Tujuan
- Mengerti bahwa
membandingkan diri dengan orang lain bisa menyebabkan minder dan iri hati.
- Mengetahui bahwa minder
bisa mempengaruhi hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, dengan orang
lain dan dengan Tuhan.
- Mengerti bahwa Tuhan
menciptakan kita menurut gambar dan rupaNya, lebih-lebih lagi demi
penyelamatan atas dosa-dosa kita, Dia mati di atas kayu salib. Oleh sebab
itu kita ini adalah sangat berharga, tidak perlu minder.
- Mau menerima Tuhan, menjadi
anakNya dan mendapatkan kebebasan dari minder.
Pikiran Utama
Dari contoh
Saul, orang melihat bahwa rasa minder bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan
emosi dan tingkat kecerdasan menghadapi masalah, juga bisa mempengaruhi
hubungan dirinya dengan orang lain dan hubungan dirinya dengan Tuhan.
Dengan
mengerti bahwa setiap orang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Lebih-lebih, Tuhan memakai hidupNya untuk menggantikan hidup kita, maka kita
tidak minder lagi. Dengan menerima kasih Tuhan, menjadi anakNya, maka kita bisa
mendapatkan kebebasan dari rasa minder, ada gambaran diri yang sehat.
Pembahasan :
1.
Menurut
Anda beberapa hal di bawah ini, yang berhubungan dengan konsep rendah diri,
apakah benar ?(Silahkan memberikan tanda V atau X)
Pemimpin boleh minta anggotanya untuk mengisi sesuai
dengan pendapat mereka, lalu disharingkan.
1.1 Setiap
orang memiliki rasa minder, persoalannya adalah banyak atau sedikit saja. (V)
Contohnya: Suatu saat penulis sedang berkhotbah di
sebuah persekutuan para dokter, penulis mendapati bahwa semua orang menunjukkan
diri ada rasa minder. Salah satu dari mereka akhirnya menunjukkan bahwa rasa
mindernya dikarenakan istrinya hanyalah seorang perawat, tetapi istri orang
lain, kalau bukan dokter, ya dosen di perguruan tinggi, atau insiyur dll. Oleh
sebab itu saat kumpul bersama-sama, bukan saja istrinya merasa minder, dia
sendiri juga merasa minder.
1.2
Orang
yang minder lebih rendah hati (X)
1.3
Jika
di antara manusia tidak ada pertikaian, membanding-bandingkan, maka tidak ada
rasa minder. (V) (X)
Kita hanya bisa berkata, hal ini bisa mengurangi rasa
minder, tetapi ada sebagian orang yang sewaktu merasa tidak mencapai
harapannya, juga bisa merasa minder. Ini sepenuhnya hanya perasaannya sendiri,
sama sekali bukan disebabkan karena membandingkan dengan orang lain.
1.4
Rasa
minder hanya melukai diri, tidak akan melukai orang lain. (X)
Orang yang minder memang akan melukai diri, merasa
kesepian, tidak berani mencoba, tidak bahagia, mudah sakit dalam jiwanya, juga
bisa melukai orang lain, dengan berbagai cara merendahkan orang lain untuk
meninggikan diri sendiri.
1.5
Seseorang
semakin minder semakin tidak ada sukacita (V)
Orang seperti ini bahkan bisa negatif sampai bunuh diri.
1.6
Orang
yang mengalami rasa minder yang berat, seumur hidup tidak akan berhasil. (V)(X)
Berhasil atau tidak itu sulit dikatakan, tapi ada satu
yang pasti, yaitu keberhasilannya pasti tidak mencapai seperti apa yang
diinginkannya.
1.7
Rasa
minder adalah diakibatkan tekanan dari kondisi, karena itu orang yang sering
berhubungan dengan orang yang minder bertanggung jawab untuk membantunya (V) (X)
Rasa minder bukan hanya diakibatkan tekanan dari
kondisi, juga ada hubungan yang erat dengan konsep nilai dirinya.
1.8
Membantu
orang yang minder, cara yang paling efektif adalah membantunya menemukan
kelebihan dan kemampuan dirinya. (X)
Ini adalah cara yang umumnya orang anggap paling baik,
tapi saya menemukan, saat orang yang minder menemukan kelebihan dirinya juga
tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, dia bisa lebih minder lagi.
Sesungguhnya, masalah sesungguhnya adalah konsep yang dimilikinya dengan konsep
hidupnya apakah benar. Saat kita masih punya konsep hidup yang salah, rasa
minder kita susah untuk dihilangkan.
2.
Menurut
Anda apakah Anda memiliki rasa minder? Di dalam situasi yang bagaimana, Anda
merasa minder? Apa penyebab rasa minder dari sebagian orang?
(Ini adalah pertanyaan untuk sharing, tidak ada benar
atau salah. Pemimpin atau anggota yang lain tidak perlu saling mengomentari
sharing orang lain. Usahakan jangan memberi tekanan pada waktu meminta anggota
untuk sharing. Jika ada anggota yang sangat sedih dengan hal ini, pemimpin
boleh hentikan sharing dan berdoa untuk dia bersama anggota yang lain)
3.
Pernahkan
Anda mengalami tanda-tanda rasa minder di bawah ini (Berilah tanda V, dan
hitunglah berapa banyak tanda V anda)
3.1
Iri
hati pada keberhasilan orang lain, melihat keberhasilan orang hatinya tidak
nyaman.
3.2
Mencari
kesempatan mengritik dan menunjukkan kelemahan orang
3.3
Sengaja
menonjolkan diri dan menarik perhatian orang
3.4
Tidak
mengakui kelemahan, kesalahan diri, karena takut orang tidak menerimanya
3.5
Terlalu
malu, tidak berani bicara dan tampil di depan umum
3.6
Terlalu
sensitif
terhadap kritikan orang
3.7
Cenderung
berpikir negatif, belum memulai suatu
hal, sudah memikirkan kemungkinan gagal, karena itu, tidak berani mengikuti
persaingan apapun, karena takut gagal.
3.8
Kurang
percaya diri, tidak berani menghadapi kenyataan dan tidak berani bertanggung
jawab.
3.9
Mempersalahkan
orang, dan sering kegagalan sendiri yang dipersalahkan adalah situasi kondisi
atau perlakuan yang tidak adil.
3.10
Tidak
sudi bersama dengan orang yang lebih unggul dari dirinya dalam hal tertentu.
Dalam dua-tiga puluh tahun ini, banyak organisasi saat
mencari karyawan, bukan hanya melakukan tes tingkat kecerdasan intelektualnya
(IQ – Intelligence Quotient), tingkat kecerdasan emosinya (EQ – Emotional
Quotient) bahkan mulai melihat tingkat kecerdasan untuk menyelesaikan masalah
(AQ – Adversity Quotient). Tingkat kecerdasan emosi adalah saat seseorang
dikritik oleh orang lain, apakah bisa tetap kalem, tenang, jawab dengan
seharusnya, masuk akal, tidak menjadikan kritikan itu sebagai sesuatu yang
pribadi, tidak mencari kesempatan untuk membalas. EQ yang tinggi, adalah modal
yang baik untuk menjadi pemimpin. AQ yang tinggi, adalah kemampuan yang besar,
bisa membawa perusahaannya menuju keberhasilan. Sesungguhnya EQ dan AQ ada
kaitannya dengan kerohanian, jadi belakangan ada orang yang mengeluarkan
gagasan tentang perlunya tingkat kecerdasan rohani (SQ – Spritual Quotient),
menunjukan bagaimana menggunakan hal rohani untuk mengendalikan emosi
seseorang. Ini adalah tingkat yang sangat sulit tapi juga yang makin
diperlukan.
4.
Menurut
apa yang diketahui dan dialami oleh anda, apa pengaruh rasa minder terhadap
seseorang.
Ini waktunya anggota untuk sharing.
Bacaan 1 (I Samuel 18:1-16)
1 Ketika
Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan
Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.
2 Pada
hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya.
3 Yonatan
mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya
sendiri.
4 Yonatan
menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju
perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya.
5 Daud
maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul
mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh
rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.
6 Tetapi
pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang
Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel
menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana,
dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
7 dan
perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul
mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
8 Lalu
bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya,
sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi
kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun
jatuh kepadanya."
9 Sejak
hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
10 Keesokan
harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia
kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari.
Adapun Saul ada tombak di tangannya.
11 Saul
melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke
dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
12 Saul
menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul
Ia telah undur.
13 Sebab
itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala
pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara.
14 Daud
berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.
15 Ketika
dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya;
16 tetapi
seluruh orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin segala
gerakan mereka.
Bacaan 2 (I Samuel 17:12-58)
12
Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama
Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah
tua dan lanjut usianya.
13 Ketiga
anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga
anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua
ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama.
14 Daudlah
yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul.
15 Tetapi
Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di
Betlehem.
16 Orang
Filistin itu maju mendekat pada pagi hari dan pada petang hari. Demikianlah ia
tampil ke depan empat puluh hari lamanya.
17 Isai
berkata kepada Daud, anaknya: "Ambillah untuk kakak-kakakmu bertih gandum
ini seefa dan roti yang sepuluh ini; bawalah cepat-cepat ke perkemahan, kepada
kakak-kakakmu.
18 Dan
baiklah sampaikan keju yang sepuluh ini kepada kepala pasukan seribu. Tengoklah
apakah kakak-kakakmu selamat dan bawalah pulang suatu tanda dari mereka.
19 Saul
dan mereka itu dan semua orang Israel ada di Lembah Tarbantin tengah berperang
melawan orang Filistin."
20 Lalu
Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang
penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi, seperti yang diperintahkan Isai
kepadanya. Sampailah ia ke perkemahan, ketika tentara keluar untuk mengatur
barisannya dan mengangkat sorak perang.
21 Orang
Israel dan orang Filistin itu mengatur barisannya, barisan berhadapan dengan
barisan.
22 Lalu
Daud menurunkan barang-barangnya dan meninggalkannya di tangan penjaga
barang-barang tentara. Berlari-larilah Daud ke tempat barisan; sesampai di
sana, bertanyalah ia kepada kakak-kakaknya apakah mereka selamat.
23 Sedang
ia berbicara dengan mereka, tampillah maju pendekar itu. Namanya Goliat, orang
Filistin dari Gat, dari barisan orang Filistin. Ia mengucapkan kata-kata yang
tadi juga, dan Daud mendengarnya.
24 Ketika
semua orang Israel melihat orang itu, larilah mereka dari padanya dengan sangat
ketakutan.
25 Berkatalah
orang-orang Israel itu: "Sudahkah kamu lihat orang yang maju itu?
Sesungguhnya ia maju untuk mencemoohkan orang Israel! Orang yang mengalahkan
dia akan dianugerahi raja kekayaan yang besar, raja akan memberikan anaknya
yang perempuan kepadanya dan kaum keluarganya akan dibebaskannya dari pajak di
Israel."
26 Lalu
berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang
akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang
menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat
ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"
27 Rakyat
itupun menjawabnya dengan perkataan tadi: "Begitulah akan dilakukan kepada
orang yang mengalahkan dia."
28 Ketika
Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu,
bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau
datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di
padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang
ke mari dengan maksud melihat pertempuran."
29 Tetapi
jawab Daud: "Apa yang telah kuperbuat? Hanya bertanya saja!"
30 Lalu
berpalinglah ia dari padanya kepada orang lain dan menanyakan yang sama. Dan
rakyat memberi jawab kepadanya seperti tadi.
31 Terdengarlah
kepada orang perkataan yang diucapkan oleh Daud, lalu diberitahukanlah kepada
Saul. Dan Saul menyuruh memanggil dia.
32 Berkatalah
Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia;
hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu."
33 Tetapi
Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang
Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari
masa mudanya telah menjadi prajurit."
34 Tetapi
Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba
ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari
kawanannya,
35 maka
aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian
apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu
menghajarnya dan membunuhnya.
36 Baik
singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang
tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu,
karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup."
37 Pula
kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari
cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin
itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."
38 Lalu
Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di
kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya.
39 Lalu
Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar
berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul:
"Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku
mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya.
Perkelahian Daud dengan Goliat
40 Lalu
Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu
yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat
batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati
orang Filistin itu.
41 Orang
Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa
perisainya.
42 Ketika
orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia,
dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.
43 Orang
Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi
aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki
Daud.
44 Pula
orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Hadapilah aku, maka aku akan
memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang
di padang."
45 Tetapi
Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan
pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN
semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
46 Hari
ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan
mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan
memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di
udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel
mempunyai Allah,
47 dan
supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang
dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun
menyerahkan kamu ke dalam tangan kami."
48 Ketika
orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud
berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;
49 lalu
Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari
dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu
terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.
50 Demikianlah
Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang
Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.
51 Daud
berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya;
diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia.
Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. Ketika orang-orang Filistin
melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka.
52 Maka
bangkitlah orang-orang Israel dan Yehuda, mereka bersorak-sorak lalu mengejar
orang-orang Filistin sampai dekat Gat dan sampai pintu gerbang Ekron. Dan
orang-orang yang terbunuh dari orang Filistin bergelimpangan di jalan ke
Saaraim, sampai Gat dan sampai Ekron.
53 Kemudian
pulanglah orang Israel dari pemburuan hebat atas orang Filistin, lalu menjarah
perkemahan mereka.
54 Dan
Daud mengambil kepala orang Filistin yang dipancungnya itu dan membawanya ke
Yerusalem, tetapi senjata-senjata orang itu ditaruhnya dalam kemahnya.
55 Ketika
Saul melihat Daud pergi menemui orang Filistin itu, berkatalah ia kepada Abner,
panglima tentaranya: "Anak siapakah orang muda itu, Abner?" Jawab
Abner: "Demi tuanku hidup, ya raja, sesungguhnya aku tidak tahu."
56 Kemudian
raja berkata: "Tanyakanlah, anak siapakah orang muda itu."
57 Ketika
Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, maka Abner memanggilnya
dan membawanya menghadap Saul, sedang kepala orang Filistin itu masih ada di
tangannya.
58 Kata
Saul kepadanya: "Anak siapakah engkau, ya orang muda?" Jawab Daud:
"Anak hamba tuanku, Isai, orang Betlehem itu."
5.
Apa
kunci keberhasilan Daud (kualitas dari dalam diri Daud) mengalahkan tentara
Filistin?
•
Daud percaya Tuhan, sangat
percaya bahwa semuanya adalah ciptaan Tuhan, hanya Tuhanlah yang Maha Kuasa,
tidak ada seorangpun yang bisa menentangNya.
•
Kemampuan Daud untuk menyelesaikan masalah dan
mengendalikan emosi sangat tinggi. Dia melihat segala sesuatu sebagai ujian dan
kesempatan untuk bertumbuh. Walaupun tubuh Jalut/Goliat tinggi besar, Daud
bukan saja tidak takut, tetapi juga melihatnya sebagai suatu kesempatan baik,
dan dengan mudah membidiknya. Jadi, ketika orang lain melihat kejadian ini
sebagai yang sesuatu yang negatif/krisis, Daud menghadapinya dengan positif dan
mengubah ketakutan menjadi kesempatan.
•
Walaupun lawan berbahaya dan kekuatannya besar, tapi
Daud percaya bahwa keluar untuk perang adalah benar, dengan sepenuhnya
mengandalkan Tuhan. Saul hanya melihat penampilan luar, melihat tubuh lawan yang
besar, makanya sebelum pergi perang sudah takut. Sebaliknya Daud ada pengalaman
dengan mengandalkan Tuhan saat menyerang singa dan beruang. Jadi, dia bukan
hanya tahu di kepala bahwa Tuhan itu ada, tetapi dengan nyata mengalami
penyertaan Tuhan, sampai dia tidak takut musuh yang kuat.
•
Kemenangan Daud karena latihan.
Daud mengambil lima butir batu kecil dari sungai. Hanya dengan batu pertama
sudah bisa mengenai dahi Jalut/Goliat, bahkan bisa terbenam dalam dahinya. Dari
sini dapat diketahui bahwa tenaga Daud sangat besar. Umumnya kalau pakai batu
kecil bisa licin, tapi Daud bisa mengenai sampai ke otaknya. Ini membuktikan
bahwa kemahirannya tak tertandingi. Ini dapat dipastikan sebagai hasil dari
latihan.
6.
Sebaliknya,
apa kunci kegagalan Saul?
Kegagalan Saul, karena tingkat kecerdasan emosi dan
tingkat kecerdasan menangani masalah yang rendah disertai rasa minder:
•
Saul menganggap diri sebagai
satu-satunya pemimpin, yang kekuatan perangnya melebihi orang lain. Mendengar
para perempuan bernyanyi "Saul membunuh beribu-ribu, dan Daud
berpuluh-puluh ribu." Dia menjadi tidak senang. Dia terjebak dalam keadaan
perbandingan yang dalam. Sesungguhnya, sebagai seorang raja yang tidak perlu
terus harus menang di hadapan orang, yang paling penting tahu memilih orang
yang mampu melakukan tugas. Daud sendiri adalah seorang ahli perang, bisa
membantu dia dalam memerintah negerinya. Tetapi Saul tidak mengerti menggunakan
orang, malahan iri dengan bawahannya.
•
Saul melihat kuasa dirinya lebih
besar daripada kemuliaan Tuhan. Dia melihat bahwa jaga muka, kekuasaan,
keuntungan diri lebih tinggi daripada masa depan dan kesejahteraan negara. Oleh
karenanya, dia tidak bisa bergembira bersama rakyatnya dalam hal Daud
mengalahkan musuh. Sebaliknya, mementingkan kekuasaannya. Bahkan mengatakan "Tentang
Daud mereka sebut berpuluh-puluh ribu, tetapi tentang aku mereka sebut
beribu-ribu saja. Apa lagi yang akan diperolehnya kalau bukan kerajaan
ini?" Dari sini bisa dilihat betapa dia megutamakan kerajaanNya.
7.
Apa
pengaruh rasa minder Saul terhadap hubungan dengan dirinya, dengan orang lain
dan Tuhan?
7.1
Apa
pengaruh rasa minder terhadap diri Saul?
a. Saul tidak bahagia
b. Dia sangat marah (ayat 8) dan sangat mudah melukai
kesehatan rohani dan jasmani sendiri. Bahkan ruh jahat dalam I Samuil 18:10
”Keesokan harinya, ruh jahat yang diizinkan ALLAH turun ke atas Saul dengan
penuh kuasa sehingga ia kesurupan di dalam rumah. Daud pun memetik kecapi
sebagaimana biasanya sehari-hari. Pada waktu itu ada tombak di tangan Saul.”
Kata-kata dan pikirannya kacau. Hal ini tidak berasal dari Tuhan, melainkan
dari setan.
c. Kata-katanya dan komentarnya terhadap orang lain terlalu
sensitif. Bahkan ruh jahat turun ke atasnya (8), sebetulnya para perempuan itu
hanya berkata "Saul membunuh beribu-ribu, dan Daud berpuluh-puluh
ribu." Tapi dia berpikir hal ini berarti tidak menghormati dia.
d. Saul takut bersama-sama dengan orang yang lebih unggul
darinya (ayat 12) Mendengar tentang mereka rasanya tidak nyaman. Tidak ingin
bersama-sama orang yang lebih mampu darinya. Bahkan dia mau bunuh Daud.
e. Saul merasa tidak aman, tidak bisa tidur, bahkan
pikirannya jadi ada masalah.
f.
Dalam pekerjaan dia tidak fokus.
Itu menyebabkan kekuasaannya makin menurun, mempengaruhi seluruh rakyat
negerinya, menyebabkan seluruh negeri kacau, menyia-nyiakan orang yang
berbakat, juga secara tidak langsung memimpin diri ke arah kematian. Akhirnya
dia mati di tangan orang Filistin, mati dalam peperangan. (I Samuil 31:1-13)
g. Penakut, tidak berani mencoba. Dia tidak menantang Jalut/Goliat
karena takut kalah.
7.2 Apa pengaruh rasa minder terhadap hubungan Saul dengan
Tuhan? Mengapa ada pengaruh yang demikian?
a. Rasa minder, pada dasarnya disebabkan oleh diri sendiri
yang tidak memakai cara pandang Tuhan dalam menilai sesuatu, sebaliknya memakai
cara pandang dunia dalam menilai segala sesuatu.
b. Kehilangan penyertaan Tuhan (Karena dia tidak taat sama
Tuhan, tidak menTuhankan Tuhan, tidak menggunakan cara pandang Tuhan dalam
kehidupannya.
c. Berdosa dengan: iri hati, marah, mau bunuh orang lain,
sering memakai cara-cara yang licik, merendahkan orang lain, meninggikan diri.
d. Saat seseorang tidak menerima diri, berarti tidak
menerima Tuhan Penciptanya.
7.3
Apa
pengaruh rasa minder terhadap hubungan Saul dengan orang lain?
i.
Hubungan dengan Daud (orang yang
membuat dia minder) :
a.
Tidak mau ada bersama-sama
dengan orang yang lebih mampu darinya, jadinya takut sama dia dan tidak mau
bertemu dengannya.
b.
Irihati terhadap orang yang
lebih mampu daripadanya, orang itu adalah Daud
c.
Tidak suka kepadanya, benci
d.
Merasa terancam, mau melukainya,
merendahkannya, memfitnahnya bahkan membunuhnya
ii.
Hubungan dengan orang yang suka
sama Daud :
a.
Dia tidak suka mereka. Karena
nyanyian para perempuan,” Saul
membunuh beribu-ribu, dan Daud berpuluh-puluh ribu." Tidak bilang
berpuluh-puluh ribu kepada Saul, Saul tidak suka mereka. Bahkan juga tidak suka
anaknya Yonathan yang berteman baik
dengan Daud, yang berdebat dengannya demi Dau dan mengasihi Daud.
b.
Mau memisahkan mereka
c.
Dia mengancam orang-orang yang suka dan
setuju dengan Daud, juga benci dan bahkan mau melukai mereka, termasuk anaknya
sendiri.
Saat kita melihat Saul, hati kita sangat tersentuh.
Contoh-contoh ini begitu biasa dengan kita, seperti pada masa lalu, tidak
sedikit suku yang besar, perusahaan, perkumpulan-perkumpulan yang oleh karena
iri hati, hasilnya adalah perselisihan di dalam. Perselisihan di dalam perkumpulan-perkumpulan menyebabkan
terpecah-belah, perselisihan di perusahaan, hasilnya mengalami kerugian besar,
perselisihan dalam rumah tangga, hubungan yang rusak, bahkan sampai ke
pengadilan.
7.4
Apa
pengaruh-pengaruh diatas pernah Anda alami?
Pengaruh minder di atas yang terjadi pada Saul, sebagian
besar juga mungkin terjadi pada sebagian besar orang. Pemimpin boleh minta
anggotanya untuk sharing. Pengaruh minder di atas yang mana yang mereka pernah
alami atau lihat (misalnya anaknya, keluarganya, orang tuanya, teman kerjanya,
dll). Ini adalah kesempatan anggota untuk sharing. Tetapi, pemimpin harus ambil
kesempatan untuk mendorong anggotanya betul-betul menghadapi masalah minder. Juga
mencari jalan keluar dari Kitab Suci, kalau tidak, rasa minder akan
mempengaruhi kesehatan jasmani dan rohaninya. Pemimpin boleh memberikan alasan-alasan
yang kelihatan dari seseorang minder dan kenyataan minder.
Alasan yang kelihatan dari seseorang minder:
a.
Bakat lebih rendah dari orang
lain
b.
Tidak ada keberhasilan yang bisa
dibandingkan dengan orang lain
c.
Orang lain memandang rendah
dirinya
d.
Sering dikritik
e.
Keberhasilannya tidak sesuai
dengan harapan
Alasan nyata seseorang dari seseorang
yang minder:
a.
Pakai segala yang dia miliki
mengukur nilai diri (cara pandang diri yang salah)
b.
Mengabaikan keunikan setiap
orang
c.
Berpikir bahwa kalau punya
banyak (harta, memenuhi syarat) pasti baik, pasti bahagia
d.
Mengabaikan bahwa manusia itu
hanyalah pengurus dari segala yang dipunyainya
e.
Tidak jelas apa tujuan hidup
seseorang.
Pemimpin boleh memberitahukan kepada anggotanya bahwa
kalau kita tidak menyelesaikan rasa minder kita, maka bukan saja kita sendiri
tidak bahagia, tetapi juga mempengaruhi orang-orang di sekitar kita.
a.
Seringkali tidak bahagia.
b.
Mudah tersesat, kesepian dan
tidak banyak teman
c.
Lebih sulit berhubungan dengan
orang lain, mudah melukai orang lain
d.
Lebih sulit untuk maju
e.
Mudah menghakimi orang lain,
berniat jahat untuk melukai orang lain, iri hati dll.
f.
Tidak mudah jujur dengan orang
lain dan menerima diri sebagaimana adanya.
8.
Menurut
Anda, bagaimana dapat mengatasi dan menyingkirkan rasa minder seseorang?
Ini waktunya anggota untuk sharing pendapat mereka dari
apa yang mereka pelajari.
9.
Silahkan
baca bacaan di bawah ini, dan jelaskan bagaimana bacaan ini bisa membantu kita
mengatasi dan menyingkirkan rasa minder.
Walaupun kita tahu minder itu tidak baik, tapi bagaimana
bisa terlepas darinya? Sesungguhnya rasa minder timbul akibat pemahaman diri
dan konsep nilai yang salah. Kalimat berikut ini membantu kita terlepas dari
rasa minder.
9.1
26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang melata yang merayap di bumi."27 Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;
laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian
1:26-27)
Kata manusia dalam bagian ini adalah kata tunggal. Itu
berarti ”pribadi”. Jadi, Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan,
secara pribadi. Seorang demi seorang, bukan cetakan massal. Jadi setiap orang
adalah unik. Dan tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan orang lain.
Apakah Anda pernah berpikir mengapa kita dimintakan
sidik jari saat membuat identitas diri?
Karena sidik jari setiap orang adalah khusus, unik, dan tidak ada dua
sidik jari yang sama di dunia ini. Demikian juga sidik kaki setiap bayi adalah
khusus dan unik. Jadi, kita melihat bahwa Allah menciptakan diri kita secara
pribadi, Dia ingin kita menjadi diri sendiri dan bukan meniru orang lain.
Allah mau kita menjadi diri kita sesuai dengan yang
diciptakanNya, bukan apa yang bisa kita capai, tetapi siapa kita sesungguhnya
di hadapanNya.
Oleh sebab itu, jikalau seseorang meninggalkan Tuhan –
Penciptanya, dia akan kehilangan arah, dan kehilangan pengertian tentang siapa
dirinya yang sesungguhnya.
9.2 Bukankah
burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan
jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung
semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada
banyak burung pipit.. (Matius 10:29-31)
Kalau untuk burung pipit yang harganya begitu murah,
Allah perhatikan, apalagi manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupaNya.
Bahkan rambut di kepala kitapun semuanya terhitung olehNya.
9.3 Sebab tidak
mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang
baik ada orang yang berani mati--. Akan
tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati
untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5:7-8)
Kita tahu bahwa Tuhan Isa telah mati di atas kayu Salib
untuk menggantikan dosa kita. Bayangkan kalau suatu hari, dokter mengatakan
Anda harus ganti ginjal dalam waktu tiga hari, lalu presiden segera datang
untuk menyumbangkan ginjalnya untuk Anda, bagaimana perasaan Anda? Tentu akan
bangga, terharu, tidak minder lagi.
Tentu saja cerita seperti ini hampir tidak mungkin
terjadi, tetapi satu hal yang pasti, yaitu Tuhan Pencipta langit dan bumi,
memberikan nyawaNya untuk menggantikan nyawa Anda, di atas kayu Salib untuk
menebus dosa Anda. Kalau Anda betul-betul mau percaya kepadaNya, bagaimana
mungkin Anda akan merasa minder lagi?
9.4 Menurut Anda, dari bacaan di atas, yang mana yang sangat
membantu di dalam mengatasi rasa minder Anda? Mengapa?
Ini waktunya anggota untuk sharing
pendapat mereka. Lalu Pemimpin bisa tutup dengan doa.
No comments:
Post a Comment