15. MURID TUHAN DAN NEGARA (Pemimpin)

 Bahan Pemimpin

15. MURID TUHAN DAN NEGARA

 

I.               Pertanyaan

 

1.      Menurut Anda, apakah jumlah orang percaya yang berpartisipasi dalam urusan politik atau sosial tinggi? Mengapa?

a.     Di antara pejabat senior pemerintah/anggota Dewan Legislatif Indonesia saat ini, manakah yang orang percaya?

b.     Menurut Anda apakah orang percaya harus berpartisipasi dalam politik? Mengapa?

 

Pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan untuk membawa anggota masuk ke dalam topik pembahasan, sekaligus untuk mengetahui pikiran mereka.

 

·       Orang percaya juga merupakan warga masyarakat dan harus memenuhi kewajiban- kewajibannya sebagai warga negara

·       Jika Anda tidak berpartisipasi dalam politik, masyarakat akan dikuasai oleh orang-orang tidak percaya dan mungkin mengakibatkan suatu dampak sangat besar terhadap kehidupan anak-anak Tuhan dan dunia.

·       Jika semua orang percaya acuh tak acuh terhadap politik dan sosial-masyarakat, maka ini berarti sebuah kehilangan akan kesaksian.

Alasan lainnya:

·       Orang percaya harus menjadi garam dan terang di tengah masyarakat

·       Jika sebagian besar dari mereka yang berkuasa adalah orang-orang percaya, hukum-hukum sosial, aturan-aturan, dan tindakan-tindakan diharapkan akan lebih sejalan dengan prinsip-prinsip alkitabiah.

·       Selama berabad-abad, partisipasi dalam politik telah mengubah keadaan sejarah bangsa Israel. Seperti:

o   Yusuf - tokoh kunci dalam melestarikan Israel.

o   Daniel - mempengaruhi konsep raja tentang Tuhan dan orang Yahudi.

o   Ester - membalikkan nasib orang Yahudi.

 

2.     Apakah menurut Anda para murid perlu memenuhi tugas mereka sebagai warga negara dalam pemerintahan suatu negara? Mengapa?

Kitab Suci mengajarkan hal berikut mengenai tanggung jawab orang percaya sebagai warganegara:

a.     Ajaran dan teladan Tuhan Isa

Ketika Isa dan para pengikut-Nya sampai di Kota Kapernaum, datanglah seorang pemungut pajak Bait Allah. Ia menemui Petrus dan berkata, "Tidakkah gurumu membayar pajak yang besarnya dua dirham itu?" Jawab Petrus, "Ia membayar!" Ketika Petrus masuk ke rumah, Isa bertanya mendahuluinya, "Hai Simon, bagaimanakah pendapatmu? Dari siapa raja-raja dunia ini memungut pajak? Dari anak-anaknya atau dari orang lain?" Jawab Petrus, "Dari orang lain." Lalu sabda Isa, "Jika begitu, bebaslah anak-anaknya. Tetapi supaya kita tidak menyebabkan mereka tersandung, pergilah engkau dan mengaillah di danau. Ambillah ikan pertama yang kaudapatkan dan bukalah mulutnya. Di dalamnya akan kautemukan uang sebesar empat dirham. Ambillah uang itu lalu berikan kepada mereka, untuk-Ku dan untukmu." (Matius 17:24-27)

 

Jawab mereka, "Gambar dan cap Kaisar." Kemudian sabda Isa kepada mereka, "Serahkanlah kepada Kaisar apa yang seharusnya diserahkan kepada Kaisar, dan serahkanlah kepada Allah apa yang seharusnya diserahkan kepada Allah." (Matius 22:21)

 

Meskipun Tuhan Isa adalah Anak Allah, segala sesuatu adalah milik-Nya, namun agar tidak membuat orang tersandung, Dia juga membayar pajak kepada pemerintahan Romawi. Dia mengajari kita untuk membayar pajak kepada pemerintah—“Berikan kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan.”

 

b.     Ajaran dan teladan Paulus

Tiap-tiap orang harus tunduk kepada pemerintah yang berwenang, karena tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah, bahkan pemerintah itu sendiri ditentukan oleh Allah. Sebab itu setiap orang yang melawan pemerintah melanggar pula peraturan yang ditentukan oleh Allah, dan setiap orang yang melanggarnya, mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri. Karena pemerintah itu menakutkan bagi orang yang melakukan kejahatan, tetapi tidak demikian bagi orang yang melakukan kebaikan. Inginkah kamu bebas dari rasa takut terhadap pemerintah? Berbuatlah baik, maka kamu akan menerima pujian daripadanya. Karena pemerintah adalah hamba yang dipercaya oleh Allah untuk mendatangkan kebaikan bagimu. Tetapi jika kamu berbuat jahat, kamu harus takut kepadanya, karena pedang yang disandangnya bukanlah sesuatu yang tidak ada gunanya. Pemerintah adalah hamba yang ditetapkan Allah untuk menjatuhkan murka-Nya atas setiap orang yang melakukan kejahatan. Sebab itu sudah seharusnyalah kamu tunduk, bukan saja karena kamu takut akan murka Allah, melainkan juga demi suara hati nuranimu. Itulah juga sebabnya mengapa kamu harus membayar pajak. Sebab pemerintah adalah pegawai-pegawai yang dipercaya oleh Allah untuk mengurus pekerjaan itu. Jadi, bayarlah apa yang seharusnya kamu bayar kepada semua pihak, yaitu pajak kepada pihak yang patut menerima pajak, cukai kepada pihak yang patut menerima cukai. Takutlah terhadap orang yang patut kamu takuti, dan hormatilah orang yang patut kamu hormati (Roma 13:1-7)

Namun Paulus juga menegaskan bahwa otoritas tertinggi tetaplah Tuhan.

 

Meskipun Paulus dianiaya, ia tetap menasihati murid-muridnya untuk:

·       Pembayaran pajak—"pengembalian": pendapatan pemerintah sebagai pegawai-pegawai yang mengurus pekerjaan. Aslinya milik pemerintah.

·       Taat hukum, patuh – Semua pemerintahan berasal dari Tuhan.

·       Berdoalah bagi mereka yang berkuasa—mereka adalah hamba Tuhan, namun mereka dapat memerintah negara sesuai dengan kehendak Tuhan.

·       Menikmati hak-hak sebagai warganegara (seperti Paulus meminta perlindungan kepada pemerintah - Kisah Para Rasul 23:16-24)

 

c.     Ingatkanlah mereka agar mereka tunduk kepada pemerintah dan kepada semua lembaga yang berwenang, berlaku taat dan bersedia melakukan setiap pekerjaan yang baik. (Titus 3:1)

Patuhi pemerintah dan berbuat baik

 

d.     Memang Herodeslah yang menyuruh orang untuk menangkap Yahya dan mengikatnya di dalam penjara berkenaan dengan Herodiah, istri Filipus, saudaranya, sebab Herodes telah memperistrinya. Hal itu dilakukannya sebab Yahya menegur Herodes, "Haram hukumnya mengambil istri saudaramu." (Markus 6:17-18)

Ketika pemerintah bertentangan dengan kehendak Tuhan, kita harus menegur dan menyatakan sikap kita.

 

e.     Tiap-tiap orang harus tunduk kepada pemerintah yang berwenang, karena tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah, bahkan pemerintah itu sendiri ditentukan oleh Allah. Sebab itu setiap orang yang melawan pemerintah melanggar pula peraturan yang ditentukan oleh Allah, dan setiap orang yang melanggarnya, mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri. (Roma 13:1-2)

Hormati penguasa yang lebih tinggi dan patuhi perintah pemerintah

 

3.     Bagaimana seharusnya orang percaya menyikapi kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan prinsip Alkitab?

Tetapi Petrus dan rasul-rasul lainnya menjawab, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia!” (Kisah Para Rasul 5:29)

Lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia

 

Contoh-contoh dalam Kitab Suci:

a.     Selain itu, raja Mesir juga berbicara kepada bidan-bidan orang Ibrani, yang seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya, “Ketika kamu membidani perempuan Ibrani, awasilah mereka di tempat persalinan. Jika anak yang mereka lahirkan laki-laki, maka kamu harus membunuh anak itu, tetapi jika anak itu perempuan biarkan anak itu hidup.” Namun, karena bidan-bidan itu bertakwa kepada Allah, mereka tidak bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan raja Mesir kepada mereka. Mereka membiarkan hidup anak-anak laki-laki yang lahir. Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka, “Mengapa kamu melakukan hal ini, membiarkan hidup bayi-bayi laki-laki?” Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun, “Karena perempuan Ibrani tidak seperti perempuan Mesir. Mereka lebih kuat. Sebelum bidan datang, mereka sudah melahirkan.” Maka Allah berbuat baik terhadap bidan-bidan itu, dan bangsa itu bertambah banyak dan menjadi sangat kuat. Selain itu, karena bidan-bidan itu bertakwa kepada Allah, Ia membangun rumah tangga mereka. (Keluaran 1:15-21)

Para bidan di Israel tahu bahwa membunuh itu dilarang oleh Tuhan, sehingga mereka mengambil cara yang berbahaya dan tidak membunuh bayi laki-laki orang Israel.

 

b.     Yusak bin Nun mengutus dua orang pengintai secara diam-diam dari Sitim, katanya, “Pergilah, amatilah negeri itu dan Kota Yerikho.” Maka pergilah mereka lalu sampai di rumah seorang perempuan sundal yang bernama Rahab. Mereka pun menginap di situ. Tetapi kemudian kepada raja Yerikho dikabarkan demikian, “Ketahuilah, ada beberapa orang dari bani Israil datang kemari malam ini untuk menyelidiki negeri ini.” Maka raja Yerikho mengutus orang kepada Rahab, mengatakan, “Bawa ke luar orang-orang yang datang kepadamu dan yang masuk ke rumahmu itu, karena mereka datang untuk menyelidiki seluruh negeri ini!” Akan tetapi, perempuan itu telah membawa kedua orang itu dan menyembunyikan mereka. Ia berkata, “Ya, memang orang-orang itu datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana asal mereka. (Yosua 2:1-4)

Pelacur Rahab percaya bahwa Allah orang Yahudi adalah Tuhan, dan dia tidak segan-segan berbohong demi menyelamatkan nyawa mata-mata Israel.

 

c.     Daniel membulatkan hati untuk tidak menajiskan diri dengan santapan raja atau dengan anggur yang diminum raja. Sebab itu ia meminta kepada pemimpin pegawai istana supaya diizinkan untuk tidak menajiskan diri. Allah membuat Daniel mendapat kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu. Namun, pemimpin pegawai istana berkata kepada Daniel, “Aku takut kepada tuanku raja, yang telah menentukan makanan dan minuman bagi kamu. Mengapa baginda harus melihat penampilanmu lebih buruk daripada orang-orang muda yang sebaya dengan kamu? Kamu ini membahayakan kepalaku di depan raja!” (Daniel 1:8-10)

Daniel tidak ingin menodai dirinya sendiri, maka ia memperjelas pendiriannya dan tidak menggunakan makanan raja.

 

d.     Maka para pejabat tinggi dan para wakil raja itu datang bersama-sama menghadap Raja dan berkata demikian, “Semoga Raja hidup selama-lamanya! Semua pejabat tinggi kerajaan ini, para penguasa dan para wakil raja, para menteri dan para gubernur telah bermufakat untuk membuat suatu ketetapan kerajaan dan mengukuhkan suatu titah larangan: siapa pun yang memohonkan sesuatu dalam tiga puluh hari ini kepada dewa atau manusia manapun selain Tuanku Raja, ia harus dicampakkan ke dalam gua singa. Sekarang, ya Raja, tetapkanlah titah larangan itu dan tanda tanganilah surat itu supaya tidak dapat diubah lagi, sesuai dengan hukum orang Media dan orang Persia yang tidak dapat dicabut kembali.” Sebab itu Raja Darius menandatangani surat dan titah larangan itu. Ketika Daniel mengetahui bahwa surat itu telah ditandatangani, masuklah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya terdapat jendela-jendela yang terbuka menghadap Yerusalem. Tiga kali sehari ia bertelut, berdoa, dan mengucap syukur kepada Tuhannya, seperti yang biasa dilakukannya selama ini. (Daniel 6:6-10)

Karena perintah raja bertentangan dengan kehendak Tuhan, Daniel terang-terangan tidak menaati perintah raja dan berlutut berdoa kepada Tuhan tiga kali sehari.

 

4.     Perlukah murid Tuhan terlibat dalam kepedulian sosial? Mengapa?

a.     "Ruh Tuhan ada pada-Ku, sebab Ia sudah melantik Aku supaya Aku memberitakan kabar baik kepada orang-orang miskin. Ia mengutus Aku untuk mengumumkan kepada orang yang tertawan bahwa mereka akan dibebaskan, kepada orang yang buta bahwa mereka akan melihat lagi, dan kepada orang yang tertindas bahwa akan ada kelepasan bagi mereka, serta mengumumkan bahwa tahun rahmat Tuhan telah tiba." (Lukas 4:18-19). Apa saja yang tercakup dalam misi Tuhan ketika Dia datang ke dunia?

Berdasarkan ajaran dan teladan Tuhan Yesus

 

b.     Setelah itu Sang Raja akan bersabda kepada mereka yang ada di sebelah kanan-Nya, ‘Marilah, hai kamu yang mendapat berkah dari Bapa-Ku. Terimalah warisanmu, yaitu kerajaan yang disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Karena ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan. Ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum. Ketika Aku datang sebagai orang asing, kamu memberi Aku tumpangan. Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian. Ketika Aku sakit, kamu menengok Aku, dan ketika Aku di penjara, kamu mengunjungi Aku.’ Lalu orang-orang saleh itu akan menjawab, ‘Ya Junjungan, kapankah kami melihat Sang Junjungan dalam keadaan lapar sehingga kami memberi Junjungan makan, atau kapankah kami melihat Sang Junjungan dalam keadaan haus sehingga kami memberi Junjungan minum? Kapankah kami melihat Sang Junjungan datang sebagai orang asing sehingga kami memberi Junjungan tempat untuk menumpang, atau kapankah kami melihat Sang Junjungan dalam keadaan telanjang sehingga kami memberi Junjungan pakaian? Kapan pulakah kami melihat Sang Junjungan dalam keadaan sakit atau di penjara, sehingga kami menjenguk Junjungan?’ Kemudian sabda Sang Raja kepada mereka, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, ketika kamu melakukan hal-hal itu untuk salah seorang saudara-Ku yang hina ini, kamu telah melakukannya untuk-Ku.’ (Matius 25:34-40). Apa perintah Tuhan?

Berdasarkan perintah Tuhan Yesus

Kita harus merawat mereka yang tidak memiliki cukup makanan, yang tidak memiliki cukup pakaian untuk dipakai, yang sakit dan membutuhkan; merawat mereka sama dengan melayani Tuhan.

 

c.     Orang-orang yang tercerai-berai itu pergi ke mana-mana sambil memasyhurkan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan tentang Al Masih kepada orang-orang di sana. Ketika orang-orang mendengar apa yang diberitakan oleh Filipus dan melihat semua tanda ajaib yang dilakukannya, mereka memperhatikan dengan sepenuh hati apa yang dikatakannya. Karena dari banyak orang yang kerasukan setan, keluarlah setan-setan itu sambil berteriak keras-keras. Selain itu, banyak juga orang lumpuh dan timpang yang disembuhkan. Di seluruh kota itu ada kegembiraan yang besar. (Kisah 8:4-8) Bagaimana dengan tindakan para murid?

Teladan Murid

Ke mana pun mereka pergi, mereka menganggapnya sebagai tugas untuk menyembuhkan, melayani, dan memberitakan Injil.

 

5.     Orang-orang percaya umumnya memiliki tiga sikap berbeda terhadap kepedulian sosial:

a.     Menggunakan kepedulian sosial sebagai sarana penginjilan. Satu-satunya hal yang harus dilakukan gereja adalah memberitakan Injil dan membangun orang-orang percaya. Semua kepedulian sosial bukanlah tugas gereja kecuali jika hal itu memberikan kesempatan untuk penginjilan.

b.     Kepedulian sosial sama dengan penginjilan. Umumnya Kepedulian sosial menjadi suatu hal yang paling ditekankan melebihi penginjilan, karena melakukan sosial dianggap sudah melakukan penginjilan.

c.     Menggunakan kepedulian sosial sebagai mitra dalam penginjilan. kepedulian sosial dan penginjilan sama pentingnya dan keduanya merupakan tujuan. Karena Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi orang lain tanpa syarat, baik mereka tertarik pada Injil atau tidak, kita harus mengasihi mereka. Dan Tuhan juga memberi contoh, kebanyakan dari mereka yang Dia sembuhkan dan tolong adalah orang-orang yang belum diselamatkan. Namun, Dia juga menekankan bahwa memberitakan Injil dan memimpin orang kepada Tuhan adalah ekspresi kasih yang tertinggi: memberitakan Injil atau memberikan kesaksian tentang Tuhan tidak dapat digantikan dengan kepedulian sosial.

 

Manakah dari ketiga sikap di atas yang menurut Anda alkitabiah?

Dengan cara apa saja Anda dapat mempraktikkan kepedulian terhadap masyarakat saat ini?

Ini waktunya anggota untuk sharing pendapat mereka.

II.             Ayat Hafalan

·       Ingatkanlah mereka agar mereka tunduk kepada pemerintah dan kepada semua lembaga yang berwenang, berlaku taat dan bersedia melakukan setiap pekerjaan yang baik. (Titus 3:1)

·       "Ruh Tuhan ada pada-Ku, sebab Ia sudah melantik Aku supaya Aku memberitakan kabar baik kepada orang-orang miskin. Ia mengutus Aku untuk mengumumkan kepada orang yang tertawan bahwa mereka akan dibebaskan, kepada orang yang buta bahwa mereka akan melihat lagi, dan kepada orang yang tertindas bahwa akan ada kelepasan bagi mereka, serta mengumumkan bahwa tahun rahmat Tuhan telah tiba." (Lukas 4:18-19)

No comments: