4. Orang Yang Hampa (Guru)

 Pegangan Untuk Pemimpin

 

 

4. Orang Yang Hampa

 

Tujuan:

 

1.      Mengerti bahwa uang, jabatan, kuasa. harta benda tidak dapat memberikan rasa puas yang sejati.

2.     Mengerti bahwa Tuhan Isa datang ke dunia untuk mencari orang yang hampa dan gagal, dan memberikan kepada mereka hidup yang berkelimpahan.

3.     Mengerti bahwa hanya menerima Tuhan yang tidak terbatas, hati yang kosong baru bisa dipuaskan.

4.     Rela menerima Tuhan Isa sebagai Tuhan secara pribadi, dan memperoleh hidup yang puas dan berkelimpahan.

 

Pikiran Utama:

 

Kekosongan hidup manusia tidak dapat mengandalkan uang, kuasa dan harta benda untuk diisi. Tuhan Isa datang ke dunia untuk mencari orang yang hampa, Dengan menerima Dia, manusia bisa mendapatkan kepuasan sejati. Dengan mendapatkan kasihNya, penerimaan dan anugerahNya, manusia bisa menikmati kehidupan yang berkelimpahan.

 

Pendahuluan :

 

Secara umum, biasanya dalam keadaan apa seseorang merasakan diri hampa? Mengapa seseorang bisa merasa hampa/kosong?

 

Menurut hasil penelitian para ahli Ilmu Jiwa, dan ilmu sosial, sebagian besar orang  merasakan hampa saat berada dalam tiga keadaan sebagai berikut:

 

1.     Tidak mendapatkan apa yang  sangat diinginkan

Contohnya: dia sangat ingin masuk sekolah yang terkenal, tapi tidak masuk, sangat ingin berhasil dalam pekerjaan, tapi tidak berhasil atau sangat ingin punya anak tapi belum punya juga. Dalam keadaan seperti ini, setiap orang bisa mempunyai perasaan hampa

 

2.     Mendapatkan apa yang dia ingin dapatkan, tetapi dia tidak merasa puas

Di dunia ini banyak orang yang mengalami hal ini. Dari bulan Mei s/d Agustus 2020 ada enam orang artis India yang bunuh diri, ada yang karena depresi, ada yang karena terlilit hutang (https://www.kompas.com/hype/read/2020/08/10/081702366/memilukan-6-bintang-bollywood-meninggal-bunuh-diri-selama-pandemi?page=all). Mereka semua masih muda, mereka punya nama, kedudukan, kekayaan, dll. Tetapi, saat sudah punya semuanya, banyak orang yang memikirkan: lalu mau apa? Pertanyaan ini bisa menyebabkan rasa hampa yang lebih besar lagi. Itu sebabnya, ada orang-orang yang pilih bunuh diri, justru di saat dia paling berhasil, mengapa? Karena di saat mereka mendapatkan semuanya itu, mereka bukan saja tidak merasa puas, tapi mereka merasa tidak ada lagi target/cita-cita yang perlu dikejar lagi.

 

3.    Mendapatkan, namun hilang lagi

 

Waktu mendapatkan yang diinginkan, sangat senang. Tapi tiba-tiba kehilangan. Jadi, bisa dipahami saat Pemazmur menuliskan dalam Zabur 62:9: ” Orang hina hanyalah uap, dan orang mulia hanyalah dusta. Pada neraca, mereka tak berbobot, mereka semua lebih ringan daripada uap.” Contohnya: orang yang mengharapkan rumah baru, setelah selesai rumahnya, terjadi kebakaran yang menelan habis rumahnya. Dalam keadaan seperti ini, orang bisa merasakan kehampaan yang besar.

 

Jadi, bagaimanakah seseorang bisa menikmati kehidupan yang puas? Kita akan melihat jalan keluar melalui pelajaran dari Zakheus tentang bagaimana berubah dari hidup yang kosong/hampa menjadi hidup yang puas.

 

Bacaan : Lukas 19:1-10

 

1.      Isa memasuki Kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.

2.     Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang kaya, namanya Zakheus.

3.     Orang itu berusaha untuk mencari tahu manakah Isa di antara orang banyak itu. Akan tetapi, ia tidak dapat melihat-Nya sebab terlalu banyak orang dan ia sendiri pendek.

4.     Oleh karena itu, ia berlari mendahului orang banyak itu lalu memanjat sebatang pohon ara untuk dapat melihat Isa, sebab Isa akan lewat di situ.

5.     Ketika Isa tiba di tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata kepada Zakheus, "Zakheus, cepatlah turun! Karena pada hari ini Aku harus menginap di rumahmu!"

6.     Zakheus cepat-cepat turun dan menyambut Isa dengan gembira.

7.     Ketika orang-orang melihat hal itu, bersungut-sungutlah mereka semua lalu berkata, "Ia hendak menginap di rumah orang berdosa."

8.    Kemudian Zakheus berdiri dan berkata kepada Isa, Sang Junjungan, "Ya Junjungan, separuh dari harta milik hamba akan hamba berikan kepada orang miskin dan apa pun yang telah hamba ambil dari orang dengan cara yang tidak jujur akan hamba kembalikan empat kali lipat."

9.     Lalu Isa bersabda kepadanya, "Hari ini keselamatan telah datang pada seisi rumah ini, sebab ia juga keturunan Ibrahim.

10.  Karena Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

 

Pembahasan

 

1.      Siapa saja tokoh-tokoh dalam bacaan di atas? Siapa tokoh utamanya? Tolong perkenalkan.

Tokoh-tokoh dalam bacaan di atas ada:

a.     Tuhan Isa

b.     Keluarga Zakheus: Kaya, kepala pemungut cukai – jadi dia seharusnya banyak uang, punya kedudukan, dan tokoh yang dikenal orang banyak.

c.     Orang banyak: seharusnya adalah orang Yahudi

Zakheus adalah tokoh utama dalam bacaan ini. Dia sama dengan orang-orang lain, yaitu merasa dalam hidup paling penting ada uang, kedudukan dan terkenal. Orang-orang ini pikir dengan banyak uang, segalanya bisa dipuaskan. Mereka tidak peduli bagaimana orang melihat mereka. Yang mereka pikir yang penting ada uang, dan mereka bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

 

2.     Menurut Anda, secara karakter, dia adalah seorang yang mulia, atau yang hina? Dan, kalau dari sisi kedudukan, dia seorang yang mulia atau yang hina? Mengapa?

Secara status keluarga dan status sosial, Zakheus adalah seorang yang mulia. Tetapi, secara moral dan karakter, dia adalah sorang yang hina. Karena dia seorang yang kaya, dan seorang kepala pemungut cukai, dia adalah seorang yang berkedudukan, jadi dia termasuk orang mulia secara sosial. Tetapi orang ini di dunia masa itu, adalah seorang yang sangat tidak disukai, karena sebagai orang Yahudi, dia malah menjadi pejabat cukai/pajak dari orang Romawi. Dia mewakili penjajah – dengan bekerja untuk orang Romawi, dan menindas bangsa sendiri. Jadi, dia adalah seorang ”pengkhianat negara”. Juga, dia seorang koruptor dan pemeras. Oleh sebab itu dia diejek, direndahkan dan dibenci orang. Maka dari itu, di jalan-jalan orang juga bisa meneriaki dia, dan kehadirannya tidak diharapkan di mana-mana. Orang seperti ini sangat menderita di dunia, karena sekalipun mereka terkenal, namun sayangnya yang dikenal orang adalah keburukannya.

 

3.     Menurut Anda, sebelum dia mengenal dan menerima Tuhan Isa, apakah dia seorang yang puas dan sukacita? Dari mana Anda melihatnya?

Dari catatan Kitab Suci, sebelum Zakheus mengenal Tuhan Isa, dia bukanlah seorang yang sukacita dan puas, karena:

 

3.1.          Menurut Anda, apakah dia punya teman? Dari mana Anda mengetahuinya?

Dia mengerti bahwa dirinya adalah seorang yang kesepian. Ini adalah ciri khas dari orang-orang kalangan atas. Masalah dari diri sendiri adalah: karena sibuk, menjadi asing dengan teman-temannya, takut dirugikan oleh teman-temannya, memandang rendah orang lain. Masalah dari orang lain (orang takut mendekatinya) karena: takut disalahpahami orang atau dikritik sebagai orang yang cari muka, minder, komunikasi tidak nyambung, dan sulit untuk sepikir.

 

3.2.         Apakah orang lain menerimanya? Mengapa bisa demikian?

Jelas sekali bahwa dia adalah orang yang ditolak, diejek dan dikritik orang (ayat 7)

 

3.3.         Apakah dia sendiri merasa sukacita?

Dia mungkin adalah seorang yang minder, karena dia pendek, tidak berani tampil di antara kerumunan orang, dia memanjat sendiri ke atas pohon.

 

3.4.         Demi melihat Tuhan Isa, dia akan menghadapi bahaya apa? Jika itu adalah Anda, apa yang akan anda lakukan? Mengapa dia ingin bertemu Tuhan Isa?

Jika dia adalah seorang yang puas dan sukacita, dia tidak akan mengambil resiko begitu besar untuk bertemu dengan Tuhan Isa. Karena semua orang mengenal dia, mereka bisa mengkritik dia, menuduh dia, melempari dia dengan batu dan mencaci dia. Jelas, dia melihat Tuhan Isa karena dia sangat membutuhkannya. Mungkin dia pernah melihat Tuhan Isa melakukan mujizat, atau mendengar tentang Dia, oleh sebab itu dia percaya Tuhan Isa bisa membantunya.

 

4.     Ada orang mengatakan: ”Ada uang segala perkara dicukupkan!”

4.1.          Apakah Anda setuju dengan pandangan ini? Mengapa?

Semua anggota bebas mengemukakan pendapatnya.

 

4.2.         Coba sebutkan hal-hal yang sangat penting, tapi tidak dapat dibeli dengan uang.

Banyak orang yang berpikir, bahwa kalau ada uang, segala perkara bisa dicukupkan, tapi sesungguhnya kebanyakan hal-hal yang membuat orang-orang bisa hidup berkelimpahan, adalah hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Hal-hal itu termasuk kasih, dihormati orang dan rasa aman. Pemimpin boleh minta anggotanya untuk memberi contoh.

 

5.     Setelah  Zakheus menerima Tuhan Isa, apa saja perubahannya? Menurut Anda setelah itu, apakah dia merasa sukacita dan puas? Dari mana kita mengetahuinya?

Setelah Zakheus mengenal Tuhan Isa, dia seperti dilahirkan baru. Seluruh hidupnya berubah. Dia mendapatkan sukacita, dia punya rasa aman dan rasa puas.

 

5.1.                Ada orang mengatakan bahwa seorang yang paling sukacita adalah orang yang sama luar dalamnya, bahkan di dalam segala situasi (kalaupun saat orang banyak tidak menghormati, menerima, mengejek, menghinanya), ia tetap dapat menerima dirinya, anda setuju? Mengapa?

Sekalipun dia tahu kelemahannya di depan orang banyak, namun dia berani tampil di depan mereka dengan penuh sukacita (ayat 6)

 

5.2.         Setelah Zakheus menerima Tuhan Isa, apakah ia menerima dirinya sendiri? Apakah dia takut orang lain tahu dosanya? Apakah ia takut kehilangan muka? Dari mana hal ini kelihatan?

Dia bukan saja tidak takut orang lain tahu dan mengkritik dosanya, sebaliknya dia menyatakan siapa diri dia yang sesungguhnya di depan umum. (ayat 8) Ada orang yang mengatakan bahwa seorang yang sukacita, adalah seorang yang tahu siapa dirinya, selain itu juga bisa dengan tanpa syarat menerima diri sebagaimana adanya.

 

5.3.         Menurut catatan ayat 8 tentang komitmen Zakheus, setelah ia percaya Tuhan, bisa-bisa ia menjadi bangkrut, jadi  komitmen dia menggambarkan apa?

Dia rela memberikan setengah dari hartanya kepada orang miskin, juga rela mengembalikan empat kali lipat kepada orang yang dia peras. Kalau begini, bukankah dia akan bangkrut? Di sini sangat jelas bahwa dia sudah punya rasa aman, pengharapan dan andalan. Dia tidak lagi mengandalkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Di sini pemimpin boleh sharing pengetahuan umum/contoh, di mana semakin seseorang yang tidak ada rasa aman, semakin dia mati-matian mengejar hal-hal yang bagi dia bisa membuatnya merasa aman, misalnya harta.

 

6.     Menurut catatan ayat ini, Zakheus bisa memiliki perubahan seperti ini disebabkan terutama oleh dua hal:

Bagian ini adalah bagian yang paling penting, terutama untuk menjawab anggota yang mulai bertanya-tanya tentang bagaimana bisa Zakheus berubah. Sebenarnya bagaimana bisa mendapatkan kehidupan yang begitu sukacita dan puas? Bagaimana Tuhan Isa Almasih mengubah Zakheus yang begitu hampa hidupnya menjadi seorang yang puas? Dari ayat ini, kita bisa dengan jelas melihat dua penyebabnya, pertama seperti yang dinyatakan dalam Efesus 2:8-9: ” Jadi, karena anugerahlah kamu diselamatkan melalui iman. Itu bukan berasal dari dirimu sendiri, melainkan pemberian Allah, itu bukan karena amalmu, jangan seorang pun menyombongkan diri”.

 

6.1.          Apa saja  yang Tuhan Isa perbuat? (ayat 1, 5, 10)

Perubahan Zakheus sepenuhnya adalah anugerah Tuhan, alasannya berdasarkan catatan Kitab Suci:

 

6.1.1.     Coba kita kenali dulu  Yerikho, adalah tempat seperti apa? Letak Yerikho 3.000 m di bawah permukaan laut, adalah salah satu daratan yang paling rendah di dunia. Mengapa Tuhan Isa harus ke Yerikho?

Berdasarkan kesaksian Tuhan Isa sendiri, tujuan kepergianNya ke Yerikho (ayat 5, 10) adalah untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, yaitu Zakheus. Yerikho adalah kota tua yang terletak 3.000 m di bawah permukaan laut. Hal ini sedikit banyak ada maknanya. Sesungguhnya Tuhan Isa juga turun dari sorga yang paling tinggi turun ke palungan yang paling rendah, bahkan sampai tidak ada tempat untuk meletakkan kepalaNya. Apa yang Dia lakukan, tujuanNya adalah untuk menyelamatkan orang berdosa. Supaya kita bisa berbaikan dengan Allah. Memulai hidup baru dengan identitas diri yang benar. Juga dapat menikmati hidup yang berarti, ada kasih, ada rasa aman, ada sukacita, ada damai dan ada pengharapan.

 

6.1.2.    Saat Dia bertemu dengan Zakheus, apa perkataan pertama yang merupakan  janjiNya terhadap Zakheus? Menurut Anda apakah Dia mengenal Zakheus? Bagaimana bisa? Menurut anda, apakah janji ini penting bagi Zakheus? Mengapa? Jika anda adalah Zakheus, bagaimana perasaanmu terhadap janji ini?

Dari awal Dia sudah tahu siapa Zakheus, dan tahu orang seperti apa Zakheus itu. Kalau tidak, tidak mungkin saat pertama kali bertemu, Dia sudah memanggil nama Zakheus (ayat 5), dan menyebutkan bahwa dia pada dasarnya adalah seorang yang hilang (ayat 10). Sekalipun demikian, Tuhan dengan tanpa syarat menerima Zakheus, dan ingin tinggal di rumahnya. Kalau Penguasa bumi, Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuhan, telah menerima kita, hal apa lagi yang bisa membuat kita tidak dapat menerima diri?

Pada waktu itu, banyak orang yang menghalangi Zakheus, sampai dia tidak bisa melihat Tuhan Isa, sehingga dia perlu naik ke atas pohon. Tapi yang mengherankan, Kitab Suci mencatat bahwa Tuhan Isa tiba-tiba melihat ke atas, lalu berteriak memanggil nama Zakheus: "Zakheus, cepatlah turun! Karena pada hari ini Aku harus menginap di rumahmu!" Mengapa di tengah orang banyak,  Tuhan Isa hanya memanggil nama Zakheus? Sangat jelas, tujuan Tuhan Isa adalah ingin menyelamatkan dia. Di sisi lain, Dia juga ingin mengubah orang ini dan mengubah keluarganya. Penerimaan yang tanpa syarat, kasih dan hormat seperti ini, sangat susah ditemukan lagi. Di masa lalu, tidak ada seorangpun yang bisa menerima Zakheus, mengasihinya, dan menghormatinya, namun Tuhan Isa melihat kedalaman hati Zakheus.

Isa berkata "Hari ini keselamatan telah datang pada seisi rumah ini, sebab ia juga keturunan Ibrahim.” Sangat jelas, Tuhan Isa tidak hanya melihat kekurangan orang lain, tapi juga melihat kelebihannya. Dia tidak hanya melihat masa lalu orang tetapi juga melihat bagaimana merubah masa depan orang. Ini adalah Isa Almasih. Di dalam Isa ada kasih, penerimaan dan anugerah.

 

6.2.         Respon Zakheus (ayat 3,6,8)

Walaupun ini sepenuhnya adalah anugerah, namun juga perlu respon sepenuhnya dari manusia. Di mana kita menemukan respon manusia?

 

6.2.1.    Untuk bisa bertemu dengan Tuhan Isa, Zakheus harus menghadapi kesulitan dan bahaya apa? (Ayat 7) Bagaimana tindakan Zakheus dalam menghadapi kesulitan tersebut?

Walaupun dia tahu bahwa orang banyak mengenalnya dan tidak menerimanya, bahkan mengejek dan mengkritiknya, namun dia tidak takut orang berlaku sinis terhadap dia, melempari batu atau barang lain kepadanya. Dia sama sekali tidak peduli. Di tengah segala kesulitan dan bahaya tersebut dia tetap pergi melihat Tuhan Isa.  Sampai di tempatnya, walaupun orangnya banyak, sehingga dia tidak bisa melihat Tuhan Isa, karena mereka menghalangiNya, tapi dia naik ke atas pohon untuk melihat Tuhan Isa. Hari ini kita juga melihat banyak orang yang ”menghalangi Tuhan Isa”, karena mereka mempunyai kesaksian yang tidak baik, tapi pura-pura baik. Oleh karenanya menyebabkan orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan Isa tidak bisa melihatNya. Umumnya, seseorang sampai titik ini, akan berhenti mengikutiNya dan tidak mau percaya kepadaNya. Namun, apabila ada orang yang bertekad tidak melihat manusia, hanya mau melihat Tuhan Isa, dia pasti akan menemukan kebenaran, dan mendapatkan keselamatan dari Tuhan Isa. Kita melihat Zakheus, dia tidak melihat orang. Yang dia lihat adalah Tuhan yang dipercayai oleh orang banyak, yaitu Tuhan Isa Almasih. Dia bahkan naik ke pohon ara, untuk melihat siapakah Tuhan Isa itu. Ketika Tuhan Isa memanggil nama Zakheus, dan mengatakan akan menginap di rumahnya, dia dengan gembira menerimaNya.

 

6.2.2.    Apa komitmen Zakheus terhadap Tuhan Isa? Komitmen ini menyatakan apa? (ayat 8) Sebenarnya, apakah Tuhan menuntut ia berbuat demikian ? Ia berbuat demikian, menunjukkan bagaimana imannya terhadap Tuhan? Menurut Anda, apakah Tuhan akan membiarkan ia mati kelaparan dan kedinginan? Mengapa? (Roma 8:32: ” Dia yang tidak menyayangkan Sang Anak yang datang daripada-Nya, melainkan yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, masakan Ia tidak menganugerahkan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Sang Anak itu?”)

Pengenalannya akan Tuhan Isa berubah, dia menyebutNya ”Junjungan” (ayat 8). Yakin bahwa Dia adalah Tuhan, juga Tuhan bagi hidupNya. Pengenalan akan dirinya sendiri juga berubah. Dia mengenal diri sebagai orang yang sebelumnya memeras orang lain, mengenal diri sebagai seorang berdosa yang tidak ada kekuatan untuk menyelamatkan diri. Kedua perubahan di atas harus dimiliki oleh para murid Tuhan. Konsep dia tentang hidup dan konsep nilainya telah berubah. Dulu dia pikir harta bisa memberikannya rasa aman dan puas, maka dari itu dia pakai segala cara untuk menjadi kaya dan melayani harta duniawi (Matius 6:24b: ”Oleh sebab itu, kamu tidak dapat sekaligus mengabdi kepada Allah dan kepada harta duniawi”). Tapi saat ini dia sudah mengerti, hanya dengan memiliki hidup yang kekal, kasih karunia, Tuhan yang Maha Kuasa bisa memuaskan hatinya. Maka dari itu, konsep hidupnya berubah. Walaupun Tuhan tidak menuntut dia melakukan apa pun, tapi dia memberikan separuh dari hartanya kepada orang miskin, juga berjanji untuk mengembalikan empat kali lipat kepada orang yang telah dia ambil uangnya dengan tidak jujur. Ini lebih besar dari ketentuan hukum Taurat. (Keluaran 22:4-9: ”..... Siapa yang dipersalahkan oleh Allah harus membayar ganti rugi dua kali lipat kepada kawannya”) Perubahannya membuat dia menjadi miskin, karena mungkin pada masa itu, kebanyakan dari pendapatannya berasal dari penipuan. Dia mau mengembalikan empat kali lipat hasil penipuannya dan setengah dari hartanya akan dia berikan kepada orang miskin. Kira-kira ada berapa lagi yang tersisa padanya? Tapi Zakheus tidak memperhitungkannya. Kita melihat perubahan seseorang setelah diterima oleh Tuhan Isa Almasih, hidupnya betul-betul dipuaskan. Mengapa? Karena Tuhan Isa adalah Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuhan, Pencipta langit dan bumi. Dia mau menerima kita, betapa berharganya kita. Apakah masih perlu barang lain untuk memuaskan kita? Bagi Zakheus, tidak ada lagi. Karenanya, dia bisa memberikan sebagian besar dari apa yang dia miliki kepada orang lain. Isa Almasih memberikan rasa aman kepada seluruh keluarganya, sukacita, kepuasan, dan rasa dihormati orang. Oleh karenanya, semakin besar konsep hidup dan konsep nilai  seseorang, hidup seseorang semakin berlimpah dan puas.

 

Tahun 1985, sebuah Majalah kesehatan melaporkan, bahwa timbulnya penyakit kanker, ada hubungan  yang erat dengan pilihan seseorang: makanan sehari-hari, pola hidup, mood, relasi antar sesama dll. Hal-hal ini mempengaruhi seseorang mudah atau tidak mengidap penyakit kanker. Sebenarnya, kesehatan, sukacita atau tidak, merupakan hasil pilihan kita. Kita bisa tidak memiliki rasa kehampaan, juga bisa tidak memakai topeng di dalam berhubungan dengan orang, bahkan kita tidak perlu mengukur nilai diri berdasarkan  orang lain terima atau tidak diri kita, melainkan kita dapat menerima diri kapan saja dengan tanpa syarat. Kuncinya bergantung siapa yang kita pilih sebagai tuan kita: Harta, diri, materi, nama, kedudukan, atau Tuhan Isa. Isa berkata: ”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”.

No comments: