2. TUJUAN HIDUP MURID TUHAN (Pembimbing)

 

2. TUJUAN HIDUP MURID TUHAN

I.               Pertanyaan

 

Kecuali kalau Anda adalah seorang yang tidak normal, kalau tidak, Anda tidak mungkin merasa kuatir atau tidak gembira atau tidak bisa tidur bahkan ingin bunuh diri, hanya dikarenakan harga ikan kerapu naik. Karena: ikan kerapu bukanlah ikan yang kalau tidak makan kita tidak bisa hidup, dan kalau tidak makan ikan kerapu, kita masih banyak pilihan makanan yang lain. Namun hari ini kita lihat, banyak orang yang begitu mudah ingin bunuh diri, untuk alasan yang sepele seperti contoh orang yang tidak kesampaian makan ikan kerapu itu.

 

1.      Umumnya orang bunuh diri dikarenakan apa? Apakah berharga? Mengapa?

Alasan sebagian orang bunuh diri karena:

·       Putus cinta atau kehilangan harta

·       Sakit yang berkepanjangan, dan merasa hidup tidak ada artinya dan pesimis

·       Membandingkan diri dengan orang lain, merasa lebih rendah dari orang lain

Jikalau hidup hanya untuk menikah, sehat, apa orang mau berteman dengan kita atau tidak, maka ketiga alasan bunuh diri di atas bisa dipahami. Apakah hidup manusia hanya untuk hal-hal itu? Apakah orang yang menikah pasti lebih bahagia daripada orang yang tidak menikah? Apakah kalau sakit pasti hidupnya tidak punya arti lagi? Sangat jelas bahwa pikiran ini tidak benar. Masalahnya adalah pada konsep hidup seseorang. Seorang yang memiliki tujuan hidup yang benar pasti hidupnya lebih punya pengharapan, lebih berarti dan bahagia.

Biarkan anggota sharing sebanyak-banyaknya. Setelah itu Pemimpin dapat meresponi bahwa faktor penentu apakah seseorang itu sukacita dan puas, adalah tujuan hidupnya. Tujuan hidup yang benar dapat menyebabkan seseorang hidup dengan sukacita dan puas. Kalau tujuan hidup seseorang didasarkan pada hal-hal yang sementara dan dapat berubah, maka dia akan sangat sulit untuk menikmati hidup yang sukacita dan puas. Pepatah kuno mengatakan,”Jikalau seseorang menjadikan hal yang dapat berubah menjadi hal yang tidak dapat berubah, hal yang sementara menjadi kekal, maka penderitaan tidak dapat dihindarkan.

 

2.     Umumnya apa tujuan hidup manusia?

Tujuan hidup manusia pada umumnya adalah harta, pendidikan, cinta, anak, menjadi terkenal, jabatan, punya kuasa, prestasi dll. Menurut orang Tiongkok kuno, tujuan hidup manusia ada tiga hal: Bangun moral – tinggalkan moral yang terbaik untuk generasi mendatang, bangun pekerjaan – tinggalkan karya-karya kerja terbaik untuk generasi mendatang, bangun kata-kata: menulis buku-buku untuk mempengaruhi generasi mendatang.

 

Ketiga tujuan hidup di atas sekalipun bagus tapi tidak bisa diandalkan, bukan sesuatu yang kalau tidak ada tidak bisa hidup. Kalau pun mendapatkannya tidak berarti hidup seseorang itu pasti sukacita dan puas.

 

Seorang bernama John BR berkata: Orang yang paling kasihan di dunia adalah orang yang selain punya uang, tidak punya apa-apa lagi..

 

Barang yg bisa dibeli dengan uang

Barang yg tidak bisa dibeli dengan uang

Ranjang yang nyaman

Tidur nyenyak

Makanan yang enak

Rasa/berselera

Kosmetik yang bermerek

Cantik yang sejati

Obat-obatan

Tubuh yang sehat

Villa

Keluarga yang hangat

Kegiatan untuk senang-senang

Hati yang gembira

Pemuasan keinginan tubuh

Cinta yang sejati

Satpam

Rasa aman

Kuburan dan peti mati yang bagus

Nyawa

Penerbit buku

Hikmat bijaksana

 

Tidak heran ada yang mengatakan bahwa segala kelimpahan yang Tuhan berikan, tidak ada yang bisa dibeli dengan uang.

Ada orang yang mengatakan: “Di dunia ini ada dua jenis orang yang hampa: 1. Tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, 2. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, tapi setelah mendapatkannya merasa biasa-biasa saja” Agustinus mengatakan kalimat yang sangat bagus: “ Tuhan menaruh lubang yang sangat besar dalam hati setiap orang, lubang ini tidak dapat dipuaskan oleh apa pun juga. Lubang ini hanya bisa diisi dan  dipuaskan oleh Tuhan Yang Maha Besar”

 

3.     Apa tujuan hidup Anda secara pribadi?

Anggota bebas sharing

 

4.     Berdasarkan apa yang Anda sebutkan tentang tujuan hidup manusia pada umumnya, yang mana adalah:

·       Kekal/tidak berubah selamanya

·       Puas dengan hal itu, tidak akan merasa kosong dan bosan?

·       Karena hal itu, sekalipun menderita, sakit keras, wabah penyakit menimpa pun bisa tetap penuh sukacita?

·       Demi hal itu pantaskah mati karenanya?

·       Apakah tanpa hal itu, tidak bisa hidup?

 

Anggota bebas sharing

 

5.     Menurut Anda, kalau tidak punya tujuan hidup yang benar dan sehat, apa pengaruhnya dalam hidup seseorang?

Kalau tidak ada tujuan hidup yang benar dan sehat, seseorang bisa:

a.     Hilang harapan di saat mengalami krisis

b.     Hidup hanya untuk tujuan saat di dunia ini

c.     Hidupnya hanya ikut arus

d.     Tidak bisa mendapatkan rasa aman yang sesungguhnya

e.     Punya keinginan-keinginan yang rendah (contohnya: mengejar hal-hal duniawi. Hal-hal ini seperti minum air laut, minum semakin banyak semakin besar rasa haus)

f.      Cenderung menyia-nyiakan waktu

 

6.     Menurut Anda, siapa yang bisa kasih tahu kita apa tujuan hidup yang benar dan sehat?

Hanya Sang Pencipta dan Penguasa hidup manusia yang bisa memberitahukan kepada tujuan hidup yang benar dan sehat kepada kita. Pemimpin boleh berikan contoh yang mudah dimengerti anggotanya.

 

7.     Zabur 17:14-15: “dari manusia dengan tangan-Mu, ya ALLAH, yaitu manusia di dunia, yang imbalannya hanya ada dalam hidup ini. Engkau memenuhi perut mereka dengan apa yang Kausimpan, anak-anak mereka kenyang dan dapat meninggalkan sisa bagi bayi-bayi mereka. Tetapi aku, dalam kebenaran aku akan memandang wajah-Mu, dan pada waktu aku bangun, aku akan puas memandang wujud kemuliaan-Mu.” (“dalam kebenaran” mempunyai arti hidup dalam Firman Tuhan, dalam prinsip Tuhan)

 

a.     Dari catatan Kitab Suci di atas, apa tujuan hidup manusia pada masa itu? Apa persamaannya dengan manusia jaman sekarang?

Tujuan hidup manusia pada masa itu hanya mengejar hal-hal yang sementara, harta, hidup saat ini, dan hal-hal yang bisa dilihat oleh mata jasmani. Inilah hal-hal yang dikejar oleh manusia baik pada jaman dulu maupun masa kini.

 

b.     Sedangkan untuk Pemazmur sendiri, apa yang menjadi tujuan hidupnya?

Kerinduan hati Pemazmur adalah “dalam kebenaran aku akan memandang wajahMu”  Dia mau hidup dalam kehendak, moral, karakter dan kesukaan Tuhan.

 

8.    Hal-hal apa yang seharusnya tidak menjadi tujuan hidup manusia? Mengapa?

 

Ayat-ayat:

 

a.     Matius 6:19-21: “Janganlah kamu menyimpan bagi dirimu harta di bumi, di mana ngengat dan karat dapat merusaknya, dan pencuri dapat membongkar serta mencurinya. Tetapi simpanlah bagi dirimu harta di surga, karena ngengat dan karat tidak dapat merusaknya, dan pencuri pun tidak dapat membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situlah juga hatimu.”

 

Harta benda, karena hal-hal ini bisa rusak, setelah dapat juga bisa hilang/rusak.

 

b.     Lukas 12:16-21: “Kemudian Isa menyampaikan suatu ibarat kepada mereka, sabda-Nya, "Ada seorang kaya. Ia mempunyai tanah yang memberi hasil berlimpah-limpah. Dalam hatinya ia berpikir, ‘Apa yang harus kulakukan? Tidak ada lagi tempat bagiku untuk menyimpan semua hasil tanahku.’ Lalu ia berkata, ‘Inilah yang hendak kulakukan. Aku akan membongkar semua lumbungku dan membangun yang lebih besar. Di situlah akan kusimpan semua gandum dan barang-barangku yang lain. Aku akan berkata kepada jiwaku: Hai jiwaku, padamu ada banyak harta, cukup untuk bertahun-tahun lamanya. Bersenang-senanglah, makan, minum, dan bersukarialah.’ Tetapi Allah bersabda kepadanya, ‘Hai orang bodoh! Malam ini juga nyawamu akan diambil darimu. Lalu menjadi hak siapakah semua yang sudah kaukumpulkan itu?’ Demikianlah jadinya orang-orang yang menghimpun harta di bumi bagi dirinya sendiri tetapi sama sekali tidak kaya di hadapan Allah."

 

Ladang & hasilnya, karena tidak bisa memberikan sukacita sejati, juga mudah hilang dan tidak bisa memuaskan kebutuhan manusia yang sejati.

 

c.     Pengkhotbah 5:10-17: “Siapa mencintai uang, tidak akan puas dengan uang. Siapa mencintai kekayaan, tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun kesia-siaan. Ketika kemakmuran bertambah, bertambah pula orang yang menghabiskannya. Apakah keuntungan pemiliknya selain memandang saja dengan matanya? Orang yang bekerja enak tidurnya, entah ia makan sedikit ataupun banyak. Tetapi kekenyangan orang kaya tidak mengizinkan dia tidur. Ada suatu kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: Kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya mencelakakan dirinya sendiri. Kekayaan itu binasa akibat pengelolaan yang buruk. Lalu ia mempunyai seorang anak, tetapi tidak ada apa-apa lagi di tangannya untuk anaknya. Sebagaimana seseorang keluar dari kandungan ibunya dengan telanjang, demikian juga ia akan pergi kembali sama seperti datangnya. Tidak satu pun dari hasil jerih lelahnya dapat diambilnya dan dibawanya pergi. Ini pun suatu kemalangan yang menyedihkan: Sebagaimana seseorang datang, demikian jugalah ia akan pergi. Apakah untungnya bagi dia bahwa ia telah berjerih lelah untuk menggenggam angin? Lagi pula, seumur hidupnya ia makan dalam kegelapan, merasakan dukacita yang besar, kesakitan, dan kejengkelan.

 

Kekayaan: Karena semakin kekayaan bertambah, rasa kuatir juga bertambah. Bahkan bisa membahayakan diri (misalnya anak cucu berebut harta, dll). Manusia datang ke dalam dunia dengan telanjang, pasti pergi dari dunia dengan telanjang juga.

 

d.     Pengkhotbah 1:16-18: “Aku berkata dalam hati, “Sesungguhnya, aku telah memperbanyak dan menambah hikmat lebih daripada semua orang yang memerintah Yerusalem sebelum aku. Hatiku telah melihat limpahnya hikmat dan pengetahuan.” Aku telah menetapkan hati untuk mengetahui hikmat, dan untuk mengetahui kegilaan serta kebodohan. Tetapi kusadari bahwa itu pun usaha menggenggam angin. Karena dalam banyak hikmat ada banyak dukacita, dan orang yang menambah pengetahuan, menambah derita.”

 

Hikmat, pengetahuan dan gelar: karena semakin banyak pengetahuan, mungkin semakin banyak rasa kuatir. Hal-hal ini seperti air laut, makin minum, makin haus.

 

e.     Pengkhotbah 2:1-2: “Aku berkata dalam hati, “Marilah, aku hendak mengujimu dengan kesukaan. Nikmatilah kesenangan!” Tetapi sesungguhnya, itu pun kesia-siaan. Tentang tawa aku berkata, “Itu gila!” dan tentang kesukaan, “Apa gunanya?

 

Kenikmatan & hiburan: kenikmatan yang dibeli dengan uang, tidak bisa betul-betul memberikan sukacita sejati.

 

Masih ada hal apa lagi yang tidak seharusnya menjadi tujuan hidup murid Tuhan?

Bebas sharing

 

9.     Matius 6:33: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semua itu akan ditambahkan kepadamu.” Apa yang Kitab Suci beritahu kita tentang tujuan hidup murid Tuhan?

 

Ayat-ayat:

 

a.     Cari dahulu kerajaan Allah: Utamakan kerajaanNya, setelah diri sendiri masuk kerajaan Allah, selanjutnya aktif terlibat dalam memperluas kerajaan Allah.

 

Ayat-ayat di bawah ini memberitahukan kepada kita, apa yang disebut dengan “carilah dahulu kerajaan Allah”:

 

·       Matius 28:19-20: “Sebab itu pergilah, jadikanlah semua suku bangsa pengikut-Ku dan permandikanlah mereka dalam nama Sang Bapa, Sang Anak, dan Ruh Allah Yang Mahasuci. Ajarlah mereka menaati segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ingatlah, Aku menyertai kamu sampai kesudahan zaman."

 

Jadikan semua bangsa murid Tuhan, baptis mereka, dan ajarkan Firman Tuhan kepada mereka.

 

·       Kisah Para Rasul 1:8: “Akan tetapi, kamu akan menerima kuasa apabila Ruh Allah datang ke atasmu dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi."

 

Bersaksi dalam keadaan apa pun, dengan siapa pun dan di mana pun.

 

·       II Timotius 4:2: “Beritakanlah firman dan siap sedialah ketika ada kesempatan yang baik ataupun ketika tidak ada kesempatan yang baik. Tegurlah, ingatkanlah, dan nasihatilah orang dengan kesabaran yang tak habis-habisnya dan dengan pengajaran

Baik atau tidak baik waktunya harus beritakan FirmanNya.

·       Pengkhotbah 12:1: “Ingatlah Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang susah, dan mendekat tahun-tahun saat engkau akan berkata, “Tidak ada kesenangan bagiku dalam hidup ini;”

 

Mengingat Allah Pencipta.

 

·       Roma 12:1-2: “Sebab itu, hai Saudara-saudaraku, demi rahmat Allah, aku meminta supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai kurban yang hidup, yang suci, dan yang berkenan kepada Allah. Itulah ibadah yang sesungguhnya. Jangan hidup seperti orang-orang zaman sekarang ini, melainkan berubahlah berdasarkan pembaruan pikiranmu. Dengan demikian, kamu dapat mengetahui dengan pasti manakah kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya, dan yang sempurna.”

 

Mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup, dan bertindak sesuai dengan kehendakNya.

 

b.     Cari dahulu kehendakNya (kebenaranNya) : Kejar sampai mencapai standar Tuhan, karakter Tuhan dan prinsip Kitab Suci.

·       Matius 5:27-28: “Kamu telah mendengar perkataan, ‘Jangan berzina. ’Tetapi Aku berkata kepadamu, siapa memandang perempuan serta menginginkannya, ia telah berbuat zina dengan perempuan itu di dalam hatinya.

·       I Yahya 3:15: “Siapa membenci saudaranya, ia adalah seorang pembunuh, dan kamu tahu bahwa pembunuh tidak mempunyai hidup yang kekal di dalam dirinya.

 

Standar Tuhan Isa: Pikiran dan hati yang suci.

 

·       Matius 5:43-47: “Kamu telah mendengar perkataan, ‘Kasihilah temanmu dan bencilah musuhmu.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, kasihilah mereka yang menyeterui kamu dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kamu. Dengan demikian, kamu bertindak sebagai anak-anak sejati dari Bapamu yang di surga, karena Ia menerbitkan matahari-Nya bukan hanya untuk orang yang baik, tetapi juga bagi orang yang jahat. Ia pun menurunkan hujan tidak hanya untuk orang yang saleh, tetapi juga bagi orang yang fasik. Jika kamu hanya mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah pahalamu? Bukankah pemungut cukai pun melakukan hal yang sama? Demikian pula jika kamu hanya mengucapkan salam kepada saudaramu, apa istimewanya perbuatanmu itu? Bukankah orang-orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?

 

Standar Tuhan Isa: balas kejahatan dengan kebaikan, kasihi musuh.

 

·       Matius 6:14-15: “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, maka Bapamu yang di surga akan mengampuni kesalahanmu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni kesalahan orang, maka Bapamu tidak akan mengampuni kesalahanmu juga."

·       Efesus 4:32: “Hendaklah kamu saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling memaafkan, sebagaimana Allah telah mengampuni kamu di dalam Al-Masih.”

 

Standar Tuhan Isa: mengampuni kesalahan orang.

 

·       Matius 5:37: “Jadi, katakanlah ‘Ya’ jika ya, dan ‘Tidak’ jika memang tidak. Selebihnya dari itu berasal dari si jahat.”

 

Standar Tuhan Isa: Jujur

 

·       Roma 15:7: “Sebab itu sambutlah seorang akan yang lain, sama seperti Al Masih telah menyambut kamu untuk kemuliaan Allah.”

 

Standar Tuhan Isa: tanpa syarat menerima orang lain.

 

·       Amsal 3:27: “Janganlah menahan kebaikan dari orang-orang yang patut menerimanya, jika engkau mampu melakukannya.”

 

Standar Tuhan Isa: Lakukan kebaikan

 

·       Matius 11:29-30: “Terimalah kuk dari-Ku dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut serta rendah hati, dan jiwamu pun akan mendapat kelegaan. Karena kuk dari-Ku menyenangkan dan beban-Ku pun ringan."

 

Standar Tuhan Isa: Belajar lemah lembut dan rendah hati, dan menikmati kelegaan jiwa di dalam Tuhan Isa.

 

10.  Kepada orang yang mencari dahulu kerajaan dan kehendakNya, Tuhan berjanji untuk menambahkan kepada mereka,”maka semua itu” (memuaskan segala kebutuhan hidup orang tersebut) akan ditambahkan kepadamu” Bagaimana orang-orang yang memiliki tujuan hidup yang benar dan sehat menikmati hidup, puas dan bahagia?

a.     Apakah mereka ada rasa aman?                                                               Ada

b.     Apakah mereka ada rasa kasih?                                                            Ada

c.     Apakah mereka bisa ada rasa bosan dan kosong?                           Tidak

d.     Apakah mereka bisa kehilangan harapan?                                            Tidak

e.     Apakah mereka bisa ada rasa takut atau takut mati?                                 Tidak

f.      Apakah saat sakit mereka bisa menyalahkan Tuhan dan orang lain?                Tidak

g.     Apakah mereka tidak bisa menerima diri?                                             Tidak 

h.     Apakah saat bencana mereka bisa bertanya “mengapa”?              Tidak

i.      Apakah mereka bisa membandingkan diri dengan orang lain?                 Tidak

j.      Apakah saat mereka mengalami patah hati/putus kerja ingin bunuh diri?    Tidak

k.     Apakah mereka bisa menghabiskan waktu dengan sembarangan? (TV, dll) Tidak

No comments: