5. Penderitaan

 Konsep Nilai Dasar Seorang Murid (Guru)

 

Pelajaran 5

 

Konsep Nilai tentang Penderitaan

 

Pengantar

 

Tatkala seorang bayi dilahirkan dari rahim ibu, ia datang ke dunia, bayi yang bagaimana baru dikatakan normal? Penulis yakin, baik orangtua maupun dokter, tentu berharap dapat mendengarkan tangisannya yang keras, makin besar suara tangisannya, makin sehat pula bayi tsb. Demikian pula kehidupan manusia, diantara 10 urusan yang kita lakukan, ada 8-9 urusan tidak lancar. Walaupun kehidupan manusia penuh penderitaan, namun ada orang yang melihat kesulitan kecil sebagai penderitaan besar, sebaliknya ada pula yang mentertawakan penderitaan. Mengapa ada perbedaan ini? Kuncinya adalah pemahaman dan konsep nilai mereka yang berbeda mengenai penderitaan.

 

Pertanyaan Pengantar

 

1.     Silahkan sharingkan, kesan terdalam apa yang Anda dapatkan dari  penderitaan yang

      Anda alami di masa lalu?  Apa pengaruhnya terhadapmu?

Ini adalah pertanyaan untuk mencairkan suasana. Saat anggota sharing tentang penderitaan mereka, pemimpin harus memperhatikan siapa dari antara mereka yang masih terganggu oleh pengalaman penderitaan tersebut. Saat diperlukan, kapan saja boleh hentikan sharing untuk memberi dukungan dan doa kepada anggota tersebut. Setelah pertemuan selesai, pemimpin kelompok boleh melakukan tindakan lanjutan untuk membantu anggota tersebut.

           

2.     Salah satu peristiwa dibawah ini yang Anda paling tidak inginkan terjadi dalam dirimu, yang mana yang Anda pernah alami?

a.     Mobilmu ditabrak, penabrak memberikan bukti palsu sehingga Anda harus membayar ganti rugi.

b.     Anda tur ke RRC, membagikan traktat kepada Sdrmu, kemudian ia ditangkap dan dihukum penjara selama 2 tahun.

c.      Anda mengalami perampokan, barang-barang berhargamu dirampas dan Anda dilukai.

d.    Selama setengah tahun kehilangan pekerjaan, sehingga keluargamu selama 2 hari berturut-turut tidak ada makanan.

e.     Beberapa hari berturut-turut tidak bisa tidur, insomnia.

f.      Ayah/ibu sakit parah, terserang kanker.

g.     Rumahmu kebakaran, semua barang ludes, namun perusahaan asuransi mengatakan

Kamu yang menyulut api untuk mendapatkan dana asuransi, akhirnya Anda tidak mendapatkan sepeserpun.

 

Ini juga adalah pertanyaan untuk mencairkan suasana. Pengalaman masing-masing anggota bisa mempengaruhi jawaban mereka. Tapi percaya bahwa sebagian besar orang tidak mau melihat satupun dari hal-hal tersebut terjadi.

Mungkin ada orang yang mengatakan “Penderitaan adalah pendidikan karakter yang paling tinggi” tetapi tidak ada seorangpun yang mau menderita. Orang menghadapi penderitaan dengan berbagai cara: ada orang yang habis-habisan tenaga dalam menghadapinya, tapi ada orang yang berubah menjadi lebih matang, lebih kuat, lebih beriman dan lebih tahu berterima kasih. Intinya di mana? Yang paling penting adalah bagaimana kita melihat penderitaan, bagaimana iman kita terhadap Tuhan dan bagaimana kita menerima penderitaan itu.

 

3.     Orang mengatakan; di dunia ini ada 3 jenis orang:

3.1  Belum sakit sudah menderita

3.2  Sakit dan menderita

3.3  Sakit dan tidak menderita.

 

Menurut anda, pada dasarnya Anda termasuk golongan yang mana? (Zabur 119:71)

Pemimpin terus menanyakan kepada anggotanya tentang mereka termasuk golongan apa. Lalu minta mereka baca Zabur 119:71 dan lihat Pemazmur termasuk golongan mana. Pemazmur percaya bahwa adalah baik menderita. Karena penderitaan membuat dia lebih mengerti hukum-hukum Tuhan, lebih mengerti kehidupan, lebih mengalami penyertaan dan penghiburan Tuhan. Sudah terlihat dia adalah seorang yang sakit tapi tidak menderita.

Tapi, bagaimana kita bisa mempunyai tingkat seperti ini? Biarlah pengalaman Ayub dan Paulus menjadi contoh bagi kita.

 

Pemahaman Alkitab: Ayub 1:1-5, 13-22,2:7-10

 

1. Ada seorang laki-laki di Tanah Us bernama Ayub. Orang itu saleh dan jujur, bertakwa kepada Allah dan menjauhi kejahatan.

2. Ia dikaruniai tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan.

3. Ia pun memiliki 7.000 ekor kambing dan domba, 3.000 ekor unta, 500 pasang sapi, 500 pasang keledai betina, dan sangat banyak hamba. Dengan demikian, orang itu menjadi orang terkaya dari semua bani Timur.

4. Anak-anak lelakinya biasa mengadakan perjamuan di rumah mereka masing-masing menurut hari gilirannya, dan mereka akan menyuruh orang untuk mengundang ketiga saudara perempuan mereka makan dan minum bersama mereka.

5. Nanti, apabila hari-hari perjamuan telah berlalu, Ayub akan memanggil dan menyucikan mereka. Ia akan bangun pagi-pagi dan mempersembahkan kurban bakaran menurut jumlah mereka semua, karena pikir Ayub, “Jangan-jangan anak-anakku telah berdosa dan mengutuki Allah di dalam hati mereka.” Demikianlah diperbuat Ayub senantiasa.

 

13. Pada suatu hari, ketika anak-anak Ayub baik laki-laki maupun perempuan sedang makan dan minum anggur di rumah abang mereka yang sulung,

14. datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata, “Ketika sapi-sapi sedang membajak dan keledai-keledai betina merumput di sebelahnya,

15. orang Syeba datang menyerbu dan merampas semuanya. Mereka membunuh para penjaga dengan mata pedang. Hanya hamba sendirilah yang terluput sehingga dapat memberitahukannya kepada Tuan.”

16. Sementara orang itu berbicara, datanglah seorang yang lain lagi dan berkata, “Api Allah menyambar dari langit, membakar kawanan kambing domba dan para penjaganya serta menghanguskan mereka. Hanya hamba sendirilah yang terluput sehingga dapat memberitahukannya kepada Tuan.”

17. Sementara orang itu berbicara, datanglah seorang yang lain lagi dan berkata, “Orang Kasdim membentuk tiga pasukan dan menyerbu kawanan unta. Mereka merampas semuanya dan membunuh para penjaganya dengan mata pedang. Hanya hamba sendirilah yang terluput sehingga dapat memberitahukannya kepada Tuan.”

18. Sementara orang itu berbicara, datanglah seorang yang lain lagi dan berkata, “Anak-anak Tuan, baik laki-laki maupun perempuan, sedang makan-makan dan minum anggur di rumah abang mereka yang sulung.

19. Tiba-tiba datanglah angin besar dari seberang padang belantara menghantam keempat penjuru rumah itu, lalu rumah itu pun rubuh menimpa orang-orang muda itu sehingga mereka semua tewas. Hanya hamba sendirilah yang terluput sehingga dapat memberitahukannya kepada Tuan.”

20. Maka berdirilah Ayub. Dikoyakkannya segera jubahnya, dan dicukurnya rambut kepalanya. Ia bersujud di tanah dan menyembah,

21. katanya, ‘Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dan dengan telanjang juga aku akan kembali ke sana. ALLAH yang memberi, ALLAH yang mengambil, segala puji bagi nama ALLAH!”

22. Dalam semua hal ini Ayub tidak berdosa dan tidak menganggap Allah berbuat salah.

 

2:7-10

7. Kemudian Setan pergi dari hadirat ALLAH. Dihajarnya Ayub dengan bisul yang parah dari telapak kaki sampai ke ubun-ubunnya.

8. Ayub mengambil sekeping tembikar untuk menggaruk-garuk badannya, dan ia duduk di tengah-tengah abu.

9. Istrinya berkata kepadanya, “Masakan masih kaupegang teguh kesalehanmu? Kutukilah Allah dan matilah!”

10. Tetapi kata Ayub kepadanya, “Engkau berbicara seperti seorang perempuan bodoh. Masakan kita mau menerima yang baik dari Allah, dan tidak mau menerima yang buruk?” Dalam semua hal ini Ayub tidak berdosa dengan bibirnya.

 

 

4.     Orang mengatakan:”Orang baik ada balasan yang baik”  Apakah Anda setuju?

Dari pengalaman dunia ini, didapati bahwa orang baik belum tentu dapat balasan yang baik, dan orang jahat belum tentu dapat balasan yang jahat. Pemimpin boleh minta anggotanya untuk memberikan contoh yang berkaitan dengan ini.

 

4.1.  Menurutmu, apakah Ayub orang yang baik? Dari segi mana Anda melihatnya? (1:1, 1:5)

Di mata manusia, Ayub adalah seorang yang luar biasa baik, karena:

·       Saleh dan jujur (1:1)

·       Takut akan Allah (1:1)

·       Menjauhi kejahatan (1:1)

·       Lebih utamakan kerohanian dan karakter anak-anaknya daripada apa yang mereka capai

·       Dia memperlakukan orang lain dengan kasih, suci, mengasihi orang lain seperti diri sendiri, tidak sombong karena kaya, dia bantu semua orang (31:5-40)

             

4.2.  Apakah Ayub mendapatkan balasan yang baik? Jelaskan! (Ayub 1:13-19, 2:7-9)

Penderitaan Ayub termasuk:

·       Kehilangan semua harta (1:15-17)

·       Kehilangan budak-budak (1:15-17)

·       Kehilangan anak-anak (1:19)

·       Tubuh sakit: borok/kanker (2:7)

·       Dikutuki istri (2:9)

·       Teman-teman juga tidak mengerti dia, dengan mengatakan bahwa Ayub sakit pasti karena berbuat dosa sama Tuhan.

 

4.3.  Dari mana sumber penderitaan ini?

Bencana alam dan akibat perbuatan manusia

           

4.4.  Jika anda adalah Ayub yang mengalami penderitaan-penderitaan ini, apa tanggapanmu?

Sharing

           

4.5.  Apa pula tanggapan Ayub? (1:20-22, 2:10)

Tanggapan Ayub:

·       Mengoyakkan jubah dan cukur kepala (1:20) tanda sakit, sedih, shock, kehilangan kemuliaan…

·       Sujud dan menyembah (1:20): menyembah Allah, tidak menyalahkan Tuhan/orang lain, tapi taat akan kehendak Allah

·       Dengan telanjang keluar dari rahim ibu (1:21a): percaya bahwa waktu datang ke dunia tidak bawa apa-apa, berdasarkan apa yang ada sekarang berarti sudah mendapatkan, harus bersyukur.

·       Dengan telanjang juga aku akan kembali ke sana (1:21b): percaya bahwa manusia tidak bawa apa-apa saat meninggalkan dunia, jadi tidak perlu terlalu berlebihan dalam menyikapi «mendapatkan atau kehilangan»

·       Yang memberi dan yang mengambil adalah Allah (1:21c): percaya bahwa kita hanya ada kuasa yang dipinjamkan, bukan kuasa sebagai yang memiliki. Semuanya milik Tuhan. Dia pasti punya kuasa memberi dan kuasa mengambil.

·       Masakan kita mau menerima yang baik dari Allah, dan tidak mau menerima yang buruk? (2:10) : percaya bahwa mendapatkan berkat/lancar adalah bagian hidup yang normal, tapi mengalami kecelakaan/ketidaklancaran juga adalah bagian hidup yang normal. Oleh sebab itu saat mengalami ketidaklancaran, seseorang jangan hanya bertanya “mengapa saya?” tapi malahan bertanya “mengapa bukan saya?” Murid Tuhan seharusnya mencari apa yang Tuhan mau kita belajar.

 

5.     Mengapa Ayub memiliki respons yang berbeda dengan yang lain, tatkala menghadapi penderitaan? Bagaimana ia memandang penderitaan?

Konsep penderitaan Ayub membuat dia: sakit tapi tidak menderita.

 

5.1.  Apa artinya Ayub 1:20-21? Bagaimana konsep Ayub dapat membuat dia ”Sakit” namun tidak ”menderita”?   

Dari 1:20-21, kita dapat melihat:

Dia percaya bahwa manusia datang ke dunia dengan telanjang dan akan kembali dengan telanjang juga.

Dia percaya bahwa Allah adalah tuan dan pemilik atas segalanya, Dia berkuasa mengatur segalanya.

 

5.2.  Ada orang yang mengatakan, orang yang paling menderita di dunia ini adalah mereka yang hanya melihat apa yang hilang dari dirinya, tidak melihat apa yang ia peroleh, ia hanya mementingkan hal yang sementara, tidak mementingkan hal yang kekal. Bagaimana Ayub memandang kehidupan, baik saat ia mendapatkan /saat kehilangan?              

 (Ayub 1:21, 2:10)

Dia percaya bahwa baik yang baik maupun yang tidak baik adalah bagian hidup manusia

 

5.3.  Apakah Ayub beranggapan penderitaan ada maknanya? Dari mana kita bisa menilai hal ini?

Ketika Ia berkarya di sebelah kiri, aku tak dapat memandang Dia. Ketika Ia berpaling ke sebelah kanan, aku tak dapat melihat Dia. Namun, Ia tahu jalan yang kuambil. Setelah Ia menguji aku, aku akan keluar seperti emas. (Ayub 23:9-10)

Kita dapat melihat, Ayub percaya penderitaan adalah ujian, tujuannya supaya manusia keluar menjadi emas, supaya lebih matang, lebih sehat dan kuat.

          

5.4.  Ayub yakin; penderitaan dapat membantu hubungan Allah dengan manusia. Apakah

            Anda setuju dengan pandangannya?

Dahulu, Engkau hanya kudengar melalui telinga, tetapi sekarang aku melihat Engkau   dengan mataku. (Ayub 42:5)

Dia percaya penderitaan membuat orang lebih mengalami Tuhan dan berjalan lebih dekat dengan Tuhan.

            

5.5.  Manusia jaman ini, jika mengalami penderitaan yang sama dengan yang Ayub alami pasti sudah bunuh diri, namun Ayub bisa bangkit dari ”kematian” dan kembali hidup, dari penderitaan, berputar haluan hidup.. Apakah unsur pentingnya?

Setelah Ayub berdoa untuk sahabat-sahabatnya, ALLAH memulihkan keadaan mereka. Kemudian ALLAH menambahkan kepada Ayub dua kali lipat dari segala miliknya dahulu. Semua saudaranya laki-laki, saudaranya perempuan, dan semua kenalannya yang lama datang kepadanya dan makan bersamanya di rumahnya. Mereka turut berdukacita dan menghibur dia karena segala malapetaka yang telah ditimpakan ALLAH kepadanya. Masing-masing mereka memberi dia sekeping uang dan sebuah cincin emas. ALLAH memberkahi sisa hidup Ayub lebih daripada sebelumnya. Ia memiliki 14.000 ekor kambing dan domba, 6.000 ekor unta, 1.000 pasang sapi, dan 1.000 ekor keledai betina. Ia juga memiliki tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan. (Ayub 42:10-13)

 

 

Ayub berbalik dari penderitaannya, sebaliknya Tuhan melipatgandakan apa yang pernah hilang kepada dia.

7.000 ekor kambing – 14.000 ekor kambing

3.000 ekor unta -- 6.000 ekor unta

500 pasang sapi -- 1.000 pasang sapi

500 ekor keledai betina -- 1.000 ekor keledai betina

7 anak laki-laki – 7 anak laki-laki

3 anak perempuan – 3 anak perempuan

 

a.     Yang Tuhan berikan pada Ayub, dua kali lipat dibandingkan dengan yang dulu, namun jumlah anak tidak bertambah. Apakah tidak cocok? Mengapa? Jelaskan!

Anak-anak Ayub tidak bertambah dua kali lipat, karena Ayub tidak betul-betul kehilangannya anak-anaknya, mereka hanya imigran, pindah rumah, tertidur, orang tua dan anak-anak bisa berkumpul lagi di sorga, jadi sesungguhnya Ayub punya 14 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.

 

b.     Bagaimana Ayub memandang kematian?

Namun, aku tahu bahwa Penebusku hidup, dan pada akhirnya Ia akan berdiri di atas bumi. Setelah kulitku dibinasakan sedemikian rupa, tanpa tubuhku juga aku akan melihat Allah. (Ayub 19:25-26)

Ayub sangat percaya Tuhan itu kekal, dan kematian orang percaya bukanlah suatu akhir, mereka pasti binasa secara daging dulu baru bertemu Tuhan secara rohani. (Ayub 19:25-26)

           

c.      Apakah anak-anak Ayub betul-betul sudah mati?

Kami hendak memberitahukan kepadamu, hai Saudara-saudara, tentang orang-orang yang telah meninggal, supaya jangan kamu berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jika kita percaya bahwa Isa telah mati lalu bangkit, maka demikian jugalah semua orang yang sudah meninggal dalam Isa itu akan dibawa Allah bersama-sama dengan-Nya. Kata-kata yang kami sampaikan kepadamu ini sesuai dengan firman Tuhan, bahwa kita yang masih hidup ini, yang tertinggal hingga kedatangan Junjungan kita Yang Ilahi, tidak akan mendahului orang yang sudah meninggal. Kelak Junjungan kita Yang Ilahi sendiri akan turun dari surga dengan seruan, disertai suara pemimpin malaikat dan bunyi nafiri Allah. Orang-orang yang mati dalam Al Masih akan bangkit lebih dahulu, kemudian kita yang masih hidup, yang tertinggal ini, akan diangkat menuju awan-awan bersama-sama dengan mereka itu untuk bertemu dengan Junjungan Yang Ilahi di udara. Demikianlah kelak kita selalu bersama-sama dengan Junjungan kita Yang Ilahi. (I Tes.4:13-17)

 

Anak-anak Ayub bukan betul-betul mati, hanya imigran, pindah rumah, tertidur.

 

d.    Bagaimana dulu ia memperlakukan orang lain? Bagaimanakah balasan Tuhan kepadanya ?

Jika aku menolak keinginan fakir miskin, membuat sayu mata seorang janda; jika aku memakan makananku sendirian dan anak yatim tidak turut memakannya -- malah sejak masa mudaku aku membesarkan dia seperti seorang ayah, sejak dari kandungan ibuku aku menuntun janda itu; jika aku melihat orang binasa karena tidak punya pakaian, atau orang melarat tidak punya selimut, dan hatinya tidak memohonkan berkah bagiku, karena ia dihangatkan oleh bulu dombaku; jika aku mengacung-acungkan tinju terhadap anak yatim sebab kulihat ada yang menolong aku di pintu gerbang, maka biarlah bahuku lepas dari belikatku dan lenganku patah dari persendiannya (Ayub 31:16-22)

 

Setelah Ayub berdoa untuk sahabat-sahabatnya, ALLAH memulihkan keadaan mereka. Kemudian ALLAH menambahkan kepada Ayub dua kali lipat dari segala miliknya dahulu. Semua saudaranya laki-laki, saudaranya perempuan, dan semua kenalannya yang lama datang kepadanya dan makan bersamanya di rumahnya. Mereka turut berdukacita dan menghibur dia karena segala malapetaka yang telah ditimpakan ALLAH kepadanya. Masing-masing mereka memberi dia sekeping uang dan sebuah cincin emas. (42:10-11)

 

Ayub dari awal takut akan Allah, menjauhi kejahatan, baik dan murah hati, melayani semua orang dengan kasih, adalah orang benar… ini membuat orang-orang yang melihat keadaan dia yang berkekurangan, berusaha untuk membalasnya. Tuhan juga melalui hal ini memberi kepadanya 2x lipat dari yang pernah hilang darinya.

           

6.     Penderitaan yang dialami Paulus jauh melampaui kita, menurut II Kor 11:23-28, berkali-kali masuk penjara demi Kristus; 5 kali disesah, 3 kali didera, dilempari batu, 3 kali karam kapal, dikhianati teman, kerap kali tidak tidur, lapar dan dahaga, kerap kali berpuasa, namun tekanan dalam pelayanan tidak pernah berkurang, Jemaat–jemaat diberbagai Gereja yang ada kebutuhan, tetap mencari bantuan dari Paulus.

Andaikata peristiwa diatas terjadi atas dirimu, apakah reaksimu? Bagaimana pula reaksi Paulus? (II Kor.1:3-11)

Apakah mereka hamba Al Masih? Aku berkata seperti orang yang kehilangan akal: Aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih-lelah, lebih banyak dipenjarakan, jauh lebih banyak disesah, dan sering terancam maut. Lima kali, sebanyak empat puluh kurang satu cambukan setiap kalinya, aku disesah oleh orang Israil. Tiga kali aku dipukuli dengan tongkat, sekali dirajam, tiga kali mengalami kapal karam, dan sehari semalam terkatung-katung di laut. Dalam perjalanan, kerap kali aku mengalami marabahaya: Bahaya dari sungai, bahaya dari penyamun, bahaya dari pihak bani Israil, bahaya dari orang-orang yang tidak termasuk bani Israil, bahaya di kota, bahaya di padang belantara, bahaya di laut, dan bahaya dari orang-orang yang berpura-pura mengaku sebagai saudara seiman. Dalam kesukaran dan berjerih-lelah, kerap kali aku kurang tidur. Aku kelaparan dan kehausan. Kerap kali aku harus menahan lapar, kedinginan, dan kekurangan pakaian. Belum lagi hal-hal lainnya yang menjadi tanggung jawabku sehari-hari untuk memelihara semua jemaah. (II Kor 11:23-28)

 

3Segala puji bagi Allah, Sang Bapa dari Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi, yaitu Sang Bapa Yang Maha Pemurah dan Allah sumber segala penghiburan.

4Ia menghibur kami dalam berbagai kesusahan, supaya dengan penghiburan yang kami terima dari Allah itu, kami pun dapat menghibur orang yang berada dalam kesusahan.

5Karena seperti banyaknya sengsara Al Masih yang kami alami, begitu jugalah banyaknya penghiburan yang kami terima dari Al Masih.

6Jika kami mengalami kesusahan, hal itu adalah untuk menghibur kamu dan demi keselamatanmu juga. Jika kami dihibur, maka penghiburan itu pun akan menghibur kamu, sehingga kamu tetap tabah dalam kesengsaraan yang juga kami rasakan.

7Kami tetap berpengharapan atas kamu semua, sebab kami tahu jika kamu mengalami kesengsaraan seperti yang kami alami, maka kamu juga akan menerima penghiburan seperti yang kami terima.

8Kami pun hendak memberitahukan kepadamu, hai Saudara-saudaraku, mengenai kesusahan yang menimpa kami di Asia Kecil. Beban kami sangatlah berat, lebih daripada yang dapat kami tanggung, sehingga kami putus asa untuk terus hidup.

9Kami merasa seolah-olah telah dijatuhi hukuman mati. Namun, hal itu terjadi supaya kami tidak berharap kepada diri kami sendiri, melainkan kepada Allah yang menghidupkan kembali orang-orang mati.

10Dialah yang telah melepaskan kami dari bahaya yang amat mengerikan itu, dan Dia pulalah yang akan melepaskan kami. Kami menaruh pengharapan kepada-Nya bahwa Ia akan melepaskan kami lagi.

11Kamu pun harus membantu kami melalui doamu, sehingga banyak orang menaikkan syukur kepada Allah atas kami karena kepada kami dilimpahkan karunia berkat doa banyak orang.

(II Kor.1:3-11)

 

6.1.  Menurut Paulus , apa manfaat penderitaan bagi dirinya ? (1:4-5)

Dia percaya penderitaan membawa kebaikan bagi murid Tuhan sebagai berikut: lebih banyak dapat penghiburan dari Tuhan, lebih banyak mengalami Tuhan, lebih mudah percaya Tuhan, juga penderitaan membuat orang lebih matang.

          

6.2.  Menurut Paulus, apa manfaat penderitaan bagi orang lain? (1:6)

Dia percaya penderitaan membawa kebaikan bagi orang lain dalam hal: orang yang telah mengalami penderitaan lebih bisa memahami perasaan orang lain, lebih mengerti kebutuhan orang lain yang menderita, dan mereka lebih mudah menerima penghiburan.

           

6.3.  Jika Anda adalah murid yang bisa mengikuti ujian dengan baik, namun akhirnya hasilnya babak belur, nilai D= 9 pelajaran. Kemudian 2 orang teman sekelas datang menghiburmu; teman pertama nilai A= 9 pelajaran, dia mengatakan:” Ya....lumayan!”; teman kedua nilai F nya = 9 pelajaran, dia mengatakan:”kali ini hasilnya seperti ini, maju lagi, Tuhan tidak pernah memutuskan jalan orang, tidak apa-apa!”

 

Menurut Anda, penghiburan siapa yang lebih bisa membantumu? Mengapa?

Ini untuk menanggapi contoh di atas, pemimpin boleh biarkan anggota membagikan pandangan mereka.

 

     6.4. Menurut Paulus, apa manfaat penderitaan bagi Gereja? (1:11)

Penderitaan juga menyebabkan umat Tuhan lebih banyak kesempatan untuk mempraktekkan kasih Tuhan, kehidupan doa lebih hidup, kehidupan gereja lebih bangkit

 

            Gereja paling bertumbuh adalah saat terjadi penganiayaan, alasannya:

a.      Penderitaan bisa membersihkan gereja, orang-orang percaya akan lebih berkualitas

b.     Saat mengalami penderitaan, kesaksian orang-orang percaya lebih ada kekuatannya.

c.      Saat menderita, dianiaya, murid Tuhan lebih kuat.

 

7.     Konsep nilai Ayub dan Paulus tentang Penderitaan, telah merubah konsep apa dari dirimu? Dan telah memberikan bantuan apa kepadamu? Sharingkan!

Ini adalah waktu anggota meresponi pelajaran ini, pemimpin biarkan anggota meresponi lalu tutup dengan doa.

 

 

 

Kesimpulan

 

Ada orang yang memandang penderitaan sebagai kesempatan membentuk diri, ada pula yang menganggap sebagai hukuman dan kutukan Allah; konsep nilai yang brebeda tentang penderitaan, menghasilkan respons dan perasaan yang berbeda pula.

Melihat penderitaan dari sudut pandang Allah, serta belajar dari Ayub dan Paulus tentang konsep penderitaan mereka, pasti bisa menolong kita menjadi orang yang sakit, namun tidak menderita, cacat, tapi tetap menjadai orang yang berguna.

 

 

10    Hukum ketidaklancaran

 

Berterimakasihlah pada orang yang melukai engkau,

Karena ia melatih tekadmu

Berterimakasihlah pada orang yang membohongimu,

Karena ia menambah hikmatmu

Berterimakasihlah pada orang yang melukaimu,

Karena ia membentuk karaktermu

Berterimakasihlah pada orang yang memukulmu,

Karena ia merangsang daya juangmu

Berterimaksihlah pada orang yang membuang kamu,

Karena ia mengajarkanmu mandiri

Berterimakasihlah pada orang yang menyandungmu,

Karena ia memperkuat sepasang pahamu

Berterimakasihlah pada orang yang menegurmu,

Karena ia mengingatkan kelemahanmu

Berterimakasihlah pada orang yang menentangmu,

Karena ia membuatmu mempertimbangkandengan baik;

Berterimakasihlah pada orang yang berkata jujur padamu,

Karena mereka adalah sahabat-sahabatmu;

Berterimakashlah Tuhan ijinkan engkau mengalami ketidaklancaran

Agar engkau makin bertumbuh dewasa.

No comments: