1. Minder (Guru)


Tujuan

 

  1. Mengerti bahwa membandingkan diri dengan orang lain bisa menyebabkan minder dan iri hati.
  2. Mengetahui bahwa minder bisa mempengaruhi hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan Tuhan.
  3. Mengerti bahwa Tuhan menciptakan kita menurut gambar dan rupaNya, lebih-lebih lagi demi penyelamatan atas dosa-dosa kita, Dia mati di atas kayu salib. Oleh sebab itu kita ini adalah sangat berharga, tidak perlu minder.
  4. Mau menerima Tuhan, menjadi anakNya dan mendapatkan kebebasan dari minder.

 

Pikiran Utama

 

Dari contoh Saul, orang melihat bahwa rasa minder bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan emosi dan tingkat kecerdasan menghadapi masalah, juga bisa mempengaruhi hubungan dirinya dengan orang lain dan hubungan dirinya dengan Tuhan.

Dengan mengerti bahwa setiap orang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Lebih-lebih, Tuhan memakai hidupNya untuk menggantikan hidup kita, maka kita tidak minder lagi. Dengan menerima kasih Tuhan, menjadi anakNya, maka kita bisa mendapatkan kebebasan dari rasa minder, ada gambaran diri yang sehat.

 

 

Pembahasan :

 

1.               Menurut Anda beberapa hal di bawah ini, yang berhubungan dengan konsep rendah diri, apakah benar ?(Silahkan memberikan tanda V atau X)

Pemimpin boleh minta anggotanya untuk mengisi sesuai dengan pendapat mereka, lalu disharingkan.

1.1     Setiap orang memiliki rasa minder, persoalannya adalah banyak atau sedikit saja. (V)

Contohnya: Suatu saat penulis sedang berkhotbah di sebuah persekutuan para dokter, penulis mendapati bahwa semua orang menunjukkan diri ada rasa minder. Salah satu dari mereka akhirnya menunjukkan bahwa rasa mindernya dikarenakan istrinya hanyalah seorang perawat, tetapi istri orang lain, kalau bukan dokter, ya dosen di perguruan tinggi, atau insiyur dll. Oleh sebab itu saat kumpul bersama-sama, bukan saja istrinya merasa minder, dia sendiri juga merasa minder.

 

1.2    Orang yang minder lebih rendah hati (X)

 

1.3    Jika di antara manusia tidak ada pertikaian, membanding-bandingkan, maka tidak ada rasa minder.  (V) (X)

Kita hanya bisa berkata, hal ini bisa mengurangi rasa minder, tetapi ada sebagian orang yang sewaktu merasa tidak mencapai harapannya, juga bisa merasa minder. Ini sepenuhnya hanya perasaannya sendiri, sama sekali bukan disebabkan karena membandingkan dengan orang lain.

 

1.4    Rasa minder hanya melukai diri, tidak akan melukai orang lain. (X)

Orang yang minder memang akan melukai diri, merasa kesepian, tidak berani mencoba, tidak bahagia, mudah sakit dalam jiwanya, juga bisa melukai orang lain, dengan berbagai cara merendahkan orang lain untuk meninggikan diri sendiri.

 

1.5     Seseorang semakin minder semakin tidak ada sukacita (V)

Orang seperti ini bahkan bisa negatif sampai bunuh diri.

 

1.6    Orang yang mengalami rasa minder yang berat, seumur hidup tidak akan berhasil. (V)(X)

Berhasil atau tidak itu sulit dikatakan, tapi ada satu yang pasti, yaitu keberhasilannya pasti tidak mencapai seperti apa yang diinginkannya.

 

1.7     Rasa minder adalah diakibatkan tekanan dari kondisi, karena itu orang yang sering berhubungan dengan orang yang minder bertanggung jawab untuk membantunya (V) (X)

Rasa minder bukan hanya diakibatkan tekanan dari kondisi, juga ada hubungan yang erat dengan konsep nilai dirinya.

 

1.8    Membantu orang yang minder, cara yang paling efektif adalah membantunya menemukan kelebihan dan kemampuan dirinya. (X)

Ini adalah cara yang umumnya orang anggap paling baik, tapi saya menemukan, saat orang yang minder menemukan kelebihan dirinya juga tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, dia bisa lebih minder lagi. Sesungguhnya, masalah sesungguhnya adalah konsep yang dimilikinya dengan konsep hidupnya apakah benar. Saat kita masih punya konsep hidup yang salah, rasa minder kita susah untuk dihilangkan.

 

2.              Menurut Anda apakah Anda memiliki rasa minder? Di dalam situasi yang bagaimana, Anda merasa minder? Apa penyebab rasa minder dari sebagian orang?

(Ini adalah pertanyaan untuk sharing, tidak ada benar atau salah. Pemimpin atau anggota yang lain tidak perlu saling mengomentari sharing orang lain. Usahakan jangan memberi tekanan pada waktu meminta anggota untuk sharing. Jika ada anggota yang sangat sedih dengan hal ini, pemimpin boleh hentikan sharing dan berdoa untuk dia bersama anggota yang lain)

 

3.              Pernahkan Anda mengalami tanda-tanda rasa minder di bawah ini (Berilah tanda V, dan hitunglah berapa banyak tanda V anda)

 

3.1    Iri hati pada keberhasilan orang lain, melihat keberhasilan orang hatinya tidak nyaman.

3.2    Mencari kesempatan mengritik dan menunjukkan kelemahan orang

3.3    Sengaja menonjolkan diri dan menarik perhatian orang

3.4    Tidak mengakui kelemahan, kesalahan diri, karena takut orang tidak menerimanya

3.5    Terlalu malu, tidak berani bicara dan tampil di depan umum

3.6    Terlalu sensitif terhadap kritikan orang

3.7    Cenderung berpikir negatif,  belum memulai suatu hal, sudah memikirkan kemungkinan gagal, karena itu, tidak berani mengikuti persaingan apapun, karena takut gagal.

3.8   Kurang percaya diri, tidak berani menghadapi kenyataan dan tidak berani bertanggung jawab.

3.9    Mempersalahkan orang, dan sering kegagalan sendiri yang dipersalahkan adalah situasi kondisi atau perlakuan yang tidak adil.

3.10    Tidak sudi bersama dengan orang yang lebih unggul dari dirinya dalam hal tertentu.

 

Dalam dua-tiga puluh tahun ini, banyak organisasi saat mencari karyawan, bukan hanya melakukan tes tingkat kecerdasan intelektualnya (IQ – Intelligence Quotient), tingkat kecerdasan emosinya (EQ – Emotional Quotient) bahkan mulai melihat tingkat kecerdasan untuk menyelesaikan masalah (AQ – Adversity Quotient). Tingkat kecerdasan emosi adalah saat seseorang dikritik oleh orang lain, apakah bisa tetap kalem, tenang, jawab dengan seharusnya, masuk akal, tidak menjadikan kritikan itu sebagai sesuatu yang pribadi, tidak mencari kesempatan untuk membalas. EQ yang tinggi, adalah modal yang baik untuk menjadi pemimpin. AQ yang tinggi, adalah kemampuan yang besar, bisa membawa perusahaannya menuju keberhasilan. Sesungguhnya EQ dan AQ ada kaitannya dengan kerohanian, jadi belakangan ada orang yang mengeluarkan gagasan tentang perlunya tingkat kecerdasan rohani (SQ – Spritual Quotient), menunjukan bagaimana menggunakan hal rohani untuk mengendalikan emosi seseorang. Ini adalah tingkat yang sangat sulit tapi juga yang makin diperlukan.

 

4.              Menurut apa yang diketahui dan dialami oleh anda, apa pengaruh rasa minder terhadap seseorang.

Ini waktunya anggota untuk sharing.

 

Bacaan 1 (I Samuel 18:1-16)

 

1 Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.

2 Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya.

3 Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri.

4 Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya.

5 Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.

6 Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;

7 dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."

8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya."

9 Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.

10 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.

11 Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.

12 Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.

13 Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara.

14 Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.

15 Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya;

16 tetapi seluruh orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin segala gerakan mereka.

 

Bacaan 2 (I Samuel 17:12-58)

12  Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya.

13 Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama.

14 Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul.

15 Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.

16 Orang Filistin itu maju mendekat pada pagi hari dan pada petang hari. Demikianlah ia tampil ke depan empat puluh hari lamanya.

17 Isai berkata kepada Daud, anaknya: "Ambillah untuk kakak-kakakmu bertih gandum ini seefa dan roti yang sepuluh ini; bawalah cepat-cepat ke perkemahan, kepada kakak-kakakmu.

18 Dan baiklah sampaikan keju yang sepuluh ini kepada kepala pasukan seribu. Tengoklah apakah kakak-kakakmu selamat dan bawalah pulang suatu tanda dari mereka.

19 Saul dan mereka itu dan semua orang Israel ada di Lembah Tarbantin tengah berperang melawan orang Filistin."

20 Lalu Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi, seperti yang diperintahkan Isai kepadanya. Sampailah ia ke perkemahan, ketika tentara keluar untuk mengatur barisannya dan mengangkat sorak perang.

21 Orang Israel dan orang Filistin itu mengatur barisannya, barisan berhadapan dengan barisan.

22 Lalu Daud menurunkan barang-barangnya dan meninggalkannya di tangan penjaga barang-barang tentara. Berlari-larilah Daud ke tempat barisan; sesampai di sana, bertanyalah ia kepada kakak-kakaknya apakah mereka selamat.

23 Sedang ia berbicara dengan mereka, tampillah maju pendekar itu. Namanya Goliat, orang Filistin dari Gat, dari barisan orang Filistin. Ia mengucapkan kata-kata yang tadi juga, dan Daud mendengarnya.

24 Ketika semua orang Israel melihat orang itu, larilah mereka dari padanya dengan sangat ketakutan.

25 Berkatalah orang-orang Israel itu: "Sudahkah kamu lihat orang yang maju itu? Sesungguhnya ia maju untuk mencemoohkan orang Israel! Orang yang mengalahkan dia akan dianugerahi raja kekayaan yang besar, raja akan memberikan anaknya yang perempuan kepadanya dan kaum keluarganya akan dibebaskannya dari pajak di Israel."

26 Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"

27 Rakyat itupun menjawabnya dengan perkataan tadi: "Begitulah akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan dia."

28 Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran."

29 Tetapi jawab Daud: "Apa yang telah kuperbuat? Hanya bertanya saja!"

30 Lalu berpalinglah ia dari padanya kepada orang lain dan menanyakan yang sama. Dan rakyat memberi jawab kepadanya seperti tadi.

31 Terdengarlah kepada orang perkataan yang diucapkan oleh Daud, lalu diberitahukanlah kepada Saul. Dan Saul menyuruh memanggil dia.

32 Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu."

33 Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."

34 Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya,

35 maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.

36 Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup."

37 Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."

38 Lalu Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya.

39 Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: "Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya.

Perkelahian Daud dengan Goliat

40 Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.

41 Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa perisainya.

42 Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.

43 Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.

44 Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang."

45 Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.

46 Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,

47 dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami."

48 Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;

49 lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.

50 Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.

51 Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka.

52 Maka bangkitlah orang-orang Israel dan Yehuda, mereka bersorak-sorak lalu mengejar orang-orang Filistin sampai dekat Gat dan sampai pintu gerbang Ekron. Dan orang-orang yang terbunuh dari orang Filistin bergelimpangan di jalan ke Saaraim, sampai Gat dan sampai Ekron.

53 Kemudian pulanglah orang Israel dari pemburuan hebat atas orang Filistin, lalu menjarah perkemahan mereka.

54 Dan Daud mengambil kepala orang Filistin yang dipancungnya itu dan membawanya ke Yerusalem, tetapi senjata-senjata orang itu ditaruhnya dalam kemahnya.

55 Ketika Saul melihat Daud pergi menemui orang Filistin itu, berkatalah ia kepada Abner, panglima tentaranya: "Anak siapakah orang muda itu, Abner?" Jawab Abner: "Demi tuanku hidup, ya raja, sesungguhnya aku tidak tahu."

56 Kemudian raja berkata: "Tanyakanlah, anak siapakah orang muda itu."

57 Ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, maka Abner memanggilnya dan membawanya menghadap Saul, sedang kepala orang Filistin itu masih ada di tangannya.

58 Kata Saul kepadanya: "Anak siapakah engkau, ya orang muda?" Jawab Daud: "Anak hamba tuanku, Isai, orang Betlehem itu."

 

 

5.              Apa kunci keberhasilan Daud (kualitas dari dalam diri Daud) mengalahkan tentara Filistin?

        Daud percaya Tuhan, sangat percaya bahwa semuanya adalah ciptaan Tuhan, hanya Tuhanlah yang Maha Kuasa, tidak ada seorangpun yang bisa menentangNya.

        Kemampuan Daud untuk menyelesaikan masalah dan mengendalikan emosi sangat tinggi. Dia melihat segala sesuatu sebagai ujian dan kesempatan untuk bertumbuh. Walaupun tubuh Jalut/Goliat tinggi besar, Daud bukan saja tidak takut, tetapi juga melihatnya sebagai suatu kesempatan baik, dan dengan mudah membidiknya. Jadi, ketika orang lain melihat kejadian ini sebagai yang sesuatu yang negatif/krisis, Daud menghadapinya dengan positif dan mengubah ketakutan menjadi kesempatan.

        Walaupun lawan berbahaya dan kekuatannya besar, tapi Daud percaya bahwa keluar untuk perang adalah benar, dengan sepenuhnya mengandalkan Tuhan. Saul hanya melihat penampilan luar, melihat tubuh lawan yang besar, makanya sebelum pergi perang sudah takut. Sebaliknya Daud ada pengalaman dengan mengandalkan Tuhan saat menyerang singa dan beruang. Jadi, dia bukan hanya tahu di kepala bahwa Tuhan itu ada, tetapi dengan nyata mengalami penyertaan Tuhan, sampai dia tidak takut musuh yang kuat.

        Kemenangan Daud karena latihan. Daud mengambil lima butir batu kecil dari sungai. Hanya dengan batu pertama sudah bisa mengenai dahi Jalut/Goliat, bahkan bisa terbenam dalam dahinya. Dari sini dapat diketahui bahwa tenaga Daud sangat besar. Umumnya kalau pakai batu kecil bisa licin, tapi Daud bisa mengenai sampai ke otaknya. Ini membuktikan bahwa kemahirannya tak tertandingi. Ini dapat dipastikan sebagai hasil dari latihan.

 

6.              Sebaliknya, apa kunci kegagalan Saul?

Kegagalan Saul, karena tingkat kecerdasan emosi dan tingkat kecerdasan menangani masalah yang rendah disertai rasa minder:

        Saul menganggap diri sebagai satu-satunya pemimpin, yang kekuatan perangnya melebihi orang lain. Mendengar para perempuan bernyanyi "Saul membunuh beribu-ribu, dan Daud berpuluh-puluh ribu." Dia menjadi tidak senang. Dia terjebak dalam keadaan perbandingan yang dalam. Sesungguhnya, sebagai seorang raja yang tidak perlu terus harus menang di hadapan orang, yang paling penting tahu memilih orang yang mampu melakukan tugas. Daud sendiri adalah seorang ahli perang, bisa membantu dia dalam memerintah negerinya. Tetapi Saul tidak mengerti menggunakan orang, malahan iri dengan bawahannya.

        Saul melihat kuasa dirinya lebih besar daripada kemuliaan Tuhan. Dia melihat bahwa jaga muka, kekuasaan, keuntungan diri lebih tinggi daripada masa depan dan kesejahteraan negara. Oleh karenanya, dia tidak bisa bergembira bersama rakyatnya dalam hal Daud mengalahkan musuh. Sebaliknya, mementingkan kekuasaannya. Bahkan mengatakan "Tentang Daud mereka sebut berpuluh-puluh ribu, tetapi tentang aku mereka sebut beribu-ribu saja. Apa lagi yang akan diperolehnya kalau bukan kerajaan ini?" Dari sini bisa dilihat betapa dia megutamakan kerajaanNya.

 

7.               Apa pengaruh rasa minder Saul terhadap hubungan dengan dirinya, dengan orang lain dan Tuhan?

7.1   Apa pengaruh rasa minder terhadap diri Saul?

a. Saul tidak bahagia

b. Dia sangat marah (ayat 8) dan sangat mudah melukai kesehatan rohani dan jasmani sendiri. Bahkan ruh jahat dalam I Samuil 18:10 ”Keesokan harinya, ruh jahat yang diizinkan ALLAH turun ke atas Saul dengan penuh kuasa sehingga ia kesurupan di dalam rumah. Daud pun memetik kecapi sebagaimana biasanya sehari-hari. Pada waktu itu ada tombak di tangan Saul.” Kata-kata dan pikirannya kacau. Hal ini tidak berasal dari Tuhan, melainkan dari setan.

c.  Kata-katanya dan komentarnya terhadap orang lain terlalu sensitif. Bahkan ruh jahat turun ke atasnya (8), sebetulnya para perempuan itu hanya berkata "Saul membunuh beribu-ribu, dan Daud berpuluh-puluh ribu." Tapi dia berpikir hal ini berarti tidak menghormati dia.

d. Saul takut bersama-sama dengan orang yang lebih unggul darinya (ayat 12) Mendengar tentang mereka rasanya tidak nyaman. Tidak ingin bersama-sama orang yang lebih mampu darinya. Bahkan dia mau bunuh Daud.

e.  Saul merasa tidak aman, tidak bisa tidur, bahkan pikirannya jadi ada masalah.

f.   Dalam pekerjaan dia tidak fokus. Itu menyebabkan kekuasaannya makin menurun, mempengaruhi seluruh rakyat negerinya, menyebabkan seluruh negeri kacau, menyia-nyiakan orang yang berbakat, juga secara tidak langsung memimpin diri ke arah kematian. Akhirnya dia mati di tangan orang Filistin, mati dalam peperangan. (I Samuil 31:1-13)

g. Penakut, tidak berani mencoba. Dia tidak menantang Jalut/Goliat karena takut kalah.

 

7.2  Apa pengaruh rasa minder terhadap hubungan Saul dengan Tuhan? Mengapa ada pengaruh yang demikian?

a. Rasa minder, pada dasarnya disebabkan oleh diri sendiri yang tidak memakai cara pandang Tuhan dalam menilai sesuatu, sebaliknya memakai cara pandang dunia dalam menilai segala sesuatu.

b. Kehilangan penyertaan Tuhan (Karena dia tidak taat sama Tuhan, tidak menTuhankan Tuhan, tidak menggunakan cara pandang Tuhan dalam kehidupannya.

c.  Berdosa dengan: iri hati, marah, mau bunuh orang lain, sering memakai cara-cara yang licik, merendahkan orang lain, meninggikan diri.

d. Saat seseorang tidak menerima diri, berarti tidak menerima Tuhan Penciptanya.

 

7.3    Apa pengaruh rasa minder terhadap hubungan Saul dengan orang lain?

                         i.        Hubungan dengan Daud (orang yang membuat dia minder) :

a.       Tidak mau ada bersama-sama dengan orang yang lebih mampu darinya, jadinya takut sama dia dan tidak mau bertemu dengannya.

b.       Irihati terhadap orang yang lebih mampu daripadanya, orang itu adalah Daud

c.           Tidak suka kepadanya, benci

d.       Merasa terancam, mau melukainya, merendahkannya, memfitnahnya bahkan membunuhnya

                       ii.        Hubungan dengan orang yang suka sama Daud :

a.       Dia tidak suka mereka. Karena nyanyian para perempuan,” Saul membunuh beribu-ribu, dan Daud berpuluh-puluh ribu." Tidak bilang berpuluh-puluh ribu kepada Saul, Saul tidak suka mereka. Bahkan juga tidak suka anaknya Yonathan yang berteman  baik dengan Daud, yang berdebat dengannya demi Dau dan mengasihi Daud.

b.       Mau memisahkan mereka

c.           Dia mengancam orang-orang yang suka dan setuju dengan Daud, juga benci dan bahkan mau melukai mereka, termasuk anaknya sendiri.

Saat kita melihat Saul, hati kita sangat tersentuh. Contoh-contoh ini begitu biasa dengan kita, seperti pada masa lalu, tidak sedikit suku yang besar, perusahaan, perkumpulan-perkumpulan yang oleh karena iri hati, hasilnya adalah perselisihan di dalam. Perselisihan di  dalam perkumpulan-perkumpulan menyebabkan terpecah-belah, perselisihan di perusahaan, hasilnya mengalami kerugian besar, perselisihan dalam rumah tangga, hubungan yang rusak, bahkan sampai ke pengadilan.

 

7.4    Apa pengaruh-pengaruh diatas pernah Anda alami?

Pengaruh minder di atas yang terjadi pada Saul, sebagian besar juga mungkin terjadi pada sebagian besar orang. Pemimpin boleh minta anggotanya untuk sharing. Pengaruh minder di atas yang mana yang mereka pernah alami atau lihat (misalnya anaknya, keluarganya, orang tuanya, teman kerjanya, dll). Ini adalah kesempatan anggota untuk sharing. Tetapi, pemimpin harus ambil kesempatan untuk mendorong anggotanya betul-betul menghadapi masalah minder. Juga mencari jalan keluar dari Kitab Suci, kalau tidak, rasa minder akan mempengaruhi kesehatan jasmani dan rohaninya. Pemimpin boleh memberikan alasan-alasan yang kelihatan dari seseorang minder dan kenyataan minder.

 

Alasan yang kelihatan dari seseorang minder:

a.       Bakat lebih rendah dari orang lain

b.       Tidak ada keberhasilan yang bisa dibandingkan dengan orang lain

c.        Orang lain memandang rendah dirinya

d.       Sering dikritik

e.       Keberhasilannya tidak sesuai dengan harapan

 

Alasan nyata seseorang dari seseorang yang minder:

a.       Pakai segala yang dia miliki mengukur nilai diri (cara pandang diri yang salah)

b.       Mengabaikan keunikan setiap orang

c.        Berpikir bahwa kalau punya banyak (harta, memenuhi syarat) pasti baik, pasti bahagia

d.       Mengabaikan bahwa manusia itu hanyalah pengurus dari segala yang dipunyainya

e.       Tidak jelas apa tujuan hidup seseorang.

 

Pemimpin boleh memberitahukan kepada anggotanya bahwa kalau kita tidak menyelesaikan rasa minder kita, maka bukan saja kita sendiri tidak bahagia, tetapi juga mempengaruhi orang-orang di sekitar kita.

a.    Seringkali tidak bahagia.

b.    Mudah tersesat, kesepian dan tidak banyak teman

c.     Lebih sulit berhubungan dengan orang lain, mudah melukai orang lain

d.    Lebih sulit untuk maju

e.    Mudah menghakimi orang lain, berniat jahat untuk melukai orang lain, iri hati dll.

f.      Tidak mudah jujur dengan orang lain dan menerima diri sebagaimana adanya.

 

8.              Menurut Anda, bagaimana dapat mengatasi dan menyingkirkan rasa minder seseorang?

Ini waktunya anggota untuk sharing pendapat mereka dari apa yang mereka pelajari.

 

9.              Silahkan baca bacaan di bawah ini, dan jelaskan bagaimana bacaan ini bisa membantu kita mengatasi dan menyingkirkan rasa minder.

Walaupun kita tahu minder itu tidak baik, tapi bagaimana bisa terlepas darinya? Sesungguhnya rasa minder timbul akibat pemahaman diri dan konsep nilai yang salah. Kalimat berikut ini membantu kita terlepas dari rasa minder.

9.1   26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1:26-27)

Kata manusia dalam bagian ini adalah kata tunggal. Itu berarti ”pribadi”. Jadi, Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan, secara pribadi. Seorang demi seorang, bukan cetakan massal. Jadi setiap orang adalah unik. Dan tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan orang lain.

Apakah Anda pernah berpikir mengapa kita dimintakan sidik jari saat membuat identitas diri?  Karena sidik jari setiap orang adalah khusus, unik, dan tidak ada dua sidik jari yang sama di dunia ini. Demikian juga sidik kaki setiap bayi adalah khusus dan unik. Jadi, kita melihat bahwa Allah menciptakan diri kita secara pribadi, Dia ingin kita menjadi diri sendiri dan bukan meniru orang lain.

Allah mau kita menjadi diri kita sesuai dengan yang diciptakanNya, bukan apa yang bisa kita capai, tetapi siapa kita sesungguhnya di hadapanNya.

Oleh sebab itu, jikalau seseorang meninggalkan Tuhan – Penciptanya, dia akan kehilangan arah, dan kehilangan pengertian tentang siapa dirinya yang sesungguhnya.

             

9.2  Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.. (Matius 10:29-31)

Kalau untuk burung pipit yang harganya begitu murah, Allah perhatikan, apalagi manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupaNya. Bahkan rambut di kepala kitapun semuanya terhitung olehNya.

 

9.3   Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--.  Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5:7-8)

Kita tahu bahwa Tuhan Isa telah mati di atas kayu Salib untuk menggantikan dosa kita. Bayangkan kalau suatu hari, dokter mengatakan Anda harus ganti ginjal dalam waktu tiga hari, lalu presiden segera datang untuk menyumbangkan ginjalnya untuk Anda, bagaimana perasaan Anda? Tentu akan bangga, terharu, tidak minder lagi.

Tentu saja cerita seperti ini hampir tidak mungkin terjadi, tetapi satu hal yang pasti, yaitu Tuhan Pencipta langit dan bumi, memberikan nyawaNya untuk menggantikan nyawa Anda, di atas kayu Salib untuk menebus dosa Anda. Kalau Anda betul-betul mau percaya kepadaNya, bagaimana mungkin Anda akan merasa minder lagi?

 

9.4  Menurut Anda, dari bacaan di atas, yang mana yang sangat membantu di dalam mengatasi rasa minder Anda? Mengapa?

Ini waktunya anggota untuk sharing pendapat mereka. Lalu Pemimpin bisa tutup dengan doa.

No comments: