2. Dosa (Guru)

Pegangan untuk Pemimpin

 

2. Orang Yang Berdosa

 

Tujuan

 

  1. Mengerti arti dosa adalah kehilangan kemuliaan Allah, tidak memenuhi standar Allah
  2. Mengerti asal mula dosa adalah sikap berpusat diri sendiri, dari nenek moyang kita Adam dan Hawa, tidak menTuhankan Tuhan.
  3. Mengerti hasil dari dosa adalah terpisah dengan Allah, dengan manusia lainnya (bahkan dengan pasangan), dengan alam semesta dan dengan taman Eden.
  4. Lewat nubuatan, mengerti bahwa Allah dari mula sudah menyediakan jalan keluar, yaitu Tuhan Isa Almasih disalibkan sebagai korban tebusan.
  5. Mau mengakui dosa, bertobat, menerima penebusan dan pengampunan dari Tuhan Isa Almasih.

 

Pikiran Utama

 

Nenek moyang manusia, oleh karena berpusat pada diri sendiri, dan bukan berpusat pada Allah, mendapatkan hukuman. Terusir dari taman Eden, terpisah dari Allah, dan membawa seluruh umat manusia kehilangan kemuliaan Tuhan, hidup dalam penderitaan oleh karena dosa. Namun demikian, dengan mengandalkan karya penyelamatan dari Tuhan Isa Almasih, manusia mempunyai jalan keluar dari dosa. Asalkan mengakui diri sebagai seorang berdosa yang tidak mampu menyelamatkan diri sendiri, percaya Tuhan Isa Almasih sebagai satu-satunya Juruselamat, dia bisa terlepas dari dosa, kembali ke taman Eden dan menikmati kehidupan yang kekal.

 

Pendahuluan :

 

Seringkali diskusi tentang ”apa itu dosa?” membawa orang kepada perdebatan. Menghindari pajak, membakar orang, perzinahan, perampokan dll, lebih-lebih lagi bicara tentang alam, setiap orang setuju adanya dosa. Namun demikian, saat ada orang mengatakan bohong, serakah, tipu, lebih banyak menyakiti orang daripada menyapa orang, selingkuh, gosip, fitnah, semua itu adalah dosa juga. Ada yang setuju, juga ada yang tidak setuju. Kalau begitu, tepatnya apakah dosa itu? Kalau semua itu adalah dosa, lalu kenapa?

 

Saat kita baca koran, pemimpin-pemimpin politik, mungkin kepala-kepala daerah bahkan nyata-nyata menerima sogokan. Hanya menerima perlakuan istimewa dari orang lain, masyarakat sudah merasa sulit terima. Respon ini, bagi kebanyakan orang, tidaklah sederhana, dan bagi dosa, ini adalah konsep yang biasa.

 

Kalau demikian, bagaimana Allah melihat dosa? Ada orang bertanya, Nabi Adam dan Siti Hawa, hanya makan buah saja sudah diusir, apakah tidak berlebihan? Mengapa Tuhan mau mengejar hal kecil seperti ini? Yang Allah tuntut, apakah masalah buah? Tentu saja bukan.

 

Kalau begitu, dosa apa yang dilanggar oleh nabi Adam dan Siti Hawa? Dan, apa akibatnya?

 

 

Bacaan Utama dari Kitab Taurat Kejadian 3:1-24

 

1.       Ular adalah binatang yang lebih cerdik daripada segala binatang liar yang dijadikan ALLAH, Al-Khalik. Suatu kali, berkatalah ular kepada perempuan itu, "Sungguhkah Allah berfirman, ‘Jangan kamu makan buah dari pohon apa pun dalam taman ini’?"

2.       Kata perempuan itu kepada ular itu, "Buah dari pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3.       tetapi tentang buah dari pohon yang di tengah-tengah taman ini, Allah berfirman, ‘Jangan kamu makan buah itu dan jangan kamu sentuh, supaya jangan kamu mati.’ "

4.       Lalu kata ular itu kepada perempuan itu, "Kamu sama sekali tidak akan mati.

5.       Karena, Allah tahu bahwa pada hari kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti makhluk-makhluk ilahi, tahu tentang yang baik dan yang jahat ."

6.       Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan tampaknya sedap. Lagi pula, pohon itu menarik hati karena mendatangkan kebijaksanaan. Maka diambilnyalah buah itu lalu dimakannya. Setelah itu diberikannya pula kepada suaminya yang sedang bersamanya, dan suaminya pun memakannya.

7.       Kemudian terbukalah mata keduanya dan mereka tahu bahwa mereka telanjang. Mereka pun merangkai daun-daun pohon ara untuk dijadikan penutup aurat.

8.       Ketika mereka mendengar suara Allah, Al-Khalik, yang berjalan di tamanpada waktu hari sejuk, maka manusia dan istrinya itu menyembunyikan diri dari hadirat ALLAH, Al-Khalik, di antara pohon-pohonan dalam taman.

9.       Tetapi ALLAH, Al-Khalik, memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, "Di manakah engkau?"

10.   Jawabnya, "Ketika aku mendengar suara-Mu di taman ini, aku menjadi takut karena aku telanjang. Sebab itu aku bersembunyi."

11.   Firman-Nya, "Siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau memakan buah dari pohon yang telah Kuperintahkan jangan kaumakan?"

12.   Jawab manusia itu, "Perempuan yang Kautempatkan untuk mendampingiku itulah yang memberikan kepadaku buah dari pohon itu, maka kumakan."

13.   Lalu ALLAH, Al-Khalik, berfirman kepada perempuan itu, "Apa yang kaulakukan ini?" Jawab perempuan itu, "Ular itu menipu aku, maka kumakan buah itu."

14.   Maka berfirmanlah ALLAH, Al-Khalik, kepada ular itu, "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau melebihi segala ternak dan binatang liar.

15.   Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya

16.   Firman-Nya kepada perempuan itu, "Aku akan memperbanyak susah payahmu pada waktu engkau mengandung. Dengan kesusahan engkau akan melahirkan anak. Meskipun begitu, engkau akan tetap mendambakan suamimu, dan ia akan berkuasa atas engkau.

17.   Lalu firman-Nya kepada Adam,”Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu dan memakan buah dari pohon yang telah Kuperintahkan kepadamu, Jangan kaumakan, maka terkutuklah tanah karena engkau. Dengan susah payah engkau akan memakan hasilnya, seumur hidupmu.

18.   Tanah akan menumbuhkan duri dan onak bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu.

19.   Dengan berpeluh engkau akan mendapatkan rezekimu sampai engkau kembali menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil.

20.   Manusia itu menamai istrinya Hawa, sebab dialah ibu dari semua yang hidup.

21.   ALLAH, Al-Khalik, membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

22.   Kemudian berfirmanlah ALLAH, Al-Khalik, "Sesungguhnya, manusia itu sudah menjadi seperti salah satu dari kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon hayat itu lalu memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

23.   Sebab itu ALLAH, Al-Khalik, menyuruhnya keluar dari Taman Firdaus untuk mengerjakan tanah, tempat asal ia diambil.

24.   Ia menghalau manusia itu keluar, lalu di sebelah timur Taman Firdaus ditempatkan-Nya dua malaikat kerub serta sebilah pedang yang bernyala-nyala dan berputar ke segala arah untuk menjaga jalan menuju pohon hayat itu.

 

 

Bacaan Tambahan

 

Kitab Injil Surat 1 Yahya 2:16

 

Karena semua hal duniawi, yaitu keinginan tubuh, keinginan mata, dan kebanggaan hidup bukan dari Sang Bapa asalnya, melainkan dari dunia.

 

Kitab Taurat Imamat 16:20-22

 

20. Setelah selesai mengadakan pendamaian demi Ruang Suci, demi Kemah Hadirat Allah, dan demi mazbah, Harun harus mempersembahkan kambing jantan yang hidup.

21. Ia harus meletakkan kedua tangannya di atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atasnya segala kesalahan bani Israil serta segala pelanggaran mereka, apa pun dosa mereka. Semuanya harus ditanggungkannya ke atas kepala kambing jantan itu, lalu kambing itu dilepas ke padang belantara dengan perantaraan seorang yang sudah disiapkan untuk itu.

22. Kambing jantan itu akan memikul segala kesalahan mereka ke tanah yang sunyi, dan kambing jantan itu harus dilepas di padang belantara.

 

Kitab Nabi Yesaya 53:7

 

Ia dianiaya dan ditindas, tetapi ia tidak membuka mulutnya. Seperti anak domba yang dibawa ke tempat penyembelihan, seperti domba betina yang kelu di hadapan orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

 

Kitab Injil Yahya 1:29

 

Esoknya, Yahya melihat Isa datang kepadanya. Lalu Yahya berkata, "Lihatlah, Anak Domba Allah yang mengangkat dosa dunia.

 

Kitab Surat Rum 3:23

 

Sebab semua orang telah berdosa dan tidak dapat mencapai kemuliaan Allah.

 

Kitab Surat Rum 6:23

 

Karena upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi.

 

 

PENDALAMAN KITAB SUCI

 

1.      Berdasarkan catatan dalam butir 2-3, apa perintah Allah kepada manusia? Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan?

 

Kitab Kejadian mencatat perintah Allah kepada manusia: "Beranakcuculah dan bertambah banyak. Penuhilah bumi dan taklukkanlah itu. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut, atas burung-burung di udara, dan atas semua binatang yang merayap di bumi."(1:28)

”ALLAH, Al-Khalik, mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam Taman Firdaus untuk mengerjakan serta memelihara taman itu. Lalu ALLAH, Al-Khalik, memberi perintah kepada manusia itu, firman-Nya, "Buah dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan dengan bebas, tetapi buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu jangan kaumakan, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti mati."(2:15-17)

Kitab Suci sangat jelas mencatat bahwa Allah ingin nabi Adam menjalankan tiga hal: (1) Firman Tuhan, (2) mengatur segala yang ada di taman, (3) juga mengepalai istrinya Hawa. Sayangnya, dalam catatan Kejadian 3, Adam sama sekali mengabaikan tanggungjawabnya.

 

2.      Apa yang membuat manusia berbuat dosa? Bagaimana prosesnya? Dalam proses tersebut, kesalahan apa saja yang telah dibuatnya? (Bandingkan dengan Surat 1 Yahya 2:16)

 

Pada awalnya, Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupanya (Kejadian 1:26). Manusia justru memakai kehendak bebas yang Allah berikan untuk melawan Allah, bahkan putus hubungan dengan Allah (Kematian rohani dan jasmani). Melakukan segala sesuatu menurut keinginan sendiri. Segala jenis dosa yang diperbuat manusia, yang paling berat di antaranya adalah hilangnya (tidak mencapai) kemuliaan Allah (Rum 3:23: tidak mencapai standar Allah), selanjutnya barulah segala kelakuan yang jahat. Kitab Suci menggunakan motivasi dalam membicarakan tentang dosa. Kitab Suci mengatakan: Siapa membenci saudaranya, ia adalah seorang pembunuh (I Yahya 3:15). Mengingini dalam hati sudah berbuat zinah (Kitab Injil Matius 5:28). Dosa bukan diciptakan oleh Allah. Dosa adalah ketika manusia salah menggunakan kehendak bebas yang Allah anugerahkan kepadanya. Misalnya, salah menggunakan kebebasan dengan pergi mendengarkan taktik jahat si ular, makanya jatuh ke dalam dosa melawan Allah.

 

Bagaimana proses manusia jatuh ke dalam dosa? Apa kesalahan yang dilakukan oleh nabi Adam dan Siti Hawa? Berdasarkan Kejadian 3:4-6, ular menggoda Siti Hawa, Siti Hawa menanggapi si ular, makan buah itu dan ajak nabi Adam untuk ikut makan juga. Kalau melihat bahasa aslinya, bunyi bacaan Kejadian 3:6 adalah ”Dia (Siti Hawa) juga memberikannya kepada suaminya, yang bersama-sama dengan dia, dan dia (suaminya) memakannya” Di sini dikatakan bahwa Adam selalu bersama-sama Siti Hawa menyaksikan semua prosesnya, dan dia jatuh ke dalam melakukan tiga kesalahan:

 

a.       Saat si ular menggoda Siti Hawa, walaupun nabi Adam ada di sampingnya, tidak menghentikan si ular.

b.       Saat si ular salah menggunakan Firman Tuhan, dan Siti Hawa salah ingat Firman Tuhan, nabi Adam sama sekali tidak mengoreksi mereka. Saat ular menggoda Siti Hawa dengan menanyakan mereka” Sungguhkah Allah berfirman, ‘Jangan kamu makan buah dari pohon apa pun dalam taman ini’?" (Kejadian 3:1). Adam tidak menghentikannya. Siti Hawa menjawab” tetapi tentang buah dari pohon yang di tengah-tengah taman ini, Allah berfirman, ‘Jangan kamu makan buah itu dan jangan kamu sentuh, supaya jangan kamu mati.’ " (Kejadian 3:3). Siti Hawa melebih-lebihkan Firman Tuhan. Dia menambahkan sendiri perintah Tuhan. Nabi Adam sekali lagi tidak menghentikannya, dia tidak memperhatikan istrinya dan tidak peduli Firman Tuhan.

c.       Saat Siti Hawa mengambil buah dan memakannya, nabi Adam bukan saja tidak menghentikannya, malahan akhirnya ikut makan juga.

d.       Dari sini bisa dilihat, nabi Adam tidak memperhatikan istrinya, tidak peduli dengan taman Eden dan segala yang ada di dalamnya, juga tidak menjaga Firman Tuhan. Oleh sebab itu, nabi Adam memang berdosa dan selayaknya dihukum. Maka, Allah meminta pertanggungjawabannya. Sedangkan Siti Hawa, sama juga melanggar tiga macam dosa, yaitu: (1) Salah ingat Firman Tuhan, (2) Petik (3) Makan buah terlarang, dan menggoda suami untuk makan.

e.       Surat I Yahya 2:16 mengatakan ”Karena semua hal duniawi, yaitu keinginan tubuh, keinginan mata, dan kebanggaan hidup bukan dari Sang Bapa asalnya, melainkan dari dunia.” Dosa yang dibuat oleh orang di dunia ini, sama dengan yang dilakukan oleh nabi Adam dan Siti Hawa, dapat diringkas menjadi tiga segi:

                                                   i.      Keinginan daging (Kejadian 3:6) ” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan tampaknya sedap” Awalnya Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang dipimpin oleh roh, supaya manusia taat sama Roh Allah dan FirmanNya. (Lihat Yahya 6:63”Ruhlah yang menghidupkan, sedangkan tubuh tidak ada faedahnya sama sekali. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu sifatnya rohani dan hidup). Namun, saat hati dan pikiran seseorang tidak mau Ruh Allah sebagai Tuannya, menganggap jiwanya sendiri baik, keinginan, minat, emosi, dll. Atau, berdasarkan kedagingan sendiri, kebutuhan sendiri sebagai yang utama, dosa telah terbentuk.

                                                 ii.       Keinginan mata (Kejadian 3:6) ”juga menyenangkan mata manusia” Daud berdosa (2 Samuel 11:2-5). karena keinginan mata, menjeratnya terus melakukan dosa.

                                               iii.      Keangkuhan hidup (Kejadian 3:6) pohon itu menarik hati karena mendatangkan kebijaksanaan.” Dosa manusia yang terbesar adalah tidak menTuhankan Tuhan, ini adalah alasan utama keterpisahan Allah dengan manusia.

 

3.       Apakah tidak baik, kalau dapat membedakan mana yang jahat dan yang baik? Mengapa Allah tidak mengizinkan manusia memakan buah dari pohon itu?

”Karena, Allah tahu bahwa pada hari kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti makhluk-makhluk ilahi, tahu tentang yang baik dan yang jahat ." (Kejadian 3:5). Tuhan menempatkan nabi Adam dan Siti Hawa hidup di tengah-tengah taman Eden, supaya mereka taat sama Tuhan, dengan demikian bisa menikmati kebahagiaan dan keberuntungan yang tidak habis-habisnya. Saat mereka melanggar Firman Allah, makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat, taman Eden berubah menjadi tempat yang menakutkan dan tempat bersembunyi dari Allah.

 

3.1.             Menurut Anda, apa motivasi manusia memakan buah itu?

Mereka makan buah terlarang itu bukan supaya bisa membedakan yang baik dan yang jahat, melainkan seperti yang dikatakan oleh si ular, mereka berharap ”seperti Allah tahu membedakan yang baik dan yang jahat”.

 

3.2.            Apakah mereka tidak mengerti membedakan antara yang baik dan yang jahat? Apakah mereka tahu apa yang benar, apa yang salah, apa yang sepatutnya dilakukan? Dari mana kita bisa menemukan jawabannya? Mengapa mereka mau makan buah terlarang itu? (ayat 5)

Saat nabi Adam dan Siti Hawa diciptakan, mereka telah memiliki hidup dan kemampuan dalam membedakan yang baik dan yang jahat. Oleh karenanya, mereka tahu apa yang pantas dilakukan, apa yang tidak pantas, apa yang boleh dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan, dan tahu hasil dari perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan. Saat nabi Adam dan Siti Hawa makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat, mereka sedang mencari kemampuan itu dari manusia. Mereka berharap dalam standar etika moral, mereka tidak di bawah pengawasan Allah. Mereka mau memakai standar diri sebagai standar, bukan memakai standar Allah. Dengan kata lain, sebelum manusia makan buah terlarang itu mereka tahu batas-batas, juga tahu batas-batas dari Allah. Setelah makan buah itu, malahan kehilangan kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat, karena mereka meninggalkan standar dari Allah, dan memilih untuk memakai standar sendiri.

Lebih-lebih lagi bisa ditemukan, masalah utama manusia adalah egois (meletakkan diri sebagai pusat). Kata dosa dalam bahasa Inggris, menggambarkan sebagian arti teologisnya. Dalam kata ”sin”, ”I” yang berarti ”saya” terletak di tengah-tengah. Artinya saya yang utama.

 

4.       Apa respon manusia setelah jatuh ke dalam dosa (ayat 7, 8, 12, 13) Apakah sebagian besar orang juga akan punya respon yang sama? Apakah Anda juga pernah punya respon yang demikian?

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, seringkali mencari alasan untuk membenarkan diri, atau menyalahkan orang lain (tidak bertanggungjawab). Mereka menyalahkan siapa saja, kecuali diri sendiri. Respon nabi Adam dan Siti Hawa setelah jatuh ke dalam dosa:

a.       Menghindar, bersembunyi dari Allah (Kejadian 3:7)

b.       Menutupi dosa (dengan daun pohon ara menutupi tubuhnya)

c.       Cari alasan dan menghindari tanggungjawab (Kejadian 3:12)

Saat Allah menanyakan nabi Adam,” Apakah engkau memakan buah dari pohon yang telah Kuperintahkan jangan kaumakan?" (Kejadian 3:11). Jawabannya adalah,” "Perempuan yang Kautempatkan untuk mendampingiku itulah yang memberikan kepadaku buah dari pohon itu, maka kumakan." (Kejadian 3:12). Adam melempar seluruh tanggungjawabnya kepada Allah dan Siti Hawa. Mengingkari tanggungjawabnya sendiri. Sekarang ini banyak orang yang punya masalah seperti ini, melemparkan tanggungjawab sepenuhnya kepada orang lain. Hal ini bukan saja tidak menyelesaikan masalah, malahan bisa terus berputar dalam masalah yang sama. Manusia dengan manusia terus saling menggigit, sampai kepada hubungan manusia dengan Tuhan. Dosa adalah semacam benih yang sangat besar kekuatannya, yaitu memenuhi hati manusia, sampai mereka tidak bisa membedakan wujud asli dari dosa. Bahkan, pengikut Isa Almasih juga bisa mencari alasan. Karena merasa bahwa seumur hidup tidak bisa menjadi manusia sempurna, setiap hari tidak habis-habisnya berbuat dosa. Manusia sudah terbiasa mencari alasan, karenanya dia kehilangan kemampuan berdukacita karena dosa.

 

5.       Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, apa respon Allah? Dari respon tersebut, apa saja pengenalan Anda terhadap Allah?

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, respon Allah yang pertama adalah mencari manusia. Saat nabi Adam bersembunyi di bawah pohon, Dia bertanya,” "Adam, Di manakah engkau?". Sesungguhnya, nabi Adam punya kesempatan untuk bertobat, membangun kembali hubungannya dengan Allah, tetapi sayangnya dia tidak mengaku dosa, malahan melempar tanggungjawab, sampai terputus hubungannya dengan Allah.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, murka Allah ada atas semua orang berdosa. Mereka telah meninggalkan Allah, Allah pun meninggalkan mereka. Hal ini menyebabkan hubungan manusia dengan Allah terputus, juga membuat hubungan manusia dengan taman Eden (sorga, rasa puas, sukacita dan tempat tinggal). Mereka diusir Allah dari taman Eden, bahkan tidak bisa mendekat ke sorga (Kejadian 3:24)

 

6.       Apa akibat dosa bagi manusia? (Ayat 14-19)

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, tidak seperti sebelumnya, murni tidak bernoda. Mereka sepenuhnya telanjang, dan merasa malu. ”Mereka... membuat bagi mereka penutup badan). Mereka memakai cara yang sia-sia untuk menutupi rasa malu mereka. Sesungguhnya, rasa malu ini, hanya Allah yang bisa menutupinya. Keegoisan manusia, membawa hasil yang sangat menyedihkan.

 

 

6.1.   Setelah jatuh ke dalam dosa, bagaimana hubungan manusia dengan dirinya sendiri? (ayat 7)

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa atau gagal, mereka takut orang tahu, juga takut keburukannya ketahuan orang (ayat 7). Karena setelah manusia meninggalkan Allah, mereka juga lupa bahwa diri mereka diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Mereka tidak lagi menerima diri mereka berdasarkan siapa dirinya. Melainkan berdasarkan keberhasilan diri, atau hal-hal kelihatan seperti kecantikan, keahlian, pendidikan, harta benda, kedudukan, status dll dalam mengukur nilai diri sendiri. Lagipula, saat berhubungan dengan orang lain, tidak mampu jujur percaya dengan orang lain. Kalau mau menyelesaikan masalah-masalah ini, kecuali seseorang kembali ke hadapan Allah, mengenali diri sebagai orang yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, mengerti nilai dirinya di hadapan Allah, barulah bisa menerima diri sebagaimana adanya.

 

6.2.   Setelah jatuh ke dalam dosa, bagaimana hubungan manusia dengan Allah? (ayat 8)

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan melawan Allah, hubungannya dengan Allah terputus. Namun Allah masih mencari manusia dengan inisiatifNya sendiri. ”Di mana engkau?” adalah suara Allah kepada mereka yang bersembunyi dariNya. Namun, nabi Adam dan Siti Hawa, dalam pencarian Allah tidak bertobat, mereka bersembunyi dari Allah (ayat 8). Bersembunyi (ayat 10), melemparkan tanggungjawab (ayat 12-13). Hasilnya adalah dibelenggu oleh dosa. Allah pernah bernubuat, pada hari engkau memakannya, engkau pasti mati (Kejadian 2:17). Namun mereka sama sekali tidak pernah berkata,”Ya Allah, kata-kata si ular yang benar (ayat 4), Engkau salah. Setelah kami makan, kami tidak mati” Mengapa? Karena mereka tahu jiwa mereka telah mati. Ternyata kata ”mati” dalam bahasa Ibrani, ada dua arti:

a.       Kematian rohani : terputus hubungan dengan Allah, terpisah

b.       Kematian jasmani : terpisahnya roh dan tubuh

Walaupun nabi Adam dan Siti Hawa saat itu tidak mengalami mati secara jasmani, namun hubungan mereka dengan Allah telah terputus. Roh Allah sudah tidak ada di dalam mereka.

Sesungguhnya, berpusat pada diri sendiri dengan dosa berhubungan sangat erat. Manusia dengan keegoisannya selalu membawa hasil yang sangat menyedihkan dan menambah masalah. Saat seseorang jatuh ke dalam dosa dan menjadi egois, sikap egois itu bisa membawa orang menjauhi Allah, bahkan menjauhkan diri dari orang-orang yang tahu dirinya berdosa. Setelah makan buah terlarang itu, saat Allah mencari manusia, mereka bersembunyi dari Allah di antara pohon. Hal ini seperti banyak orang setelah jatuh ke dalam dosa, menyembunyikan diri sampai ke negara lain, menghindar dari semua orang yang mengenalinya. Walau pun sementara bisa menghindar dari orang-orang yang mencarinya, tetapi kehidupannya tidak bisa bahagia, takut suatu hari ditemukan, selamanya hanya bisa hidup dalam ketakutan.

 

6.3.   Setelah jatuh ke dalam dosa, bagaimana hubungan manusia dengan manusia? (ayat 16)

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, hubungan manusia dengan manusia terputus (Kejadian 3:16). Allah berkata kepada Siti Hawa,” Aku akan memperbanyak susah payahmu pada waktu engkau mengandung. Dengan kesusahan engkau akan melahirkan anak.” Hubungan suami istri adalah hubungan yang paling erat di antara manusia. Saat Allah membangun sistem suami istri, tujuanNya adalah membiarkan istri keluar dari tubuh suami. Istri sama dengan suami (tulang dari tulang, daging dari daging). Hubungan suami istri adalah hubungan dua menjadi satu daging. Namun, saat hubungan manusia dengan Allah rusak, istri menjadi ”tetap mendambakan” suaminya. Dalam bahasa asli, ”menguasai” ”memiliki”, juga mempunyai arti ”harus bersandar pada” suami. Tetapi, di pihak lain, suami juga mau berkuasa atas istrinya. ”Berkuasa” sama artinya dengan ”memperbudak”, atau ”memerintah dengan tangan besi”. Tidak heran, ada orang mengatakan,”Apa yang kelihatan dari sebuah pernikahan adalah,”Orang yang belum menikah ingin cepat-cepat menikah, namun orang yang sudah menikah mau cepat-cepat keluar dari pernikahan.” karena setiap orang sepertinya ada akar panjang, saling mau menarik lebih dekat, jadinya kamu tarik saya, saya tarik kamu. Seperti pepatah mengatakan,”Saling bertemu itu baik, tinggal bersama-sama itu susah” Jadi, kalau manusia meninggalkan Allah, menjadikan dirinya sendiri sebagai pusat, memakaikan standarnya sendiri kepada orang lain, maka kerusakan hubungan antar manusia adalah suatu hal yang alami.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan menjadikan dirinya sebagai pusat, maka keegoisan itu akan terus mempengaruhi hubungan manusia dengan manusia. Seharusnya Siti Hawa itu adalah ”tulang dari tulang, dan daging dari dagingnya nabi Adam, hubungan keduanya sangatlah erat, saling melindungi, tetapi setelah mereka jatuh ke dalam dosa, hubungan berubah menjadi saling berdebat, saling mengendalikan, seperti yang dikatakan dalam Kitab Suci,” engkau akan tetap mendambakan suamimu, dan ia akan berkuasa atas engkau.” (Kejadian 3:16). Berkuasa berarti memperbudak. Mendambakan berarti mengganggu, mengendalikan. Betul-betul hubungan suami istri telah berubah, seperti hari ini, ada orang yang coba memakai harta, kuasa, bakat, pendidikan dll untuk mengendalikan pasangannya. Dengan cara apa pun, pasti mempengaruhi hubungan suami istri, dan menjadikan rumah tangganya menjadi seperti neraka.

 

6.4.   Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, bagaimana hubungan manusia dengan alam? (ayat 17-19)

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, hubungan manusia dengan alam semesta menjadi rusak (ayat 16-20).

a.       Perempuan melahirkan anak, sebelum manusia jatuh ke dalam dosa telah ditentukan oleh Allah (Kejadian 1:28), namun penderitaan saat melahirkan, bukanlah maksud semula Allah, tetapi merupakan hasil dari setelah manusia meninggalkan Allah (ayat 16). Dalam segala sesuatu di dunia ini, tidak ada satu makhluk hidup pun yang rasa sakit karena melahirkan bisa dibandingkan dengan perempuan. Ada seorang Psikolog menulis sebuah tulisan berkaitan dengan rasa sakit, mengatakan, saat seseorang menaruh sebuah rokok yang sedang menyala pada telapak tangannya, rasa sakit seperti itu hanya satu derajat saja. Menderita sakit ginjal batu adalah lima sampai enam derajat. Tetapi seorang perempuan yang sakit karena melahirkan, tingkat sakitnya 10 derajat. Kitab Suci mengatakan ini adalah hasil manusia meninggalkan Allah. Oleh sebab itu, kekuatan Allah dalam diri manusia telah hilang.

b.       Yang laki-laki juga harus,”berjerih lelah seumur hidup untuk mendapatkan makanan dari tanah” (ayat 17). Juga harus ”berpeluh untuk mendapatkan rezeki” (ayat 19), ”sampai engkau kembali ke tanah”. Ini adalah sesuatu hal yang kosong, suatu hidup yang tidak punya tujuan. Nabi Musa juga menggambarkan hidup manusia sebagai,”kemegahannya hanyalah kesukaran dan kesusahan, karena hidup itu segera berlalu, lalu kami lenyap” (Zabur 90:10). ”kesukaran” adalah untuk hal badani, ”kesusahan” adalah untuk hal rohani. Ini adalah gambaran hidup manusia.

c.       terkutuklah tanah karena engkau... Tanah akan menumbuhkan duri dan onak bagimu” (Kejadian 3:17-18) Setelah Allah menciptakan manusia, Dia memberikan kuasa kepada mereka untuk ”menguasai” dan ”menjaga” ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan segala makhluk hidup di bumi. Dia bahkan punya kuasa untuk menamakan binatang-binatang itu. (Kejadian 2:19-20). Lagipula bisa menikmati segala hasilnya. Namun, sejak manusia meninggalkan Allah, saat mereka tidak lagi taat kepada RohNya, kuasa manusia itu pun ikut hilang. Kita semua sangat percaya bahwa kesehatan jasmani seseorang ada hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan jiwa dan rohaninya. Kesehatan dan kekuatan rohani bisa membantu menyembuhkan kelemahan tubuh seseorang. Seseorang yang dipenuhi Roh Kudus juga adalah seseorang yang punya kekebalan yang melampaui alam untuk menghadapi tekanan, penyakit, penderitaan, penganiayaan dll.

Saat seseorang jatuh ke dalam dosa dan menjadikan dirinya sebagai pusat, maka akan mempengaruhi hubungannya dengan alam semesta. Saat seseorang mengabaikan tanggungjawab yang seharusnya ditanggungnya, tidak menjaga baik-baik segala yang Allah percayakan kepada mereka, akan memimpin kepada hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah, dan menyebabkan manusia tidak mampu berkuasa atas makhluk-makhluk hidup. Setelah manusia diciptakan, sebenarnya mereka punya kuasa yang sangat besar untuk menguasai seluruh alam semesta, memberi nama kepada segala makhluk hidup, dan segala makhluk takluk di hadapan manusia. Namun, setelah meninggalkan Allah, hilanglah kuasa ini, dan alam semesta karenanya menjadi tidak terkendalikan. Seperti, banyak tanaman yang tidak tumbuh dengan baik. Semak duri tumbuh dengan cepat dan banyak menghambat pertumbuhan tanaman yang ditanam, sehingga menyebabkan kekurangan makanan.

 

6.5.   Setelah jatuh ke dalam dosa, apakah manusia masih boleh tinggal di taman Eden? Mengapa? Hal ini menandakan manusia berubah menjadi apa?

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka terusir dari taman Eden, memulai hidup mereka dalam dosa dan kutukan.

Saat manusia jatuh ke dalam dosa dan menjadikan dirinya sebagai pusat, keegoisannya menyebabkan manusia kehilangan hidup yang berkelimpahan. Mereka terputus hubungannya dengan taman Eden. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan terusir dari taman Eden, ada orang merasa hal ini sangat aneh. Bukankah saat ini taman Eden masih ada di Timur Tengah, ada di tengah-tengah dua sungai di Mesopotamia? Bahkan sangat pasti, daerah taman Eden masih ada. Namun, keadaannya sama sekali sudah tidak sama lagi. Di tempat itu, tidak lagi taman Eden yang di dalamnya manusia hidup berkelimpahan, melainkan tempat yang sangat gersang, tidak ada tumbuhan apa pun yang bisa tumbuh di sana. Situasinya sama sekali berbeda.

 

 

7.       Apakah Allah rela manusia menderita? Dengan cara apa Allah menyelesaikan dosa manusia? (ayat 15). Dengan apa dilambangkan? (Imamat 16:20-22; Yesaya 53:7; Yahya 1:29) Kapankah rencana ini digenapinya?

Tuhan tidak rela melihat kita tenggelam dalam dosa. Demi menyelamatkan kita, mengorbankan diriNya. Lewat Isa Almasih, dosa kita diampuni, menjadi suci dan lahir baru. Kitab Suci mengungkapkan dua jalan keluar:

7.1.   Kejadian 3:15 : ”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Pada bagian Kitab Suci ini, ular adalah iblis . Lewat keturunan perempuan, Allah mau meremukkan kuasa iblis, agar dia tidak lagi menggoda orang dan menguasai orang. Juga lewat iblis meremukkan tumit keturunan perempuan demi digenapinya karya keselamatanNya. Dengan kata lain, kaki dan tangan keturunan perempuan akan dipakukan.

Menurut tradisi orang Yahudi, semua orang adalah keturunan laki-laki, bukan keturunan perempuan. Seperti garis keturunan orang Chinese juga bukan menurut keturunan perempuan. Oleh sebab itu, seorang disebut sebagai ”keturunan perempuan” menandakan bahwa di dunia ini, dia sama sekali tidak ada ayah. Menurut sejarah hanya ada satu kemungkinan, yaitu Tuhan Isa Almasih. Karena Maria mengandung oleh Roh Kudus. Isa Almasih itulah keturunan perempuan. Lagi pula, Dia akhirnya dipaku di atas kayu Salib. Betul-betul sesuai dengan nubuat yang telah disampaikan. Dengan demikian, kematian Tuhan Isa Almasih menanggung dosa manusia, agar manusia terlepas dari ikatan dosa.

7.2.   Dengan tanda yang lain, Allah menunjukkan diriNya membawa jalan keluar. Dalam Kejadian 3:7 : Kemudian terbukalah mata keduanya dan mereka tahu bahwa mereka telanjang. Mereka pun merangkai daun-daun pohon ara untuk dijadikan penutup aurat.” Ketika itu Allah tahu bahwa manusia telah berdosa, merasa malu, dan mengambil daun pohon ara untuk menutupi tubuhnya. Lalu, Allah memberikan Adam kulit binatang, agar mereka bisa menutupi tubuhnya. Kejadian 3:21: ”ALLAH, Al-Khalik, membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.” Allah menggunakan kulit binatang untuk menggantikan/menutupi dosa manusia (Dalam bahasa Ibrani, Adam mempunyai arti umat manusia, dan Siti Hawa adalah ibu dari semua yang hidup.) Dari manakah asal kulit binatang ini? Tentu saja dari seekor binatang, namun sesungguhnya binatang apa itu? Kita percaya itu adalah seekor domba. Kitab Suci menunjukkan domba menggambarkan Isa Almasih.

·       Dalam Imamat 16:20-22, Tuhan mau orang Israel menyiapkan seekor domba untuk menanggung segala dosa mereka, dan membawanya ke tanah yang kosong (tidak ada manusianya). Jelas tanah adalah suatu yang diajarkan dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Jadi Tuhan menyembelih seekor binatang, menutupi tubuh Adam dan Siti Hawa. Dari sini bisa dilihat, ini menunjuk kepada suatu masa yang jauh ke depan, bahwa Tuhan mau melalui pengorbanan seekor domba, dengan kulitnya menutupi tubuh seluruh umat manusia, yaitu menutupi dosa setiap manusia.

·       Yesaya 53:1-9 sangat jelas menunjukkan bahwa domba itu bukanlah sungguh-sungguh seekor domba, tetapi adalah Mesias yang akan datang! Yaitu, yang tidak berdosa menggantikan yang berdosa. Dia mau menanggung segala penderitaan dan dosa kita, bahkan mau dibinasakan dari dunia orang hidup, supaya kita yang seharusnya menanggung hukuman itu, bisa dibenarkan karena percaya kepadaNya, dan berbaikan kembali hubungannya dengan Allah. Yesaya 53:7 mengatakan ” Ia dianiaya dan ditindas, tetapi ia tidak membuka mulutnya. Seperti anak domba yang dibawa ke tempat penyembelihan, seperti domba betina yang kelu di hadapan orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.” Tetapi, siapakah domba yang menggantikan dosa ini? Sampai jaman Perjanjian Baru, pernyataan Tuhan lebih jelas lagi.

·       Dalam Yahya 1:29 mencatat,” Esoknya, Yahya melihat Isa datang kepadanya. Lalu Yahya berkata, "Lihatlah, Anak Domba Allah yang mengangkat dosa dunia.” Ternyata pada waktu nabi Adam dan Siti Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan telah mempersiapkan Seorang Juruselamat. Pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan kehendak Allah, Firman menjadi manusia datang ke dalam dunia, menjadi domba yang menggantikan dosa, menganugerahkan bagi seluruh umat manusia, dari jaman dahulu, jaman sekarang, hingga jaman yang akan datang, dapat menikmati anugerah keselamatanNya.

Pengaruh dosa bukan saja menyebabkan Adam dan Siti Hawa terusir dari taman Eden, melainkan menyebabkan seluruh umat manusia hidup dalam penderitaan. Dalam Rum 3:23 dicatat  ”Sebab semua orang telah berdosa dan tidak dapat mencapai kemuliaan Allah.” Lalu dalam Rum 6:23: ”Karena upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi.” Allah sangat jelas mengetahui bahwa di dunia ini tidak ada orang benar.  Hanya ada orang berdosa. Selain itu, Tuhan juga tahu bahwa upah dosa adalah maut, terpisah kekal dengan Allah. Namun, dengan mengandalkan Tuhan Isa Almasih, manusia punya jalan keluar, terlepas dari gugatan dosa, dan mendapatkan hidup yang kekal.

 

8.       Apakah Anda menyadari diri sebagai orang yang berdosa? Maukah Anda menerima keselamatan Allah?  Yang sudah terima Tuhan, bolehkah membagikan pengalaman anda?

Ini adalah aplikasi dari pelajaran ini. Jika ada yang mau menerima Tuhan Isa sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, bisa dilakukan di luar kelas. (Bisa pakai metode penginjilan yang Anda tahu, misalnya 3 saja, warna, EE, dan lainnya untuk menjelaskan). Lalu, diakhiri dengan membimbingnya dalam doa terima Tuhan Isa. Dengan doa yang sederhana, yang menyatakan: A=Admit (mengakui diri sebagai orang yang berdosa), B=Believe (Percaya Tuhan Isa Almasih sebagai satu-satunya Juruselamat dan Tuhan, dan C=Confess (Percaya dalam hati dan Mengaku dengan mulut)

 

 

Yang tidak dapat disangkal: setiap orang di hadapan Tuhan adalah orang berdosa (Rum 3:23). Maka kita harus kembali ke hadapan Tuhan, memohon Dia mengampuni dosa kita, menerima Dia menjadi Juru Selamat, agar kita beroleh hidup yang baru yang tidak dibelenggu oleh dosa.


No comments: