

 

Mengapa perempuan Samaria, mau mengambil air di waktu yang begitu panas? Alasan satu-satunya yang paling mungkin adalah saat itu tidak ada orang yang akan keluar rumah, dengan demikian dia tidak perlu bertemu dengan orang lain. Mungkin dikarenakan skandal dia yaitu dia punya 5 laki-laki, yang bukan suaminya. Bahkan standar moral yang rendah dari orang Samaria pun memandang rendah kepadanya.

 

2.       Sebelum mengenal Tuhan Isa, menurut anda, apakah perempuan ini adalah orang yang memiliki sukacita dan rasa puas? Dari mana bisa diketahui?

Sangat jelas sebelum perempuan ini bertemu dengan Tuhan Isa, dia adalah seorang yang tidak memiliki sukacita dan rasa puas.

2.1.   Jika seseorang takut bertemu dengan orang yang dikenalnya, apakah ia merasa sukacita? Mengapa?

Dia betul-betul tidak mau bertemu dengan orang lain, juga tidak mau kumpul dengan orang yang dikenalnya. Oleh sebab itu dia menimba air di siang bolong, di saat tidak ada seorangpun yang keluar. Mungkin karena mereka tahu siapa dirinya dan menghina dan menggosipnya. Di bawah tekanan seperti ini, siapa yang bisa bersukacita?

 

2.2.   Jika seseorang sangat takut orang lain mengenal si akunya yang sejati, bisakah ia bersukacita? Mengapa?

Dia sangat takut keadaannya yang sesungguhnya ketahuan orang lain. Oleh sebab itu saat Tuhan Isa minta dia untuk memanggil suaminya untuk keluar bersama-sama dengan dia menikmati air hidup, dia segera menjawab bahwa dia tidak punya suami. Tapi, ketika Tuhan Isa menunjuk masalahnya, dia berubah menjadi orang yang berbeda. (ayat 16-19). Seorang yang begitu takut kehidupan pribadinya diketahui orang lain, bagaimanakah dia bisa bersukacita?

 

2.3.   Jika seorang perempuan memiliki 5 orang suami, dan itu pun bukan miliknya, bisakah ia bersukacita? Mengapa?

Mengapa dia mau tinggal dengan suami orang lain? Mengapa perlu sampai 5 orang?  Sangat jelas dia tidak punya rasa aman. Dengan kata lain, dia merasa hampa, sepi dan bosan.

 

3.        Dengan cara apa perempuan itu mengharapkan dirinya memperoleh kepuasan? Apa saja yang dituntut dan dikejar orang-orang masa kini agar dirinya  memperoleh  kepuasan dan sukacita? Menurut anda, apakah yang mereka kejar dapat memberikan kepuasan yang sejati? Mengapa?

Perempuan ini tidak ada rasa aman, hampa, bosan dan sepi. Dia berharap bisa tinggal bersama lebih banyak laki-laki untuk mendapatkan rasa puas.  Bagaimana dengan orang-orang di masa kini? Sampai di sini pemimpin bisa minta anggota untuk mengeluarkan pendapat mereka. Pemimpin bisa simpulkan, bahwa yang dicari orang adalah: harta, pendidikan, terkenal, kuasa, usaha, dll. Mereka pikir hal-hal ini bisa memuaskan diri mereka. Sesungguhnya, orang-orang yang mengejar hal-hal ini, mereka seperti minum air laut, semakin banyak minum, semakin haus.

 

4.        Ketika perempuan itu bertemu dengan Tuhan Isa, bahkan setelah mengenal siapa Tuhan Isa, apa yang berubah? Dari catatan, ayat 28-30, 39, menurut Anda, apakah ia lebih sukacita dan puas dibandingkan dahulu? Bagaimana bisa?

Ini adalah pertanyaan untuk mendorong anggota melihat bagaimana Tuhan Isa mengubah perempuan Samaria ini dalam waktu yang begitu singkat.

 

4.1.   Apa tujuan ia keluar? Apakah ia menyelesaikan tugas yang akan dikerjakannya ? (ayat 28). Mengapa?

Tujuan dia keluar adalah untuk menimba air, tapi saat ini tempat airnya pun dia sudah tidak mau. Ini menunjukkan bahwa dia telah mendapatkan yang paling dia perlukan – yaitu air hidup yang mengalir dalam hati, air yang membuat dia punya rasa puas. Rasa puas ini bahkan membuat kehausan jasmaninya juga hilang.

 

4.2.   Alasan dahulu ia menimba air  di tengah hari, adalah karena ia takut bertemu dengan orang yang tahu kehidupan pribadinya, bahkan mereka yang tidak menerimanya, melecehkannya dan menertawakannya. Tapi setelah ia bertemu dengan Tuhan Isa, apa perubahannya? Menurut Anda, apakah setelah itu ia bisa menerima dirinya?  Sekarang apakah ia bersukacita? Mengapa?

Sebelumnya perempuan Samaria sangat takut ketemu orang, sehingga dia keluar untuk menimba air di saat orang-orang lain tidak keluar, yaitu di waktu siang hari bolong. Saat ini, dia sendiri yang keluar cari orang, ini menunjukkan bahwa dia tidak takut ketemu orang yang kenal dia. Ini juga bukti dari seorang yang sukacita dan puas.

 

4.3.   Apakah dahulu ia berani menceritakan kehidupannya kepada orang lain ? Bagaimana bisa ?(ayat 16-19) Apa yang berubah, setelah ia bertemu dengan Tuhan Isa ? Hal ini menyatakan apa? (ayat 29,39)

Dari seorang yang tidak mau disebutkan perbuatannya, berubah menjadi seorang yang menyebut sendiri apa yang diperbuatnya. Ini menunjukkan dia bisa menerima diri sendiri (ayat 29-39)

 

5.        Mengapa perempuan itu memiliki perubahan yang demikian : Dari takut bertemu orang menjadi aktif mencari orang, dari tidak mau orang mengetahui si akunya yang sejati sampai aktif memberitahukan si aku yang sejati kepada orang; dari haus (pergi ke tempat yang jauh menimba air, ada 5 suami tetap tidak dapat memuaskan jiwanya) sampai jiwanya dipuaskan(terlalu senang, buyungnya ditinggalkan begitu saja)

5.1.    Apa perubahannya dalam pengenalan akan Tuhan Isa? (ayat 9,11,19,25-26)  Tuhan yang bagaimana, yang dialami oleh dia? Apakah Tuhan Isa mengenal kebobrokannya dan kenajisan dosanya? Apakah Tuhan menerimanya? Dari mana hal itu kelihatan?  Jika anda adalah perempuan itu, bagaimanakah perasaanmu diperlakukan Tuhan sedemikian ?

5.2.   Apa perubahan terhadap  pengenalan dirinya? (ayat 17,29,39) Mengapa ada perubahan ini?

5.3.   Dan Apa perubahan terhadap pengenalan arti kepercayaan yang benar? (ayat 20-24) Coba bandingkan perbedaan konsep kepercayaannya yang dahulu dengan konsep kepercayaan Tuhan Isa ?

 

6.        Coba pikirkan :  Mengapa seseorang  jika berubah terhadap 3 aspek yang disebut di atas (Seperti perempuan Samaria) maka dapat dilepaskan dari kekosongan dan rasa haus rohani?

 

Augustinus pernah berkata” Di dalam hati manusia yang terdalam, Allah  menaruh satu ruangan besar tanpa batas, yang tidak dapat dipenuhi oleh apapun. Karena ruangan ini disediakan Allah bagi diriNya, hanya Allah yang tak terbatas yang dapat memuaskan kehampaan manusia.” Maka Augustinus menghela nafas dan berkata”Ya Allah!  Aku hanya di dalam Engkau baru menemukan kelegaan yang sejati”

No comments: