10. DAMAI BAGI ORANG (Pemimpin)

 Tujuan

1.      Memahami bahwa Isa membasuh kaki murid-murid menunjukkan bahwa kasih-Nya kepada manusia adalah “kasih yang besar” yang tidak bersyarat, rela berkorban, mengampuni dan menerima.

2.     Mengetahui bahwa Isa menghapus dosa kita dengan darah-Nya yang mahal sehingga kita dapat ditebus

3.     Memahami betapa Tuhan mengasihi kita dan bagaimana kita juga hendaknya saling mengasihi

4.     Bersedia mengakui bahwa Anda adalah orang berdosa yang tidak mampu menyelamatkan diri dan membiarkan Isa menghapus dosa-dosa Anda.

 

Pikiran Utama

 

Isa membasuh kaki para murid, mengungkapkan “kasih-Nya yang besar” tanpa syarat untuk mengorbankan diri-Nya sendiri, mengampuni dan menerima orang berdosa. Itu juga melambangkan penyucian-Nya atas dosa-dosa paling kotor manusia dan penebusan dosa-dosa mereka dengan darah-Nya yang mahal. Kita harus mau mengakui bahwa kita adalah orang berdosa yang tidak mampu menyelamatkan diri, membiarkan Isa menghapus dosa kita, dan menyucikan tubuh, pikiran, dan jiwa.

 

Pendahuluan

 

Dahulu, istilah”cerai” hampir-hampir tidak ada, dan di zaman orangtua kita, jarang mendengar kata ”cerai”, tapi sekarang cerai telah menjadi hal biasa dan bukan bahan pembicaraan yang baru. Di Hong Kong 10 th yang lalu, angka perceraian meningkat 5x lipat lebih, di daratan Tiongkok cenderung melampaui Inggris dan Amerika, th. 1981 hanya 120.000 pasangan suami isteri yang bercerai, tapi th. 1994 mencapai 612.000 pasangan.

 

Angka perceraian di Indonesia juga terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tercatat dalam enam tahun terakhir (2017-2022), angka perceraian terus mengalami kenaikan signifikan. Angka tertinggi terjadi pada 2022. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), angka perceraian mencapai 516.344 kasus pada 2022, meningkat sekitar 15,31 persen dibanding 2021 sebanyak 447.743 kasus. GoodStats mencatat bahwa Jawa Barat memiliki jumlah kasus perceraian tertinggi, diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

 

 

Pertanyaan

 

Bacaan 1

 

1.      Sebelum perayaan Paskah, Isa tahu bahwa sudah tiba waktunya Ia akan pergi dari dunia ini dan kembali kepada Bapa-Nya. Ia mengasihi orang-orang yang menjadi milik-Nya di dunia ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya.

2.     Ketika Isa dan pengikut-pengikut-Nya sedang makan malam, Iblis telah berhasil membujuk Yudas Iskariot bin Simon supaya ia menyerahkan Isa.

3.     Isa memang tahu bahwa Sang Bapa sudah menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah serta harus kembali kepada Allah.

4.     Ia bangkit dan menanggalkan jubah-Nya, lalu mengambil sehelai kain dan mengikatkannya pada pinggang-Nya.

5.     Kemudian dituangkan-Nya air dalam sebuah bokor. Setelah itu mulailah Ia membasuh kaki para pengikut-Nya dan menyekanya dengan kain yang terikat di pinggang-Nya.

6.     Ketika Ia sampai pada Simon Petrus, berkatalah Simon kepada-Nya, "Ya Junjungan, apakah Junjungan akan membasuh kakiku juga?"

7.     Sabda Isa kepadanya, "Sekarang engkau tidak mengerti apa yang Kulakukan ini, tetapi di kemudian hari engkau akan memahaminya."

8.    Kata Petrus kepada-Nya, "Ya Junjungan, jangan sekali-kali membasuh kakiku!" Sabda Isa kepadanya, "Jika Aku tidak membasuh engkau, maka engkau tidak akan mendapat bagian bersama-sama dengan Aku."

9.     Kata Simon Petrus kepada-Nya, "Ya Junjungan, kalau begitu jangan hanya kaki saja, tetapi tangan dan kepala juga."

10.  Sabda Isa kepadanya, "Orang yang sudah mandi hanya perlu membasuh kakinya, sebab seluruh tubuhnya bersih. Kamu memang bersih, tetapi tidak semua."

11.   Ia tahu siapa yang akan mengkhianati-Nya. Itulah sebabnya Ia bersabda, "Tidak semua dari kamu bersih."

12.  Setelah Isa membasuh kaki para pengikut-Nya, Ia mengenakan kembali jubah-Nya lalu duduk. Kemudian bersabdalah Ia kepada mereka, "Mengertikah kamu apa yang telah Kulakukan terhadapmu?

13.  Kamu menyebut Aku Guru dan Junjungan. Memang demikianlah adanya, karena Akulah Guru dan Junjungan.

14.  Jadi, jika Aku, yang adalah Junjungan dan Guru, membasuh kakimu, maka patutlah kamu juga membasuh kaki seorang akan yang lain.

15.  Aku sudah memberi teladan kepadamu, supaya kamu pun berbuat sama seperti yang telah Kulakukan terhadapmu.

16.  Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, seorang hamba tidak lebih besar daripada tuannya, dan seorang utusan tidak lebih besar daripada yang mengutusnya.

17.  Setelah kamu mengetahui hal-hal ini, berbahagialah kamu seandainya kamu melakukannya juga.

18.  Aku berkata demikian bukan tentang kamu semua, sebab Aku tahu siapa yang telah Kupilih. Tetapi apa yang telah tertulis dalam Kitab Suci harus digenapi, ‘Orang yang memakan roti-Ku, mengangkat tumitnya melawan Aku.’

19.  Aku sudah mengatakannya kepadamu sekarang, sebelum hal itu terjadi, supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya bahwa Akulah Dia.

20. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, orang yang menyambut siapa yang Kuutus berarti menyambut Aku, dan orang yang menyambut Aku berarti menyambut Dia yang mengutus Aku."

21.  Setelah Isa bersabda demikian, hati-Nya seakan terkoyak-koyak. Lalu Ia bersabda, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, seorang dari antara kamu akan mengkhianati Aku."

36. Kata Simon Petrus kepada-Nya, "Ya Junjungan, ke manakah Junjungan akan pergi?" Sabda Isa, "Ke tempat Aku pergi tidak mungkin engkau mengikuti-Ku sekarang. Engkau akan menyusul Aku kelak."

37. Kata Petrus kepada-Nya, "Ya Junjungan, mengapa tidak mungkin aku mengikut Engkau sekarang? Aku akan menyerahkan nyawaku bagi-Mu, ya Junjungan."

 

Bacaan 2:

20 sambil berkata, "Inilah darah dari perjanjian yang diamanatkan kepadamu oleh Allah."

22 Menurut hukum Taurat, hampir segala hal disucikan dengan menggunakan darah. Tidak ada pengampunan jika tidak ada penumpahan darah.

 

Bacaan 3:

7 Sukar sekali seseorang mau mati untuk orang yang benar, sekalipun untuk orang yang baik barangkali ada orang yang berani mati.

8 Akan tetapi, Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita, karena Al Masih telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa.

 

Pembahasan :

 

1.         Dari bacaan di atas, ada bagian yang mengungkapkan Ia mengasihi orang-orang yang menjadi milik-Nya di dunia ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya. Kata Agape sering dipakai untuk melukiskan kasih Allah yang tanpa syarat, berkorban, memberi dan kasih yang tidak memperhitungkan harga. Dengan tindakan apakah Tuhan Isa menyatakan kasihNya?

Membasuh kaki para murid.

 

2.        Dari tindakan Isa di atas, sebutkan kasih Tuhan mencakup ciri-ciri khas apa saja?

Pemimpin dapat meminta anggota untuk menyebutkan sebanyak mungkin ciri yang mereka temukan. Ini merupakan pertanyaan pencarian, dan jawaban detailnya akan terungkap pada pertanyaan 3 sampai 7. Oleh karena itu, pemimpin tidak perlu terlalu cepat dalam melakukan koreksi. Setelah anggota kelompok menjawab, dia dapat bertanya lagi: “Di mana Anda melihat ciri-ciri ini?” agar anggota dapat lebih memperhatikan kitab suci dan mencari jawaban dariNya.

Isa berkata: “ Jadi, jika Aku, yang adalah Junjungan dan Guru, membasuh kakimu, maka patutlah kamu juga membasuh kaki seorang akan yang lain.” (Yahya 13:14) Ia ingin menekankan perintah kepada murid-muridnya dengan membasuh kaki: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu." Hal yang kedua adalah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”” (Markus 12:30-31) Lalu, mengapa mencuci kaki bisa melambangkan perintah yang terutama? Pemimpin hendaknya membiarkan anggota memahami sepenuhnya makna dan ciri-ciri kasih yang diungkapkan Isa membasuh kaki murid-muridnya pada pembahasan selanjutnya.

 

3.     Sebelum Tuhan mencuci kaki murid-muridNya, apakah Ia tahu apa yang akan dialamiNya?

Ayat 1 dengan jelas menyatakan, “ Sebelum perayaan Paskah, Isa tahu bahwa sudah tiba waktunya Ia akan pergi dari dunia ini dan kembali kepada Bapa-Nya. Ia mengasihi orang-orang yang menjadi milik-Nya di dunia ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya.” Dia tahu bahwa Dia akan menanggung hukuman yang paling memalukan—hukuman salib.

 

3.1            Menurut anda, saat itu siapa yang paling membutuhkan penghiburan, perhatian dan dorongan?

Tuhan sendiri. Pemimpin dapat menggunakan contoh dengan bertanya kepada anggota kelompok. Ketika seseorang sakit parah dan hanya punya waktu satu minggu untuk hidup, apakah orang yang tidak sakitlah yang paling membutuhkan penghiburan, atau justru orang sakit parah itu? Siapa yang harus melayani siapa?

 

3.2           Jika anda dalam kondisi Tuhan Isa, apakah anda melupakan kebutuhan sendiri dan hanya memperhatikan kebutuhan orang lain?

Misalkan prestasi akademis Anda selalu bagus, dan guru serta teman sekelas Anda menganggap Anda bagus dapat memperoleh hasil yang sangat baik, namun bagaimana perasaan anda terhadap hasil ujian ujian masuk Universitas, malah gagal? Kemudian pemimpin dapat bertanya lagi, "Apakah Anda berpikir untuk menghibur siswa yang berprestasi lebih baik dari Anda?"

Bagaimana perasaan Anda jika Anda "dipecat" oleh atasan Anda? Apakah Anda akan menghibur rekan-rekan Anda yang tetap menjabat, namun hanya menerima kenaikan gaji yang lebih kecil?

 

3.3           Membasuh kaki melambangkan apa?

Membasuh kaki berarti melepaskan kebutuhan diri sendiri terlebih dahulu dan memperhatikan kebutuhan orang yang dikasihi.

“Sebelum perayaan Paskah, Isa tahu bahwa sudah tiba waktunya Ia akan pergi dari dunia ini dan kembali kepada Bapa-Nya. Ia mengasihi orang-orang yang menjadi milik-Nya di dunia ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya.” (Yahya 13:1) Saat itu, Isa tahu bahwa dia akan pergi. Pemimpin harus menekankan bahwa ciri terbesar dari kasih adalah tidak memikirkan kebutuhan diri sendiri ketika seseorang membutuhkannya, tetapi hanya memikirkan kebutuhan orang lain. Mentalitas ini sangat penting, sebab dalam diri pasangan atau keluarga sering kali terjadi konflik-konflik panas, semua itu karena manusia hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, dan mengharapkan orang lain untuk memuaskan dirinya sendiri, dengan demikian konflik antar manusia tidak bisa dihindari. Namun, siapa yang bisa untuk tidak memikirkan diri sendiri? Tuhan telah memberi kita teladan hidup dan pengalaman kasih sehingga kita dapat mengasihi orang lain.

 

3.4           Mengapa hubungan keluarga dan hubungan antar manusia begitu dingin saat ini?

Saat kita pulang kerja, kita memberi tahu keluarga kita, “Aku capek, aku sibuk, aku susah.” Lalu kita tunggu untuk dimenegerti dan dilayani. Apa yang kita lakukan? Kita mulai kompain. Mengapa rumahnya masih berantakan? " Kita yakin bahwa para istri pasti sangat tidak bahagia, atau dia mungkin akan membalas, "Saya tidak punya waktu untuk beristirahat sepanjang hari. Mainan yang saya simpan, anak-anak akan mengacaukan tempatnya hanya dalam beberapa detik." Pengalaman ini akrab bagi semua orang.

Jika seorang suami atau ayah pulang kerja dan kelelahan secara fisik, dan dia belajar semangat basuh kaki Isa dan mengesampingkan diri ketika dia sangat membutuhkannya, dan memikirkan kebutuhan orang-orang yang dicintainya di rumah. ketika merasa barang-barang di rumah berantakan, lalu membantu merapikannya; ketika melihat ada pekerjaan rumah yang belum selesai, membantu menyelesaikannya; ketika istri bekerja keras menyiapkan makan malam, membantunya. Tenaga yang kita keluarkan tidak akan banyak, namun imbalan dan penghargaan yang kita dapatkan jauh lebih dari yang kita harapkan. Dari pada terus menerus mengeluh lalu membuat satu sama lain marah, mengapa tidak membayar sedikit dan melayani orang-orang di sekitarmu?

 

4.        Apakah Tuhan Isa mengenal siapa Dia? Apa hubungan-Nya dengan murid-murid-Nya? Seharusnya, siapa yang harus membasuh kaki siapa? Mengapa?

Jelas bahwa Tuhan Isa adalah tuan atas para murid, dan para murid harus menjadi hamba-Nya (ay.14,16); Dia juga guru dan Tuhan mereka. Ayat 3 lebih menegaskan bahwa Tuhan mengetahui bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu (seluruh ciptaan di alam semesta, termasuk manusia) ke dalam tangan-Nya. Menurut akal sehat, siapa yang harus mencuci kaki siapa? Jawabannya jelas para murid harus membasuh kaki Tuhan.

Tindakan Tuhan Isa ini hampir sama dengan sang tuan yang tidak hanya tidak mengharuskan hambanya untuk melayaninya, melainkan melayani hambanya, memasak makanan, menuangkan air, merapikan tempat tidur, dan bahkan menyemir sepatu untuknya. Mengapa mentalitas ini penting?

Bayangkan saja, jika setiap orang di keluarga Anda melayani orang lain dengan mentalitas pelayan dan menjalankan tugasnya untuk menyenangkan orang lain, seperti apa suasana di keluarga Anda? “Kasih” meliputi: menyerahkan seluruh hak dan melayani orang lain dengan mentalitas pelayan. Hal ini juga merupakan salah satu makna yang diungkapkan Isa saat membasuh kaki murid-muridNya.

 

5.     Di zaman Tuhan Isa siapakah yang harus melakukan pekerjaan mencuci kaki itu? Tuhan Isa mencuci kaki murid, memancarkan ciri-ciri khas kasih dalam aspek apa?

Anggota mungkin tidak mengetahui latar belakang saat itu dan mungkin mengalami kesulitan dalam menjawab. Pemimpin dapat menyampaikan secara singkat kebutuhan saat itu: Karena jaman dulu, jalanan adalah jalanan tanah,  sehingga kaki kotor sekali waktu dari perjalanan. Setiap orang harus mencuci kaki sebelum masuk rumah, jika tidak, ruangan akan menjadi kotor. Tentu saja, mereka yang tidak mempunyai uang, mencuci sendiri kakinya, sedangkan keluarga yang kaya memiliki budak untuk melayani mereka. Pada zaman Isa, mencuci kaki orang lain biasanya merupakan tugas para budak. Budak adalah orang yang tidak mempunyai kebebasan atau status sosial. Isa rela menyingsingkan lengan bajuNya, membungkuk di tanah, membasuh kaki murid-muridnya satu per satu, dan menyeka kaki mereka. Ini menunjukkan bahwa Ia rela menjadi budak semua orang. Jika seseorang sadar bahwa dirinya adalah seorang budak, dia pasti akan berpikir bahwa melayani orang lain adalah hal yang biasa. Pertanyaan ini lebih jelas menjelaskan ciri-ciri pertanyaan ke 4 (menyangkal diri). Lebih jauh lagi, membasuh kaki berarti bersedia merendahkan diri dan melakukan pekerjaan yang orang lain tidak bersedia melakukannya.

 

Hal ini mengingatkan kita bahwa jika kita ingin hidup rukun dengan keluarga, teman kerja, dan teman satu kelompok, kita harus melakukan beberapa tugas yang tidak suka dilakukan oleh siapa pun dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuci piring, mengepel lantai, dan membersihkan toilet dll. Kita bahkan mungkin terus-menerus merawat beberapa pasien yang sakit kronis, dll. Ketika kita bersedia melakukan ini, surga ada di antara kita.

 

6.     Adakah Tuhan Isa mencuci kaki Yudas dan Petrus? Tahukah Isa bagaimana mereka akan memperlakukan Dia? (Lihat ayat 6, 11 dan 21; Yahya 13:36-38)

Yudas dan Petrus juga dibasuh kakinya. Yudas keluar setelah makan malam, jadi dia juga hadir saat Tuhan membasuh kaki murid-muridnya. Karena Tuhan membasuh kaki murid-murid satu per satu, tentu saja Yudas termasuk di antara mereka.

 

6.1     Jika anda adalah Tuhan Isa, bagaimana perasaanmu terhadap Yudas dan Petrus? Pernahkah anda memiliki pengalaman ini?

Catatan dalam kitab suci dengan jelas menunjukkan bahwa Tuhan mengetahui sejak awal bahwa salah satu murid-Nya akan mengkhianati-Nya, dan murid tersebut adalah Yudas (ay.11,26). Pada Perjamuan Terakhir, Dia berkata: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, salah satu dari kamu akan mengkhianati Aku." (Matius 26:21) Ketika Yudas bertanya kepada Isa apakah itu dia, Isa langsung menjawab: "Engkau benar." (Matius 26:25) Karena Dia sudah mengetahuinya dengan baik, mengapa Dia masih mau membasuh kaki Yudas? Basuh kaki seperti ini menunjukkan bahwa seseorang mengasihi musuhNya dan berdoa bagi mereka yang menganiayanya. Bukan sekedar mengajar secara lisan, Isa juga melakukannya.

Di sini, membasuh kaki mengungkapkan pengampunan tanpa syarat.

Isa tahu betul bahwa Petrus dan seluruh murid termasuk dalam kelompok orang yang menerima pembasuhan kaki-Nya. Dia tahu bahwa ketika Dia ditangkap dan mati, para murid akan melarikan diri, dan hanya Yahya yang bersedia mengikutinya dari jauh untuk melihat. Dia juga mengetahui bahwa Petrus kemudian menyangkal Tuhan sebanyak tiga kali. Dia tahu betul bahwa kelompok orang ini akan mengkhianati-Nya, menyangkal-Nya, dan meninggalkan-Nya ketika Dia sangat membutuhkan mereka. Namun, Tuhan tetap menerima mereka tanpa syarat, melayani mereka seperti budak, membasuh kaki mereka, dan mengasihi mereka sampai akhir, bahkan sampai rela mati demi mereka. Di sini, mencuci kaki merupakan penerimaan tanpa syarat. Jika Anda adalah Tuhan Isa, dapatkah Anda melakukannya?

 

A. Jika Anda membantu seseorang dan dia tidak bersyukur sama sekali dan bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun terima kasih, apakah Anda akan terus membantunya?

B. Jika Anda pernah mengasihi dan membantu seseorang dengan antusias, tetapi dia mengatakan kepada Anda bahwa Anda tidak pernah peduli atau membantunya, apakah Anda akan tetap mengasihinya, merawatnya, dan membantunya tanpa perubahan?

C. Jika Anda peduli, mengasihi dan membantu seorang teman seperti anggota keluarga, tetapi dia bergosip tentang Anda di depan orang lain, memfitnah Anda, atau bahkan menyebarkan gosip yang merusak reputasi Anda, bagaimana reaksi Anda?

Dalam hubungan satu dengan yang lain yang harmonis, harus ada pengampunan tanpa syarat. Sekalipun orang lain telah menyakiti Anda, Anda tetap bersedia menerima orang tersebut tanpa syarat. Ini adalah pembasuhan kaki yang sesungguhnya.

 

6.2    Dari tindakan Tuhan, bisakah anda menyebutkan apa saja ciri-ciri khas dari kasih?

Apa itu kasih? Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri. Kasih “menanggung segala sesuatu.” (1 Korintus 13:7) Tuhan menerima para murid tanpa syarat, dan meskipun Dia tahu mereka lemah, Dia tetap mengasihi mereka; meskipun Dia tahu bahwa Petrus akan menyangkal Dia, Dia tetap mengampuni dia tanpa syarat; walaupun Dia tahu bahwa Yudas akan membalas kebaikannya dengan mengkhianati Dia, Dia tetap memaafkannya.

 

7.     Ayat 10-11 mempunyai makna rohani. “Bersih” menunjuk pada pengampunan dosa. Bagaimana Tuhan Isa menghapus dosa manusia? (Lihat Ibrani 9:20, 22.) Hal ini menunjukkan ciri-ciri apa yang termasuk dalam kasih? (Lihat Roma 5:7-8)

7.1       Faktanya, ketika para penulis Kitab Suci menggunakan kata agape, mereka sering merujuk pada kasih Tuhan Isa di kayu salib. (Lihat Yahya 3:16; Roma 5:7-8) Namun mengapa Yahya 13:1-20 merujuk pada Tuhan yang membasuh kaki para murid? Ayat 10-11 menyiratkan bahwa pembasuhan kaki mempunyai makna simbolis. Ketika Petrus melihat Isa hendak membasuh kakinya, dia terkejut dan berkata, "Jangan membasuh kakiku!" Tanpa diduga, Isa berkata, "Jika Aku tidak membasuhmu, kamu tidak mendapat bagian dalamku." (Yahya 13:8) Yahya memahami maksud Isa, karena pada saat itu, bagian tubuh seseorang yang paling kotor adalah kakinya. Kalau badannya tahir, tetapi kakinya najis, maka orang itu tetap kotor, tetapi setelah kakinya dibasuh, maka bersihlah seluruh badannya. Dalam kitab suci, Isa berkata: "Kamu memang bersih, tetapi tidak semuanya." (Yahya 13:10). Ternyata Tuhan Isa mengungkapkan kasih agape dengan membasuh “kaki” yang paling kotor pada tubuh seseorang, yang melambangkan pembasuhan-Nya terhadap dosa yang paling kotor dan najis dalam diri seseorang.

Namun, bagaimana Tuhan dapat menghapus dosa manusia? Isa berkata: "Jika Aku tidak membasuhmu, kamu tidak mendapat bagian bersamaku." Apakah ini artinya Isa membasuh kakinya? Kalau begitu, apakah Yudas juga termasuk dalam hitungan? Jadi, bukan itu maksudnya di sini. Ini adalah basuh kaki rohani, basuh kaki untuk menghapus dosa manusia. Menurut ketentuan perjanjian antara Allah dan manusia yang dijelaskan dalam Ibrani 9:20-22, dosa manusia hanya dapat diampuni jika Tuhan mencurahkan darah-Nya dan mengorbankan nyawa-Nya untuk menggantikan yang bersalah dengan yang tidak bersalah. Ketika Tuhan membasuh kaki para murid, Dia sebenarnya menubuatkan bahwa Dia akan menuju ke kayu salib dan mati demi para murid (hal ini sesuai dengan apa yang dicatat dalam ayat 1: "Isa tahu, bahwa sudah tiba saatnya Dia meninggalkan dunia ini dan kembali kepada Bapa"). Pembasuhan kaki seperti ini menuntut Tuhan Isa untuk menebus dosa manusia dengan darah-Nya yang berharga melalui penyaliban-Nya, di atas kayu kasih salib. Lalu, bagaimana caranya seseorang bisa dibasuh kakinya oleh-Nya? Basuh kaki artinya rela mengakui bahwa dirinya adalah orang berdosa yang tidak mampu menyelamatkan diri, dan membiarkan Isa menghapus dosa-dosanya. Jika demikian, maka seluruh tubuh orang tersebut akan bersih. Di sini, pembasuhan kaki melambangkan penyucian dosa manusia oleh Isa.

 

7.2     Apa saja yang termasuk dalam kasih?

1 Yahya 3:16 mengatakan: "Dengan hal inilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Al-Masih telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Maka kita pun patut menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." Menyerahkan nyawa berarti menyerahkan prioritas, hak, kesukaan, minat, kesenangan, dsb., serta mengorbankan diri sendiri demi memenuhi kebutuhan orang lain.

 

8.    Apakah kasih agape Tuhan ada di rumah Anda? Dalam pernikahanmu? Dalam hubungan kerja Anda? Apakah Anda pikir Anda membutuhkan kasih seperti ini? Bagaimana kita bisa memiliki cinta seperti ini? (Lihat ayat 34; Efesus 4:32; Kolose 3:13; Roma 12:14, 20, 15:7)

8.1   Bagian awal adalah anggota kelompok saling berbagi.

Kita harus belajar dari kasih agape Isa. Sekalipun anggota keluarga kita mempunyai ketidaksempurnaan dan beberapa kepribadian serta kebiasaan yang mengganggu, kita harus ingat untuk tidak mencoba mengubah kepribadian mereka, karena hal ini tidak dapat diubah. Saya pernah bertanya kepada beberapa calon pasangan, adakah hal yang tidak bisa Anda terima dalam hubungan Anda satu dengan yang lain di masa lalu? Mereka menunjukkan kekurangan masing-masing satu per satu. Saya kemudian bertanya mengapa mereka masih memilih untuk menikah jika mereka tidak bisa menerimanya. Banyak yang bilang berharap setelah menikah, pihak lain mau berubah. Mendengar kalimat ini, saya menasehati mereka untuk menunda rencana pernikahannya, karena pernikahan bukanlah tentang berganti-ganti pasangan, tapi tentang pasangan yang saling menghargai kelebihan dan menerima kekurangan masing-masing. Sekalipun tidak ada perubahan setelah menikah, hal itu tidak akan memengaruhi cinta dan penerimaan Anda. Tentu saja, sangat penting untuk tidak membicarakan pernikahan terlalu cepat tanpa tekad seperti itu.

 

8.2  Saya percaya bahwa setiap orang membutuhkan kasih seperti ini. Namun, sifat manusia adalah egois. Bagaimana kita bisa mendapatkan kasih seperti ini?

 

Kali ini pemimpin dapat mengutip Yahya 3:16 yang menjelaskan bahwa kasih Tuhan terhadap pembasuhan kaki juga mencakup Yudas. Faktanya, hal ini juga menunjukkan bahwa kasih-Nya melibatkan seluruh umat manusia. Tidak peduli betapa tidak layaknya kita untuk dicintai atau betapa buruknya orang-orang, Dia akan tetap mengasihi kita. Kasih karunia-Nya cuma-cuma dan tidak mengharuskan kita membayar berapa pun harganya. Nyatanya tidak bisa ditukar dengan harga berapapun karena dibeli dengan nyawa Anak Tuhan. Namun bagaimana rahmat (hadiah) ini bisa menjadi milik kita? Jawabannya adalah kita harus percaya (Yahya 1:12 Jelaskan bahwa “percaya” berarti “menerima Dia”), karena hanya dengan percaya kepada Tuhan kita dapat:

A. Miliki pengalaman mengasihi dan dikasihi: Tanpa mengalami realita kasih Tuhan, sulit untuk mengalami apa itu kasih. Kapan pun kita berpikir tentang bagaimana Tuhan telah menerima kita, kita juga dapat menerima orang-orang yang sebelumnya tidak dapat kita terima. Kita telah mengalami kasih Isa sebelumnya, dan kita akan menggunakan pengalaman kita untuk mempraktikkannya lagi.

B. Meniru contoh kasih. Teladan Tuhan Isa dan teladan para rasul harus ditiru oleh mereka yang rindu memiliki kehidupan di dalam Tuhan. Seperti yang Dia lakukan, kita juga harus melakukannya.

C. Memiliki kemampuan untuk mengasihi sesama: Ketika kita menerima Tuhan, Roh Kudus akan tinggal di hati kita dan memberi kita kekuatan. Dia akan mengingatkan kita saat kita lemah. Hanya murid-murid yang telah mengalami kelahiran kembali oleh Roh Kudus yang akan mengalami bahwa "Perintah-perintah-Nya tidak sulit untuk ditaati"! Kita harus mengandalkan Roh Kudus, sebagai sumber kekuatan. Jika kita mengipas kipas dengan jari, kita tidak akan bisa menikmati sejuknya angin, melainkan akan semakin panas saat kita mengipasnya. Faktanya, penemu kipas angin tidak menyangka orang akan mengipasnya dengan jari. Sebaliknya, mereka mengharapkan orang-orang mencolokkannya, menekan tombol, dan duduk menikmati angin sejuk.

No comments: